Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apa Itu Teodisi?

4 Mei 2022   23:25 Diperbarui: 4 Mei 2022   23:32 3461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia membenarkan ide ini dengan mengambil argumen yang pernah digunakan oleh John Duns Scotus untuk menjelaskan konsepsi tanpa noda (dogma yang menurutnya Maria, Yesus, dilahirkan bebas dari dosa asal): karena pencipta adalah baik yang tak terbatas dan mahakuasa, Ia [Tuhan] tentu mencapai solusi terbaik; dalam praktiknya, ini menggabungkan dosis maksimum kebaikan dengan dosis minimum kejahatan yang diperlukan untuk memungkinkan yang terbaik dari semua kemungkinan dunia. Argumen ini akan dicemooh oleh Voltaire di Candide.

Teodisi menyoroti harmoni yang baik dan yang jahat. Leibniz mencirikan mereka sebagai dua kutub yang saling bergantung: kejahatan tidak akan ada tanpa kebaikan, dan sebaliknya. 

Saling ketergantungan ini terutama terlihat pada tingkat individu, di mana rasa sakit dan kecemasan mengkondisikan, dengan efek kontras, kesenangan dan kebahagiaan. "Tetapi akan dikatakan, tulis sang filsuf,  kejahatan itu besar dan jumlahnya banyak, dibandingkan dengan barang-barangnya: seseorang salah. Hanya kurangnya perhatian yang mengurangi barang-barang kita, dan perhatian ini harus diberikan kepada kita oleh beberapa campuran kejahatan" (Essays on Theodici).

Leibniz merinci harmoni khusus untuk setiap jenis kejahatan: kejahatan metafisik ada hanya dibandingkan dengan kesempurnaan pencipta, dibandingkan dengan dunia yang akan selalu tidak sempurna; kejahatan fisik memunculkan kebajikan yang lebih tinggi, seperti ketabahan, kepahlawanan, dan pengorbanan diri; akhirnya, kejahatan moral -- yang paling bermasalah -- sebenarnya bukan esensi kejahatan, karena merupakan defisit kebaikan. 

Dengan demikian, kebaikan terletak di matanya dalam peningkatan keseimbangan antara dua kutub. Kesenangan didefinisikan, misalnya, sebagai kemajuan menuju kebahagiaan, kemajuan yang dihasilkan dari mengatasi dan mengurangi rasa sakit melalui kepuasan keinginan. Namun, kebahagiaan tidak bergantung pada kenikmatan total dan abadi. Bagi Leibniz, ini adalah kemajuan yang berkelanjutan dan seimbang menuju kesempurnaan baru.

Citasi: Gottfried Wilhelm Leibniz,. 2020,Theodicy: Essays of Theodicy on the Goodness of God, the Freedom of Man and the Origin of Evil,. e-artnow.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun