Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apa Itu "Novelty"?

19 Februari 2020   00:40 Diperbarui: 17 Juni 2021   09:48 7056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prof Apollo_UMB Jakarta | dokpri

Jadi Novelty atau keterbaharuan adalah tidak mudah, dan bukan pekerjaan gampangan, atau absurd harus ada logika yang ketat [rigoritas] logika, validitas konsistensi data,  menghasilkan sesuatu yang unik, dan berguna karena hal itu "penting" dalam upaya sintesis pengetahuan yang luar biasa, diurutkan secara rasional dan komprehensif sehingga setiap disiplin ilmu dapat memperoleh manfaat dari penemuan yang lain. 

Baca juga: Tips Menuliskan Novelty Sebuah Penelitian Tesis

Novelty bagi para filsuf yang mendukung pendekatan ini setuju logika penemuan harus dikarakteristikkan sebagai seperangkat prinsip heuristik daripada sebagai proses penerapan logika induktif atau deduktif pada serangkaian proposisi teruji dan daoat diuji kembali dengan hasil yang sama {konsistensi};

Yang kedua "dalil Baru" diperoleh jika hasil mengalami "Anomali dan struktur penemuan "  maka Novelty dapat dijelaskan dengan dalil baru pada kerangka  Thomas Kuhn, atau Karl Popper  tentang munculnya fakta dan teori baru;

Paradigma Kuhn adalah : P1 =paradigma adanya aliran saling bertentangan, namun P1 dapat di terima dengan itu paradigma di bentuk; NS = masuk dalam fase normal science; A = anomali penyimpangan dari paradigma lama ke paradigma baru; K = Krisis akibat kuatnya anomali; REV = akibat krisis timbul rekontruksi teori /asimilasi evaluasi ulang terhadap fakta sebelumnya sehingga terjadi revolusi alamiah; P2 = terjadilah perubahan standar dan kriteria keabsahan ilmu, tranformasi the scientific imagination, tranformation of the world. Ilmu berputar : P1 ==> NS ==> A ==> K ==> REV ==> P2. Kuhn berpendapat: Ilmu tidak mencari kebenaran, tapi mencoba menjawab teka teki; sebab ilmu harus mampu memecahkan masalah sebanyak mungkin.

Atau Metode Karl Popper yang dipakai adalah: P1.....> TS.....> EE.....> P2....>TS ....>EE .....> P3 dan seterusnya. Artinya P1 = problem awal (penolakan terhadap teori yang ada); TS = tentatif solution (solusi penyelesaian teori); EE = error elimination (penyataan yang di tarik dari teori baru untuk diuji empirik/di coba alternative ; P2 = problem baru (teori baru yang bermasalah).

Saran saya jika ingin paham cara menemukan "Novelty" atau memahami konsep ini maka wajib  memahami Buku Immanuel Kant, untuk secara mental matang menjawab 3 hal pada pertanyaan Kant: (a) What can I know? Atau apa yang dapat saya ketahui, (b) What should I do? Apa yang dapat saya kerjakan, (3) What may I hope? Apa yang dapat saya harapkan.

Baca juga: Urgensi Novelty Penelitian bak Garam dalam Masakan

Sekali lagi  Francis Bacon tentang "metode baru" seperti yang disajikan dalam Novum Organum adalah contoh yang menonjol. Karya Bacon menunjukkan cara terbaik untuk sampai pada pengetahuan tentang "bentuk kodrat" (sifat paling umum dari materi) melalui penyelidikan sistematis kodrat fenomenal. Bacon menggambarkan bagaimana pertama mengumpulkan dan mengatur fenomena alam dan fakta eksperimental dalam tabel, bagaimana mengevaluasi daftar ini, dan bagaimana memperbaiki hasil awal dengan bantuan percobaan lebih lanjut. 

Melalui langkah-langkah ini, peneliti akan sampai pada kesimpulan tentang "bentuk alam" yang menghasilkan sifat fenomenal tertentu. Intinya adalah bahwa untuk Bacon, prosedur membangun dan mengevaluasi tabel dan melakukan eksperimen menurut Novum Organum mengarah pada pengamanan pengetahuan. Prosedur demikian memiliki "kekuatan pembuktian".

Atau bidang lain kajian dan  tujuan Newton dalam Philosophiae Naturalis Principia Mathematica adalah untuk menyajikan metode untuk pengurangan proposisi dari fenomena sedemikian rupa sehingga proposisi tersebut menjadi "lebih aman" daripada proposisi yang dijamin dengan menyimpulkan konsekuensi yang dapat diuji. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun