Sebuah suara, sebuah suara yang datang dari  tak terbatas
Yang tak lagi membuat telinga  berdenting,
Sebuah suara, seperti gendang, terselubung
Masih menjangkau naluri kita, dengan bentuk penyamaran.
Meskipun dia tampaknya keluar dari makam purba
Dia hanya berbicara tentang suara tanpa rupa
Dia mengisi tubuh jiwa  dengan kekosongan,
Dia menyunggingkan senyuman paling dalam.
Aku mendengarkannya. Dan itu hanya suara tanpa rupa
Yang menembus ruang waktu kehidupan dan penderitaan,
Petir tanpa cahaya yang menerjang batin paling dalam.
Dan kau? Apakah kamu pernah mendengarnya?
Dia berkata "Rasa sakitnya akan berumur pendek"
Dia berkata "waktu yang indah sudah dekat."
Apakah kamu tidak mendengar suara tanpa rupa?
- Kini aku  memetik mawar putih yang cantik,
- Untuk menggantikan yang tersisa untuk waktu yang lama,
- Pemangkas kecilku mengganggu dahan,
- Aku berjalan di atas rumput, tanpa suara apapun.
Di taman aku melihat burung merpati yang rendah hati,- Mencari sarangnya sendiri sebelum gelapÂ
- Â Pikiranku melambung dan melambungÂ
- Menahan harapan akan cinta yang bersinar.
- Â
- Aku mengerti, aku tergila-gila dengannyaÂ
- Dia memberi  kebahagiaan dan kebahagiaan
- Nyanyian cinta dalam jiwaku yang tersembunyi,
- Apakah kamu tidak mendengar suara tanpa rupa?