Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Diskursus Pemikiran Pierre Felix Bourdieu (1)

11 Desember 2022   20:24 Diperbarui: 4 Agustus 2023   16:34 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pierre Felix Bourdieu/dokpri

Diskursus Pemikiran Pierre Felix Bourdieu (1)

Pierre Felix Bourdieu (pengucapan bahasa Prancis: [budj]) lahir pada 1 Agustus 1930 dan meninggal karena kanker paru-paru pada 23 Januari 2002 di Paris. Pierre Felix Bourdieu merupakan salah satu filsuf, sosiolog, dan antropolog penting di paruh abad ke-20; yang berpengaruh besar dalam ilmu sosial seperti kajian filsafat, sosiologi, antropologi, sejarah, ilmu politik, ekonomi politik, teori pendidikan, feminisme, teori sastra, kritik seni, dan teori komunikasi.

Bourdieu menamatkan SMA-nya di Lycee Louis Le Grand kemudian melanjutkan kuliah dengan mengambil jurusan filsafat di Ecole Normale Suprieure, yaitu universitas prestisus bagi calon intelektual di Prancis.

Setelah menamatkan kuliahnya, dia mulai berkarier dengan menjadi pengajar di Lycee de Moulins, kemudian menjadi asisten Raymond Aron, sambil mengajar secara paralel di Universitas Lille dan Universitas Paris, dan menyunting serial "Le Sens Commun". Bourdieu mulai tertarik dengan sosiologi setelah melakukan studi etnografi pada petani di Kabylia, ketika dia melaksanakan tugas militer di Aljazair

Bourdieu adalah filsuf yang terkenal dengan komitmennya sebagai 'intelektual publik' hingga akhir hayatnya. Gagasan utamanya terdiri dari "habitus", "modal", "ranah" atau "arena", dan "kekerasan simbolik." Konsep "habitus" Bourdieu dikenal karena kebaruannya yang dapat mengatasi dualisme antara individu dan masyarakat; struktur dan agen;[ serta objektivisme dan subjektivisme yang disebut juga sebagai strukturalisme genetik atau konstruktivisme strukturalis. Konsep "habitus" Bourdieu dapat digunakan pula sebagai analisis mekanisme dominasi.

Dalam pandangannya dominasi tidak lagi diamati hanya dari akibat-akibat luar, melainkan juga dari akibat-akibat yang dibatinkan. Pemikiran Bourdieu juga membangun suatu pandangan sosiologi pada berbagai bidang seperti ekonomi, budaya, politik, dan seni dengan memperhatikan dimensi simbolik yang tidak dibahas dalam tradisi sosiologi klasik Karl Marx; serta mengembangkan pendekatan sosiologi Weber dalam menjelaskan teori mekanisme-mekanisme dominasi.

Namun, pemikiran Bourdieu tidak terlepas dari berbagai kritik misalnya penggunaan gaya bahasa yang sulit dimengerti serta penggunaan analogi pada konsep "habitus" dan "ranah" yang dianggap terlalu menitikberatkan pada determinisme sehingga mereduksi realitas dan mengabaikan dimensi-dimensi lain dalam kehidupan;

Dalam buku ini, Pierre Pierre Felix Bourdieu menguraikan asumsi teoretis dasarnya, yang pada saat yang sama selalu merupakan prinsip yang muncul dari praktik proses penelitian konkret dan harus dibuktikan dalam praktik. Dalam analisis antara lain ruang sosial dan simbolik, sosiologi karya seni, birokrasi negara dan dalam diskusi dengan posisi filsuf "strukturalis", dengan pendekatan Strawson, Austin, Wittgenstein dan Kripke;

Kode sosial adalah sistem klasifikasi dasar realitas yang mendasari pemikiran orang tentang dunia. Ini pada dasarnya simbolis, yaitu pemikiran kita terjadi dalam asosiasi dan makna yang dipadatkan. Orang mengatur lingkungan mereka, mereka mengklasifikasikan; tidak secara individu, tetapi kolektif. Apa yang kita lihat, dengar, cicipi, cium dan rasakan, singkatnya: pengalaman, kita masukkan ke dalam kategori yang telah ditetapkan sebelumnya. Kategori-kategori ini adalah kekayaan budaya dan tidak diberikan secara alami. Mereka muncul dari pengkodean pada level simbolik.

Bertentangan dengan berbagai teori, yang menurutnya sosial didasarkan pada ekonomi atau hanya realisasi instrumental kebutuhan biologis, yaitu praktis, ahli etnologi saat ini berasumsi   "setiap penataan budaya melalui kekuatan material [mengandaikan]   kekuatan ini sudah diatur oleh budaya adalah   Praktis hanya dapat menjadi apa yang secara simbolis dikodekan sebagai praktis: "Tidak akan ada realitas praktis tanpa pengkodean simbolis dari mereka sebagai praktis; teori   sosial diciptakan dari tindakan sehari-hari. keputusan berjuta orang - benar-benar mengaburkan sifat sosial."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun