Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Apa Itu Emosi?

27 Februari 2021   19:31 Diperbarui: 27 Februari 2021   19:32 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lebih dari seabad yang lalu, pada tahun 1870-an, Charles Darwin mengemukakan emosi berevolusi karena memiliki nilai adaptif. Misalnya, rasa takut berkembang karena membantu orang bertindak dengan cara yang meningkatkan peluang mereka untuk bertahan hidup. Darwin percaya ekspresi wajah dari emosi adalah bawaan (terprogram). Dia menunjukkan ekspresi wajah memungkinkan orang dengan cepat menilai permusuhan atau keramahan seseorang dan untuk mengkomunikasikan niat kepada orang lain.

Teori emosi evolusi terbaru menganggap emosi sebagai respons bawaan terhadap rangsangan. Ahli teori evolusi cenderung meremehkan pengaruh pemikiran dan pembelajaran terhadap emosi, meskipun mereka mengakui keduanya dapat berpengaruh. Ahli teori evolusi percaya semua budaya manusia memiliki beberapa emosi utama, termasuk kebahagiaan, penghinaan, keterkejutan, rasa jijik, kemarahan, ketakutan, dan kesedihan. Mereka percaya semua emosi lain dihasilkan dari campuran dan intensitas yang berbeda dari emosi primer ini. Misalnya, teror adalah bentuk emosi utama ketakutan yang lebih intens.

Pada tahun 1880-an, dua ahli teori, psikolog William James dan ahli fisiologi Carl Lange, secara independen mengajukan sebuah gagasan yang menantang keyakinan akal sehat tentang emosi. Ide ini, yang kemudian dikenal sebagai teori James-Lange, adalah orang mengalami emosi karena mereka merasakan respons fisiologis tubuh mereka terhadap peristiwa eksternal. Menurut teori ini, orang tidak menangis karena merasa sedih. Sebaliknya, orang merasa sedih karena menangis, dan demikian pula, mereka merasa bahagia karena tersenyum. Teori ini menunjukkan keadaan fisiologis yang berbeda sesuai dengan pengalaman emosi yang berbeda.

Ahli fisiologi Walter Cannon tidak setuju dengan teori James-Lange, mengajukan tiga argumen utama yang menentangnya:Orang bisa mengalami gairah fisiologis tanpa mengalami emosi, seperti saat mereka sedang berlari. (Jantung berdebar dalam hal ini bukanlah indikasi ketakutan.)

Reaksi fisiologis terjadi terlalu lambat untuk menimbulkan pengalaman emosi, yang terjadi dengan sangat cepat. Misalnya, ketika seseorang berada di gang yang gelap sendirian, suara yang tiba-tiba biasanya langsung menimbulkan rasa takut, sedangkan "gejala" fisik dari ketakutan umumnya mengikuti perasaan itu.

Orang dapat mengalami emosi yang sangat berbeda bahkan ketika mereka memiliki pola gairah fisiologis yang sama. Misalnya, seseorang mungkin memiliki jantung yang berdebar kencang dan napas yang cepat baik saat marah maupun saat takut.

Cannon mengajukan teorinya sendiri tentang emosinya pada 1920-an, yang diperluas oleh ahli fisiologi lain, Philip Bard, pada 1930-an. Teori Cannon-Bard yang dihasilkan menyatakan pengalaman emosi terjadi pada saat yang sama ketika gairah fisiologis terjadi. Tidak ada yang menyebabkan yang lainnya. Otak mendapat pesan yang menyebabkan pengalaman emosi pada saat yang sama sistem saraf otonom mendapat pesan yang menyebabkan gairah fisiologis.

Pada 1960-an, Stanley Schachter dan Jerome Singer mengajukan teori berbeda untuk menjelaskan emosi. Mereka mengatakan pengalaman emosi orang bergantung pada dua faktor: gairah fisiologis dan interpretasi kognitif dari gairah itu. Ketika orang merasakan gejala fisiologis dari gairah, mereka mencari penjelasan lingkungan dari gairah ini. Label yang diberikan orang pada emosi tergantung pada apa yang mereka temukan di lingkungan mereka.

Contoh: Jika seseorang mendapati dirinya berada di dekat sekumpulan orang yang marah ketika dia secara fisiologis terangsang, dia mungkin melabeli gairah itu sebagai "amarah". Di sisi lain, jika dia mengalami pola yang sama dari gairah fisiologis di konser musik, dia mungkin melabeli gairah tersebut sebagai "kegembiraan".

Schachter dan Singer setuju dengan teori James-Lange orang menyimpulkan emosi ketika mereka mengalami gairah fisiologis. Tetapi mereka setuju dengan teori Cannon-Bard pola rangsangan fisiologis yang sama dapat menimbulkan emosi yang berbeda.

Penelitian psikolog Richard Lazarus telah menunjukkan pengalaman emosi orang bergantung pada cara mereka menilai atau mengevaluasi peristiwa di sekitar mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun