Mohon tunggu...
Baldus Sae
Baldus Sae Mohon Tunggu... Penulis - Dekonstruktionis Jalang

Pemuda kampung. Tutor FIlsafat di Superprof. Jurnalis dan Blogger. Eks Field Education Consultant Ruangguru. Alumnus Filsafat Unwira. Bisa dihubungi via E-mail baldussae94@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bunga Mawar

20 Februari 2019   18:21 Diperbarui: 20 Februari 2019   18:34 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Syania 

Akbar, lelaki keras kepala dan terkenal playboy, yang selalu mengganguku di kampus. Kini telah berhasil mencuri hatiku.

Selama satu tahun, dengan berbagai penolakan. Dari kata-kata halus karena takut menyinggung perasaannya, hingga cacian demi cacian yang tidak patut didengar. Namun dia tetep berusaha mendapatkan cintaku.

Awalnya risih secara dia bukan tipeku banget, ya walaupun tidak bisa dipungkiri kegantengannya di atas rata-rata.  Namun karena kegigihannya perlahan hati ini luluh.

"Yank, kenapa sih dulu kamu keras kepala banget buat dapetin aku?".  tanyaku suatu ketika pada Akbar.

"Karena kamu satu-satunya cewe yang susah banget aku dapetin, klo cewe lain mah sekali kedip aja langsung dapet, kan kamu tau sendiri kekasih hatimu ini gantengnya tujuh turunan". dengan begitu pede dia menjawab.


"Iya ganteng tujuh turunan, pas tanjakan beda cerita. Dasar playboy cap kad*l buntung"

"Tapi sayangkan ...?". Ledeknya yang berhasil membuat pipiku langsung merah merona menahan malu.

Hari ini Akbar janji mau nganterin aku buat fithing baju pengantin untuk acara pernikahan kami.

Setelah kedua belah pihak keluarga memberi restu, Aku dan Akbar memutuskan untuk secepatnya meresmikan hubungan ini.

'Jangan lama-lama pacaran, takut keburu khilaf. lebih baik dihalalin bisa mengurangi dosa, dan nambah pahala lagi'.

Kata-kata Akbar yang membuatku terharu. Meskipun sedikit tidak percaya, cowo seperti dia ternyata bisa serius juga.

Sebelum ke butik, kami memutuskan mampir ke salah satu tempat makan. Mengisi perut yang dari pagi belum terisi makanan sedikitpun.

"Yank, hari inikan hari Anniv kita. Kamu ngga mau ngasih kado gitu buat aku?". Tanyaku pada Akbar yang sedang sibuk mengaduk es teh manis yang baru datang.

"Ya ampun, maaf yank aku lupa. Tau sendiri akhir-akhir ini sibuk banget ngurusin acara kita. Kamu mau kado apa nanti kita cari bareng-bareng aja yah". dengan raut wajah bersalah dia mengusap ujung rambutku.

"Aku mau itu" aku menunjuk sebuah toko bunga yang berada di seberang jalan tempat kita berada saat ini.

Tanpa kuberi tahu, Akbar pasti sudah mengerti bunga apa yang aku inginkan.

"Tunggu di sini sebentar yah, aku beli dulu".

Dari sebrang jalan, dengan sebuket mawar putih di tangan dia melambai ke arahku.

Entah kenapa, aku merasa senyumanya kali ini begitu berbeda. Senyuman yang sangat indah yang belum pernah aku lihat sebelumnya.

Dengan langkah pasti, dia menyebrang jalan dan disaat yang bersamaan, sebuah truk dengan kecepatan tinggi membentur tubuhnya hingga terpental beberapa meter.

Sesaat kemudian, orang-orang mulai mengelilingi tubuh Akbar yang sudah bersimpah darah.

"Sayank, please bertahan demi aku". terus kupegangi tangan akbar yang mulai dingin. Wajahnya begitu pucat karena pendarahan di kepalanya.

Suara sirene ambulance membuat jantung ini berdetak makin cepat. Khawatir, takut dan entah perasaan apalagi yg kurasa sekarang, ketika kulihat nafas Akbar semakin pelan.

Mungkinkah aku akan kehilangan dia, di saat pesta indah yang kita rencanakan telah tersusun rapi didepan mata?.

Byyurr ....

"Nina ...!  bangun udah siang begini loe masih aja ngimpi!".  ucap Kiara temen satu kost ku yang telah berhasil membuatku basah kuyup karena dia mengguyurkan satu botol air mineral ke badanku.

"Loe kenapa bangunin gue sih?, kan gara-gara elu mantan gue enggak jadi mati"

dengan muka kesel dan bibir yang entah sudah manyun berapa senti, aku maki Kiara.

Plaak ....

"Ngimpi aja digedein, udah cepetan sana mandi. Elu jadi dateng kan kenikahannya Akbar?". Kiara menonyor kepalaku sambil melangkah pergi.

"Hhuuaaa ...  Akbar kenapa loe tega banget sih, pacaran ama gue nikahnya sama orang lain".

Ruang kosong, 08 february 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun