Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hakekat Tersembunyi pada Andong, Sawang, Hanjuang [3]

3 September 2018   10:10 Diperbarui: 3 September 2018   11:50 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ke (17) Maka semua proses dan tradisi "Hiyang Wadian" alat utama yang tidak pernah lepas dan harus ada adalah "Andong" sama dengan "Sawang" sama dengan "Hanjuang", sama dengan "Pohon". Pohon ini adalah pohon "Nyawa" atau pohon bernyawa di Dayak kemudian disebut "Andong" adalah "Rirung". Atau "Wadian Iruang Wundrung".

Ke (18) Maka "Andong" sama dengan "Sawang" sama dengan "Hanjuang", sama merujuk pada cara meleburkan fusi horizon ruang dan waktu dalam upacara "Wadian Iruang Wundrung". Maka Andong bagi Dayak, adalah pembatas waktu, pelemburan waktu, dan pelepasan waktu pada proses Hiyang, atau "Wadian Iruang Wundrung". Kata iruang adalah berati tali sambung manusia, dan non manusia, kelihatan tak kelihatan, ada dan tidak ada, dan seterusnya. Sedangkan Wundrung adalah proses dari manusia,  melebur pada non manusia (wadian rapui), dan kembali menjadi manusia. Dengan media daun Rirung atau daun Sawang. Disamping daun kelapa muda.

Ke (18), "Wadian Iruang Wundrung" dan Daun Sawang adalah dipakai suku Dayak untuk mencari jiwa (nafas), menghilangkan nafas (jiwa), dan mengembalikan nafas manusia (jiwa), mengumpulkan nafas (jiwa) atau "Amirue".

Maka sesunggungnya seluruh kebudayaan dayak ada dalam tatanan "Andong" sama dengan "Sawang" sama dengan "Hanjuang".  Didalam membangun rumah maka tiang dibangun lebih dulu diawali dengan ipilah (diberi doa) dengan pohon Sawang. Demikian juga acara  menikah, melahirkan anak, panen padi, duka cita, pasti ada pohon Andong, di makam Kaharingan ada pohon Andong, di tengah Ladang (ume taun) ada pohon Andong, semua upacara siklus hidup Dayak Kaharingan Paju Epat Kalteng berdasarkan riset saya adalah ""Andong" "Sawang" "Hanjuang" sebagai bentuk ontologis, episteme, dan aksiologis manusia.

Bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun