Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Jawaban Filsafat tentang Covid-19 dan Hipotesis Gaia

23 Mei 2021   13:27 Diperbarui: 23 Mei 2021   13:31 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hipotesis Gaia || DOKPRI

 Akibat Covid19 maka tatanan kemanusiaan telah bergerak menuju absurditas, fragmentasi, dan nihilisme. Hyper-reality dan techno-culture telah mendominasi panggung. Nilai hidup telah lenyap. 

Umat manusia mengalami depresi berat. Kapitalisme lebih unggul nampaknya mengalami kebuntuan atau setidaknya mengalamu pardoks. Estetika seni dan sastra telah digantikan oleh dominasi visual dan aktivitas para-sastra manusia, seperti komik, musik elektronik, tiktok, para youtuber, dan film dengan efek visual yang kuat. 

Karena itu, umat manusia membutuhkan guncangan yang kuat untuk memulihkan kreativitas, kesederhanaan, kemampuan mengevaluasi keindahan, dan menghargai nilai kehidupan itu sendiri. Di sini, Covid19 yang katanya disebut sebagai "virus China" membatalkan sebagain besar kemampuan mentalitas dan filosofi manusia.

Selama beberapa bulan, mentalitas manusia telah berubah total. Terlepas dari perasaan depresi akibat karantina, isolasi mandiri, pemakaman diluar kewajaran, manusia mulai berharap untuk memulihkan kehidupan pasca-Corona. 

Kini pasca corona, nilai hidup itu sendiri mulai berkembang kembali setelah bertahun-tahun putus asa dan kecewa. Coronisme telah mengubah banyak aspek kehidupan seperti masalah agama, hubungan manusia-teknologi, globalisasi, nilai kehidupan, hubungan politik, kegiatan pendidikan,  dan hubungan manusia-alam.

Mengenai masalah agama di Zaman Korona, manusia yang tadinya cenderung mengabaikan agamanya karena kapitalisme yang melimpah dan krusial kebutuhan finansial, mulai merindukan makna spiritual dalam hidup mereka setelah menutup semua tempat ibadah karena prosedur kesehatan dan larangan berkumpul sesuai aturan kesehatan dari pemerintah. 

Penutupan ini, memunculkan rasa spiritualitas dan agama yang kuat karena manusia tidak dapat melakukan ritual keagamaannya, selain melalui virtual.

Hubungan antara Corona dan teknologi memiliki dua hubungan yang kontradiktif. Yang pertama terkait erat dengan kemampuan teknologi dalam menghadapi berbagai bencana seperti yang muncul dalam "fenomena bekerja dari rumah" saat krisis Corona, selain peran teknologi dalam mencari pengobatan virus. 

Teknologi telah membuktikan perannya sebagai pilar masyarakat Corona karena menyediakan cara yang aman dan cepat untuk bekerja dan berkomunikasi.

Di sisi lain, fitur kedua dari koneksi manusia-teknologi di Zaman Corona adalah keadaan penolakan terhadap teknologi yang diciptakan oleh manusia yang berharap dapat memulihkan kehidupan nyata mereka.

Kebanyakan manusia bahkan yang berurusan dengan teknologi melalui "bekerja dari rumah" sudah bosan dengan kehidupan yang terisolasi teknologi ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun