Mohon tunggu...
Baldwine Honest G
Baldwine Honest G Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perempuan

Pendidik, Penulis

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Burnout pada Wanita Pekerja

22 November 2021   18:20 Diperbarui: 22 November 2021   20:32 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

                Seorang wanita dewasa yang sudah menikah mempunyai pilihan dalam hidupnya, apakah murni akan di rumah mengurus Rumah Tangga-nya secara penuh, ataukah harus berbagi waktu lagi dengan memilih bekerja di luar karena kebutuhan hidup atau karena gaya hidup yang berubah. Dengan perkembangan jaman, banyak wanita yang akhirnya memilih bekerja untuk bisa berperan dalam masyarakat, baik dalam dunia pendidikan, ekonomi, dan lainnya.  Dengan peran gandanya tersebut, tentu ada konsekuensinya, yaitu banyak konflik yang akan dihadapi wanita, karena kecuali kewajibannya untuk bisa menjadi istri dan ibu yang baik, namun juga ada tuntutan bekerja optimal di tempat mereka bekerja.

Dari beberapa penelitian disebutkan, tidak hanya wanita, pria pun masih bisa merasakan konflik antara keluarga dan pekerjaannya. Namun wanita lebih sering melaporkan keterlibatannya dalam konflik ini dari pada pria. Sebagian wanita mampu menyikapi peran ganda ini dengan baik, namun disisi lain ada sebagian wanita yang merasa kesulitan sehingga menimbulkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika dihadapkan dengan permasalahan terus menerus yang dapat menyebabkan tekanan, individu membutuhkan dukungan sosial. Wanita pekerja yang kurang mengalami dukungan sosial dan dalam kondisi tertekan, rentan mengalami stress dan jika secara berkepanjangan stress ini tidak diatasi maka cepat atau lambat wanita pekerja tersebut akan mengalami burnout. Burnout merupakan suatu ledakan emosi seseorang ketika ia sudah tidak mampu menahan tekanan-tekanan yang ada didalam dirinya. Burnout sering terjadi pada profesi yang pada pelaksanaan pekerjaanya diharuskan untuk berhadapan langsung dengan orang banyak.

Burnout merupakan suatu bentuk kelelahan yang disebabkan oleh pekerjaan yang terlalu intens, berdedikasi dan berkomitmen, pekerjaan yang terlalu banyak dan mempunyai jam kerja yang lama, sehingga mengesampingkan kebutuhan dan keinginan pekerja itu sendiri. Orang-orang yang bekerja dalam bidang pelayanan jasa, rentan mengalami burnout. Burnout menyebabkan wanita pekerja merasa lelah dengan pekerjaannya baik secara fisik maupun emosional. Apabila kondisi ini terus berlanjut dapat berdampak pada kecenderungan untuk berfikir keluar dari pekerjaannya. Wanita pekerja  akan mencari alternatif seperti mencari pekerjaan yang tempat kerja nya lebih nyaman dan menyenangkan. Dengan kondisi kerja yang menyenangkan dinilai dapat mengurangi burnout yang dialami di tempat kerja sebelumnya. Burnout yang tidak teratasi dengan baik dapat berdampak buruk terhadap kesehatan fisik dan mental.

Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mengatasi burnout pada pekerja/karyawan :

1. Perusahaan memahami pengaruh negatif burnout bagi karyawan. 

Perusahaan bisa mengadakan workshop motivasi dan wawasan tentang mengatasi burnout kepada karyawan

2. Memperbaiki budaya kerja

Mencegah burnout sebenarnya sangat mudah dilakukan. Budaya kerja perusahaan yang transparan, atasan yang selalu mengapresiasi usaha karyawan, dan memperhatikan work life balance akan lebih meningkatkan kesejahteraan karyawan. Sehingga keinginan karyawan untuk resign semakin berkurang.

3. Diskusi untuk Solusi 

Karyawan bisa melakukan diskusi bersama atasan untuk menyampaikan kritik dan saran terhadap beban kerja. Stres berat menjadi masalah kesehatan mental yang sering dihadapi karyawan.

Komunikasi yang baik dapat menangkal 'penyakit' pikiran yang disebabkan oleh burnout. Saling berinteraksi dalam membenahi masalah pekerjaan layaknya waktu dan sistem kerja.

4. Dukungan dari keluarga

Dukungan dari keluarga adalah terpenting. Saling memahami antar suami istri dan anggota keluarga lainnya. Saat burnout sudah dirasa sangat berat, maka harus dibicarakan solusi terbaik untuk semuanya.

Kelelahan dan stres dalam bekerja atau burnout bagi wanita pekerja bukanlah hal yang bisa disepelekan, karena dapat menambah konflik di keluarga dan juga di pekerjaannya, juga akan berpengaruh pada produktivitas dalam bekerja maupun kualitas hidup. Saat wanita pekerja sedang mengalami burnout, maka harus segera bergegas untuk mengatasinya. Sebaliknya, jika sedang dalam kondisi yang baik-baik saja maka harus dilakukan upaya pencegahan dengan mengelola waktu dengan bijak, dan menciptakan suasana kerja yang positif agar dapat tetap bersemangat dalam bekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun