Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hakekat Universal Hari Raya Nyepi

7 Maret 2019   11:08 Diperbarui: 7 Maret 2019   12:28 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata ['sepi ing pamrih'] berarti "tidak mengharapkan penghargaan, pujian, atau hadiah, gaji, upah, laba, jabatan, kekuasaan,  dan seterusnya yang bersifat material jasmani. Kita semua umat manusia dipanggil, dipilih untuk menjadikan makna dalam hidup dalam tindakan terbaik, paling baik, tanpa pamrih apapun. 

Memberi tanpa mengharap menerima atau melalukan apapun dengan iklas suka rela. Dan tidak hanya berhenti pada kondisi ini tetapi terhadap apapun yang menimpa, dan mengenakan kita dalam pengalaman hidup yang dialami dihayati. 

Sedangkan kata {"Rame ing gawe"],    memiliki makna  manusia idial adalah manusia yang selalu memiliki sikap mental giat, rajin, "tekun", tidak mudah patah semangat, memiliki jiwa juang tanpa kenal menyerah dalam hal apapun, dan kondisi apapun, dan senantiasa selalu berterima kasih dalam kondisi untung, malang, suka dan duka. Terus berjuang, dan berjuang sampai akhirnya menemukan apa yang disebut penyatuan diri manusia atau bahkan jika mungkin melihat wajah Tuhan Yang Maha Esa  dalam batin.

Ini lah saya sebut sebagai upaya apa yang disebut makna kata ["Nyepi"] yakni martabat manusia paling luhur paling utama, pada kondisi-kondisi life experience untuk belajar mempraktikkan keadilan dan kesempatan (the others) dapat melanjutkan kehidupan bermartabat yang melampaui (Beyond) sebagai presentasi bermanifestasi (menyatakan diri) kehadiran kita memberikan ketulusan tanpa pamrih kepada semua umat manusia secara universal atau dalam bahasa nenek moyang kita {"Rame ing gawe sepi ing pamrih, memayu hayuning bawana"}.

Maka dengan melakukan transformasi kata ["nyepi"] memiliki makna positif bila dikaitkan dengan episteme makna: [1] Kata ['sepi ing pamrih']  ; [2] {"Rame ing gawe"],   kemudian menghasilkan apa yang disebut [3] "Memayu Hayuning Bawana" dapat diartikan memperindah dan mempercantik seluruh isi dunia (Buana atau Bawana), wujud budi luhur [lahir batin] manusia yang wajib dimiliki tanpa syarat setiap umat manusia.

Dan semoga dengan memahami makna 3 makna [1]   ['sepi ing pamrih']  ;   {"Rame ing gawe"],     [3] "Memayu Hayuning Bawana" maka Hakekat Universal Hari Raya Nyepi bisa menjadi Bangsa Indonesia menjadi lebih baik, lebih bahagia, dan lebih sejahtera bagi seluruh umat manusia. Semoga Demikian, terima kasih, dan selamat Hari Raya Nyepi 2019, dan Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberkati, dan meridhoi seluruh umat manusia. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun