Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Descartes, Meditations [12]

24 Oktober 2018   01:59 Diperbarui: 24 Oktober 2018   02:06 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembacaan ini dibuat masuk akal oleh fakta  persepsi saya yang jelas dan berbeda  3 + 3 = 6  adalah penilaian dan karena itu terbuka terhadap kesalahan, sedangkan persepsi saya yang jelas dan berbeda  Allah ada hanyalah sebuah ide dalam arti yang ketat, tanpa penilaian.

Strategi lain adalah mengevaluasi kembali peran epistemologis yang dimaksudkan Tuhan untuk dalam Renungan atau pembatinan mendalam. Menurut bacaan ini, Tuhan tidak mungkin dimaksudkan oleh Descartes sebagai konfirmasi pada  persepsi yang jelas dan berbeda. Jika itu kasusnya, itu akan menjadi smanusia-smanusia untuk mencoba membuktikan keberadaan Tuhan dengan cara intelek, karena  tidak dapat membuktikan apa pun dengan cara intelek sampai  tahu  Tuhan itu ada.

Daripada melihat Tuhan sebagai konfirmasi pada persepsi yang jelas dan berbeda[Clara Et Distinta Ideas],   dapat membaca Tuhan sebagai penyangga terhadap keraguan.   Persepsi  yang jelas dan berbeda  [Clara Et Distinta Ideas],  secara independen dari Tuhan, tetapi keberadaan Tuhan juga memberi  kepastmanusian yang tidak mungkin  miliki.

Dalam "Meditations on First Philosophy", ini, (b) adalah benar, tetapi   merumuskan kembali (a) mengatakan   dapat menegaskan kembali persepsi  yang jelas dan berbeda secara retrospektif setelah  yakin  Allah ada. Masalah dengan pembacaan Meditations on First Philosophy", adalah  hal itu benar-benar menyusun kembali cara  memahami Meditasi : persepsi yang jelas dan berbeda, dan bukan Tuhan, menjadi landasan utama untuk pengetahuan.

 Meditations on First Philosophy",  mencatat , terlepas dari orisinalitas revolusioner dari sebagian besar Renungan, bukti Descartes tentang keberadaan Allah adalah turunan dari bukti-bukti yang populer di kalangan para filsuf  Skolastik. Bukti ini bergantung pada penalaran kausal, menunjukkan  pasti ada sebab dari gagasan tentang Tuhan yang sama besarnya dengan Tuhan sendiri. Meskipun ide saya tentang Tuhan mungkin berasal dari ayah saya, dan ide ayah saya tentang Tuhan mungkin berasal dari seorang romo pastor, sarannya adalah  di akhir rantai sebab-akibat itu, ada sebab pertama, yaitu Tuhan.

Bukti penyebab pertama biasanya digunakan dalam menunjukkan  harus ada penggerak yang tidak bergerak di sumber dari semua perubahan di alam semesta ini. Namun, bukti ini telah didiskreditkan, karena manusia bergantung pada pemahaman yang salah tentang sebab-akibat yang mengasumsikan, antara lain,  semua rantai kausal harus memiliki istilah penyebab pertama tanpa sebab.

Tidak ada "bukti" tentang keberadaan Tuhan yang diterima secara luas saat ini, dan pencarian untuk bukti semacam itu bukan lagi topik filsafat. Sementara masih ada ketidaksepakatan tentang apakah Tuhan ada atau tidak,  dan apa sifat Allah, secara umum disepakati  keberadaan Allah tidak dapat dibuktikan melalui suatu prestasi intelektual. Bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun