Urgensi latar belakang  penelitian kedua adalah skeptisme model Sir Francis Bacon (1561-1626) disejajarkan dengan  ilmu akuntansi  dan auditing saat ini mencapai anomali, dan krisis dilakukan dengan (a) Idola tribus manusia menarik simpulan tanpa dasar secukupnya; dangkal, tidak memadai, (b) Idola specus simpulan berdasarkan prasangka, selera apriori, (c) Idola fori/pasar mengikuti selera publik, umum yang simpulan belum tentu benar, (d) Idola theatri berdasarkan dogmatis, mitos, gaib, realitas dunia adalah palsu.Â
Kemudian Mill menganjurkan Logika Induksi sebagai lingkaran setan (petitio) simpulan dalam premis, premis bertumpu pada empirik. Karena itu model akuntansi dan auditing harus menggunakan model lebih luas dalam bidang sosiologi, psikologi atau kemampuan ilmu akuntansi berdialog dengan ilmu lainnya.Â
Argumentasi dalam Skeptis-Metodis dikenal dengan istilah (a) Ren'e Descartes (1596-1650) Aku berpikir maka aku ada (=Cogito ergo sum), (b) Santo Agustinus (354-430), kalau aku keliru itu berarti saya ada (="Si fallor, sum,"), (c) Maine de Biran (1766 -- 1824), Saya  Merasa,  Maka Saya Ada (=Volo, ergo sum) sehingga sampai kepada Kant (1724-1804), kebaikan tertinggi (summum bonum).