Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apa Itu "Novelty"?

19 Februari 2020   00:40 Diperbarui: 17 Juni 2021   09:48 7056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prof Apollo_UMB Jakarta | dokpri

Apa itu "Novelty"

"Novelty" bisa disebut "Kebaruan" atau originalitas, atau temuan baru, bisa dalam berbagai bentuk karya ilmu, seni, dan hal-hal lain yang bersifat melampaui [beyond]; atau novelty dapat dihasilkan melalui episteme menggunakan  kreativitas, analogi, dan model mental;

Oleh penggas awal filsafat pencerahan Metode Francis Bacon, sebagaimana dijelaskan dalam Novum Organum (1620; "Instrumen Baru"), terdiri dari tiga langkah utama: pertama, deskripsi fakta; kedua, tabulasi, atau klasifikasi, dari fakta-fakta itu menjadi tiga kategori ini;

"Novum Organum", atau dipahami secara umum "Novelty" adalah "Know" itu sendiri bisa dihasilkan melalui {1] knower atau subjek yang melakukan penelitian secara lahiriah dan batiniah,  atau dalam diri sendiri [subjektivitas pengetahuan]; [2] melalui knowing atau pada proses mengetahui menjelaskan fenomena bisanya disebut pembuatan model paradigm; [3] melalui known atau [objek] baik melalui experiment pada bentuk objek formal atau materialnya, atau oleh Aristotle 1 substansi, dan 9 kategori;  Ketiga proses ini bisa dilakukan secara parsial atau simultan, dengan membuat pertanyaan.

Baca juga: Menilai Sebuah Tulisan, “Novelty” yang Pertama Dicari

Maka kunci utama novelty adalah "kemampuan membuat pertanyaan", dan pertanyan itu adalah bentuk "meragukan" atau skeptis. Maka segala sesuatu harus diragukan, itulah cara untuk menenukan suatu orginalitas. 

Secara umum pertanyaan itu muncul dari gaap, antara "apa yang seharusnya [kontemplasi theoria] vs fakta empiric atau data fakta. Dua gaap kondisional situasional  inilah memunculkan pertanyaan untuk menghasilkan hal-hal untuk dijawab dan diselesaikan;

Jawabanya bisa berupa dukaan [prasangka] atau dikenal dengan hipotesis,  dihasilkan dari proses suatu logika [deduksi-sylogisme] yang bersifat matematis_apriori; melalui pakal pikir yang jelas dan terpilah-pilah dan memiliki makna umum;

Karena hipotesis adalah prasangka yang didasarkan pada Grand Theoria atau kondisional pengetahuan sebelumnya atau riset yang sudah mapan, teruji berulang-ulang; maka tugas riset adalah memvalidasi pengetahuan tersebut dengan data- fakta empiric dalam bentuk pengelaman indrawi atau pada  keseluruhan [populasi], atau bisa melalui sampling semacam "post factum" untuk menguji kategori "Jika .... Maka ..... [determinisme kausalitas, atau sebab akibat];

Dualisme ilmu harus dipakai antara deduksi [apriori] dan induksi [aposteori] atau matematika dan statistika dalam menentukan apakah ada temuan beruapa [a] konsistensi; [d] koherensi; atau [c] falisifikasi pergeseran ilmu;  Dulisme antara deduksi induksi menghasilkan pragmatism ilmu atau kegunaan ilmu untuk {a] menjelaskan, [b] memahami, [c] mengendalikan, [d] meramalkan;

Untuk memahami, dan memperoleh "Novelty" tidak mudah,  membutuhkan ketekunan, waktu yang lama, dan diperlukan validasi dengan lintas kajian para "expert" dalam bidang ilmu secara integralistik dan holistic.

Jadi Novelty atau keterbaharuan adalah tidak mudah, dan bukan pekerjaan gampangan, atau absurd harus ada logika yang ketat [rigoritas] logika, validitas konsistensi data,  menghasilkan sesuatu yang unik, dan berguna karena hal itu "penting" dalam upaya sintesis pengetahuan yang luar biasa, diurutkan secara rasional dan komprehensif sehingga setiap disiplin ilmu dapat memperoleh manfaat dari penemuan yang lain. 

Baca juga: Tips Menuliskan Novelty Sebuah Penelitian Tesis

Novelty bagi para filsuf yang mendukung pendekatan ini setuju logika penemuan harus dikarakteristikkan sebagai seperangkat prinsip heuristik daripada sebagai proses penerapan logika induktif atau deduktif pada serangkaian proposisi teruji dan daoat diuji kembali dengan hasil yang sama {konsistensi};

Yang kedua "dalil Baru" diperoleh jika hasil mengalami "Anomali dan struktur penemuan "  maka Novelty dapat dijelaskan dengan dalil baru pada kerangka  Thomas Kuhn, atau Karl Popper  tentang munculnya fakta dan teori baru;

Paradigma Kuhn adalah : P1 =paradigma adanya aliran saling bertentangan, namun P1 dapat di terima dengan itu paradigma di bentuk; NS = masuk dalam fase normal science; A = anomali penyimpangan dari paradigma lama ke paradigma baru; K = Krisis akibat kuatnya anomali; REV = akibat krisis timbul rekontruksi teori /asimilasi evaluasi ulang terhadap fakta sebelumnya sehingga terjadi revolusi alamiah; P2 = terjadilah perubahan standar dan kriteria keabsahan ilmu, tranformasi the scientific imagination, tranformation of the world. Ilmu berputar : P1 ==> NS ==> A ==> K ==> REV ==> P2. Kuhn berpendapat: Ilmu tidak mencari kebenaran, tapi mencoba menjawab teka teki; sebab ilmu harus mampu memecahkan masalah sebanyak mungkin.

Atau Metode Karl Popper yang dipakai adalah: P1.....> TS.....> EE.....> P2....>TS ....>EE .....> P3 dan seterusnya. Artinya P1 = problem awal (penolakan terhadap teori yang ada); TS = tentatif solution (solusi penyelesaian teori); EE = error elimination (penyataan yang di tarik dari teori baru untuk diuji empirik/di coba alternative ; P2 = problem baru (teori baru yang bermasalah).

Saran saya jika ingin paham cara menemukan "Novelty" atau memahami konsep ini maka wajib  memahami Buku Immanuel Kant, untuk secara mental matang menjawab 3 hal pada pertanyaan Kant: (a) What can I know? Atau apa yang dapat saya ketahui, (b) What should I do? Apa yang dapat saya kerjakan, (3) What may I hope? Apa yang dapat saya harapkan.

Baca juga: Urgensi Novelty Penelitian bak Garam dalam Masakan

Sekali lagi  Francis Bacon tentang "metode baru" seperti yang disajikan dalam Novum Organum adalah contoh yang menonjol. Karya Bacon menunjukkan cara terbaik untuk sampai pada pengetahuan tentang "bentuk kodrat" (sifat paling umum dari materi) melalui penyelidikan sistematis kodrat fenomenal. Bacon menggambarkan bagaimana pertama mengumpulkan dan mengatur fenomena alam dan fakta eksperimental dalam tabel, bagaimana mengevaluasi daftar ini, dan bagaimana memperbaiki hasil awal dengan bantuan percobaan lebih lanjut. 

Melalui langkah-langkah ini, peneliti akan sampai pada kesimpulan tentang "bentuk alam" yang menghasilkan sifat fenomenal tertentu. Intinya adalah bahwa untuk Bacon, prosedur membangun dan mengevaluasi tabel dan melakukan eksperimen menurut Novum Organum mengarah pada pengamanan pengetahuan. Prosedur demikian memiliki "kekuatan pembuktian".

Atau bidang lain kajian dan  tujuan Newton dalam Philosophiae Naturalis Principia Mathematica adalah untuk menyajikan metode untuk pengurangan proposisi dari fenomena sedemikian rupa sehingga proposisi tersebut menjadi "lebih aman" daripada proposisi yang dijamin dengan menyimpulkan konsekuensi yang dapat diuji. 

Newton tidak berasumsi   prosedur ini akan mengarah pada kepastian absolut. Orang hanya bisa mendapatkan kepastian moral untuk proposisi yang dijamin. Poin bagi para filsuf sains saat ini adalah bahwa pendekatan ini adalah ateori generatif dari metode ilmiah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun