Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Episteme Paracelus "Manunggaling Kawula Gusti" [1]

17 Maret 2019   17:07 Diperbarui: 29 April 2019   01:51 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kualitas pertama [1] adalah kebijaksanaan, bukan pengetahuan yang diperoleh dari buku-buku, tetapi pemahaman tentang Alam yang datang dari dalam. Seorang dokter atau tabib  harus menggunakan intuisinya dan mengandalkan pengalamannya sendiri, daripada menerima secara membabi buta apa yang diajarkan oleh orang lain. Filsuf Paracelus mengatakan bahwa seorang dokter harus menjadi ahli astrologi, untuk memahami prinsip-prinsip alam semesta yang sesuai dengan prinsip-prinsip tubuh; dan seorang alkemis, untuk memahami kimia kehidupan.

Sifat penting lainnya adalah empati: "Karena itu dokter harus diberkahi dengan cinta kasih dan kasih sayang yang tidak kurang dari yang diberikan Gusti Allah kepada manusia." Paracelsus mempraktikkan prinsipnya  seorang dokter harus memperlakukan semua orang secara adil, menawarkan jasanya kepada orang kaya dan orang miskin dan membebankan biaya pada mereka sesuai dengan kemampuan mereka untuk membayar.

Kualitas ke [2] menurut Filsuf Paracelus, adalah kemurnian dan tujuan tunggal. Karakter moral seorang dokter harus melampaui celaan, karena itu lebih berpengaruh pada pasien daripada obat apa pun. Dia tidak boleh ambisius, serakah, sia-sia, sombong, iri, atau tidak suci karena karakteristik ini tidak sesuai dengan kebijaksanaan ilahi yang dimiliki oleh dokter sejati. Seorang dokter harus murni secara fisik, jujur secara intelektual, dan orang yang berintegritas.

Kontribusi Filsuf Paracelus untuk obat-obatan. Paracelsus tidak memasukkan studi tentang anatomi manusia, yang kemudian menyebar melalui Italia sebagai bagian dari gerakan humanis, dalam sistem kedokterannya. Akibatnya, teorinya tidak lengkap dan tidak membawa perubahan signifikan dalam bidang kedokteran. Namun, dia memberikan kontribusi di banyak bidang.

Paracelsus percaya   seorang dokter harus melanjutkan dari penyebab ke efek, alih-alih memulai diagnosis dengan tubuh itu sendiri, dengan mengatakan, "Dokter harus melanjutkan dari hal-hal eksternal, bukan dari manusia." Filsuf Paracelus percaya dalam mengobati penyebab penyakit daripada hanya gejalanya.

... Anatomi yang lebih penting adalah Anatomi manusia batiniah yang hidup. Yang terakhir adalah jenis Anatomi yang paling penting untuk diketahui dokter. Jika kita mengetahui Anatomi manusia batiniah, kita mengetahui Prima Materia, dan dapat melihat sifat penyakit serta pengobatannya.


Paracelsus percaya praktik kedokteran harus didasarkan pada pengalaman, pengamatan, dan eksperimen. Filsuf Paracelus adalah orang pertama yang mencatat bahwa debu yang dihirup, bukan arwah bawah tanah, adalah penyebab penyakit paru-paru pada penambang. Filsuf Paracelus mengaitkan terjadinya gondok dengan kurangnya elemen vital dalam air minum, dan menemukan hubungan antara gondok pada orang dewasa dan kretinisme (suatu kondisi yang disebabkan oleh kerusakan kelenjar tiroid) pada anak-anak mereka. Paracelsus mengidentifikasi penyakit tertentu yang disebabkan oleh unsur-unsur racun dicerna atau dihirup ke dalam tubuh pasien, sebuah konsep yang kemudian mengarah pada penemuan bakteri dan virus sebagai penyebab penyakit.

Di Eropa abad pertengahan, orang gila dianggap dirasuki oleh roh-roh jahat; Filsuf Paracelus menganggap kegilaan sebagai penyakit dan mendesak agar orang gila diperlakukan dengan baik. Dia juga mengajarkan bahwa keadaan pikiran seseorang memiliki efek yang kuat pada tubuh fisik mereka, dan banyak gejala dan penyakit memiliki penyebab psikologis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun