Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hyle [2]

18 Juli 2018   17:28 Diperbarui: 20 Juli 2018   11:45 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hyle [2] selesai

Kata ini ["Hyle"] yang diartikan secara filologi adalah materi. Kata ini ada dalam konsep filsafat Edmund Albrecht Gustav Hussrel, atau dikenal dengan Edmund Hussrel, (1859-1938) filsuf Jerman kelahir Ceko, adalah murid Franz Brentano (1838-1917). Edmund Hussrel,  juga mengembangkan jalur pemikiran Immanuel Kant tentang ["phenomena and noumena"]. 

Kegelisahan Edmund Hussrel, (1859-1938) bermula pada monopoli metode ilmu barat yang sangat ketat pada metode logika, dan matematika, atau subjek memahami objek dengan konstruksi episteme dualism modern Rene Descartes tetang dikhotomi mind and body.  Maka Edmund Hussrel, (1859-1938) mengambangkan phenomenology dengan pendekatan yang berbeda tidak diuraikan melalui cara ilmiah  yakni reduksi fenomenologis, dan reduksi eidetic.

Metode Reduksi  "eidetic" dari kata ["eidos" Platon] benda tiruan (memesis) pada idea, dan forma. Maka reduksi fenomenologis, dan reduksi eidetic adalah esensi murni pada sisi tersembunyi murni pada objek baik pada hal yang sudah diketahui, belum diketahui, dan tersembunyi  secara mendalam lagi. Dalam bahasa Jerman istilah "lebenswelt" atau pengalaman murni melalui reduksi transcendental atau kesadaran tertuju pada obyek atau sesuatu atau dikenal dengan ["intensionalitas"]. Tahap yang dilakukan adalah dengan menempuh metode "Epoche" (kata) Yunani Kuna artinya menunda kepada suatu keputusan atau diistilahkan oleh Edmund Hussrel memberi tanda kurung. Dengan metode "Epoche" memungkinkan pengetahuan yang melampaui metode rasionalisme-empirisme, karena tidak terkontaminasi pada prasangka atau hipotesis tertentu.

Reduksi  fenomenologis, maka Edmund Hussrel meminjam teori Rene Descartes tentang kesadaran memiliki dua sumbu (a) neosis sebagai ego (aku) pada proses intensi mental, dan (b) noema, sebagai subjek (aku) memahami objek dalam penampakan (objek mewahyukan diri pada subjek). Dengan kata lain Edmund Hussrel persepsi atau noema bahwa subjek memiliki kompetensi peralatan imanen untuk memahami objek.

Mengapa gagasan Edmund Hussrel  episteme phenomenology melalui reduksi fenomenologis, dan reduksi eidetic bisa muncul. Edmund Hussrel pertama-tama berselisih paham dengan pemikiran Galileo Galilei, tetang episteme memahami dengan mereduksi alam dalam nalar fisika, dan  matematika.  Dengan pemikiran Galileo maka semua realitas dialam semesta dapat dipahami direduksi dan dijelaskan dengan menggunakan bahasa fisika, dan  matematika yang bersifat obyektif dan universal dalam mencermati alam semesta. Edmund Hussrel keberatan dengan kebisaan perhitungan matematika, fisika untuk mengukur dijadikan standar ideal, dan dipakai untuk menjelaskan memprediksi masa depan.  

Sekalipun demikian Edmund Hussrel juga tidak membantah aplikasi dan kegunaan ilmu matematika, dan fisika dalam upaya subjek memahami objek yang dikonstruksikan. Tetapi Edmund Hussrel menyimpulkan metode semacam ini tidak cukup, dan belum lengkap karena mengabaikan pengalaman pribadi yang dihayati, di alami, dan dirasakan dengan obyek bermakna sebagai pengetahuan. Memahami dunia menurut Edmund Hussrel memiliki aspek pengalaman historis (sejarah) bersifat intersubjektivitas tidak hanya berada pada tatanan matematika, dan fisika, lingkara, geometri, dan segitiga. Alam dapat dipahami dengan metode lain dengan melepasakan prinsip dalil rumus, misalnya prailmia dengan kekayaan pada kemampuan spontanitas sebelum disentuh oleh perhitungan matematis. 

 Alam kata Edmund Hussrel memiliki kekayaan sendiri untuk dipahami manusia  tanpa dengan matematika, fisika. Alam bersifat dinamis, melalui pengalaman intuitif  dan interaksi persepsi dengan menggunakan "tubuh". Tubuh adalah alat mengetahui, dan memahami, bukan hanya matematika. *** selesai.

Daftar Pustaka: Apollo Daito., 2018., Studi Estetika Komparasi pada Wangsa Sailendra dan Wangsa Syailendra Untuk Episteme bidang Auditing

___,.2016., Pembuatan Filsafat Ilmu Akuntansi, Dan Auditing (Studi Etnografi Reinterprestasi Hermenutika Pada Candi Prambanan Jogjakarta

___,.2011., Pencarian Ilmu Melalui Pendekatan: Ontologi, Epistimologi, Aksiologi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun