Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apa Itu Manusia?

29 Oktober 2022   08:23 Diperbarui: 29 Oktober 2022   08:32 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sini tidak ada lawan, di samping, atau serupa. Telinga terbenam dalam ruang pendengaran, di tengah peristiwa akustik. Menurut Sloterdijk, kondisi keberadaan manusia ditentukan oleh pendengaran dan penglihatan. Kami berada di dunia. Kami tidak terpisah darinya.

Dunia adalah rahim eksternal yang diatur secara teknis; Dunia macam apa yang dimasuki manusia? Ini adalah dunia yang terus-menerus diciptakan dan dipelihara terus-menerus oleh latihan bersama orang-orang. Anda datang ke dunia dengan jatuh dari rahim, istilah 'radang amandel rahim' Sloterdijk (dia jelas tidak pernah melahirkan sendiri) - dan hidup adalah satu kelahiran kedua yang panjang.

Manusia bukanlah jerapah yang dilempar ke tanah sudah tegak dengan keempat kakinya. Latihan adalah suatu kondisi. Anda tidak dimasukkan ke dalam ruangan yang sudah ada. Bagi Sloterdijk, ruang adalah sesuatu yang muncul sebagai hasil dari "kebersamaan pembentuk ruang orang dengan orang lain".

"Konsep ruang mendasari konsep masyarakat," dengan baik sebagai tempat khusus manusia masa depan dengan demikian secara fungsional memiliki kualitas rahim eksternal yang diatur secara teknis, di mana yang lahir menikmati hak istimewa yang belum lahir sepanjang hidup mereka," membaca Sloterdijk tentang "rumah kaca", yang memang dunia, tetapi yang  merupakan "taman" orang yang berlatih, di mana ia harus terus-menerus menjadi manusia.

Bagi Sloterdijk, kondisi manusia adalah mengubah kehidupan, secara teknis, secara teknologi. Karena teknologilah ungkapan "ada orang" bisa jadi benar. Pada saat yang sama, karena teknologilah kita mengubah dunia di sekitar kita, terkadang ke tingkat yang sangat berbahaya. Yang satu bergantung pada yang lain. Tanpa kemampuan manusia untuk mengoptimalkan diri, tidak mungkin tanpa kemampuan memahami  peleburan horizon manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun