Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Gilles Deleuze, Hasrat, Oedipus [3]

17 Juli 2018   13:51 Diperbarui: 17 Juli 2018   13:55 1141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gilles Deleuze: Hasrat, Oedipus [3]

Pertemuannya dengan Felix Guattari sungguh sangat menentukan bagi perkembangan pemikiran Deleuze khususnya tentang pemikiran Anti-Oedipus. Bersama Foucault dan Guattari, Deleuze berpartisipasi aktif untuk menciptakan wacana-wacana baru kritik filsafat. Gilles Deleuze mengkritik tiga hal (a) ilmu psikologi tidak mampu menjelaskan kondisi negative pada kondisi produksi kekurangan masa lalu, (b) mengkritik fenomenologi karena masih menggunakan criteria normative, (c) mengkritik strukturalisme dengan kelemahan paham metafisika dan logika binery.  Berberapa istilah yang dipakai dalam filsafat Gilles Deleuze antara lain: Schizo analisis, Rhizome, Deteritorialisasi, Tubuh tanpa organ,Mesin hasrat, Assembling.

Pada tulisan ini saya akan menyajikan hasil penelitian saya beberapa tahun lalu tentang filsafat uang dengan meminjam pemikiran Georg Simmel, dan meminjam teori Gilles Deleuze  atau apa yang disebut sebagai system kapitalisme untuk {"analysisschizofren"}.

Pada bidang Gilles Deleuze, meminjam pemikiran Freud pada;  id, ego, superego. Bahwa "hasrat manusia" adalah ketidaksadaran yang menuntuk membimbing kearah tindakan liar, tidak patuh pada tatanan, pada hukum, pada SOP atau pada apapun. Pemikiran ini sesuai dengan gagasan psychoanalyst Jacques Lacan, bahwa tafsir pada Euripides' Medea bahwa sikap dan tindakan manusia bisa disebut manusia ketika dapat menunda hukum, menunda tatanan, dan berani memotong (kastrasi alienasi) yang paling berharga dalam dirinya.

Gilles Deleuze, menyebut Oedipianisasi sebagai bentuk  leader atau memimpin jalan manusia, dan harus mengikuti tatata yang harus diikuti.

Pada kajian {"analysisschizofren"} adalah bentuk perlawanan pada kapitalis Deleuze adalah mesin  secara mekanik (gagasan Rene Descartes), tatanan produksi sekaligus bersifat social, tanpa adanya zona batas atau pengekangan dalam upaya memproduksi apapun dalam bentuk imajinasi. Wujud {"analysisschizofren"} adalah ketidakpuasan pada apa yang dikatakan "cukup, dan hanya percaya".

Pada penelitian saya khusus tentan Kejawen, Dayak, Sunda Wiwitan, adalah pencirian "kodifikasi-kodifikasi"  yang ada. Lalu bagimana cara ini dapat dileburkan dan mungkin menjadi Indonesia yang sama identitas, dan ruang public universal dapat terwujud.

Saya meminjam pemikiran Deleuze, bahwa dengan cara ini memungkinkan adanya reparasi dekonstuksi dan melepaskan "kodifikasi-kodifikasi"  kepatuhan. Pelepasan "kodifikasi-kodifikasi"  peraturan keluarga atau hukum ayah, hukum masyarakat, suku, agama, social budaya, dan kriteria-kriteria manusia. 

Di bumi pun ada "kodifikasi-kodifikasi"   suku Jawa, Batak, Madura, Makasar, Manado, Badui, Sunda Wiwitan, Dayak, dan seterusnya harus dihilangkan dengan satu metode melakyukan (re) "kodifikasi-kodifikasi"  terus menerus. Cara yang mungkin adalah dengan meminjam (re) "kodifikasi-kodifikasi"  terus menerus melalui system kapitalisme (murni). Katakalah Uang (dari fonasi filsafat uang Georg Simmel) tanpa adanya "kodifikasi-kodifikasi"  suku agama, atau  melepaskan kode-kode atau "kodifikasi-kodifikasi"  zona pembatas. Atau mencabut zona pembatas.

Namun temuan menghasilkan fakta bahwa system kapitalisme gagal mereparasi pelepasan "kodifikasi-kodifikasi" dan zona pembatas, tetapi justru menggantikannya dengan (re) "kodifikasi-kodifikasi" baru yang bernama memaksimalkan keuntungan (laba). 

Akibatnya sangat luas, maka semua kampus di Indonesia dinilai dari harga atau biaya kuliah, seni tari dari tiket terjual, patung dari harga jual, mesin dinilai pada output, bahkan buku yang baik atau jurnal ilmiah yang baik diukur dengan harga atau penjualan terbaik. Inilah pelepasan (re) "kodifikasi-kodifikasi" kapitalisme dalam wujud atau akibat pada agency theory (Jensen, Mackling 1976) dalam bidang teori akuntansi. 

Pada (re) "kodifikasi-kodifikasi" kapitalisme berlaku bentuk kode baru, batasan baru, identitas (perusahaan bisnis), dan mengembalikan atau memindahkan pusat "hasrat manusia" menjadi laba, bunga, dividen, sewa, dan royalty. Maka analisis model kapitalisme sudah benar dan tepat melakukan dekonstruksi pusat "hasrat manusia" dalam bentuk (re) "kodifikasi-kodifikasi" untuk firm value. Tetapi system kapitalisme gagal melakukan normalisasi pada Oedipus menjadi pusat "hasrat manusia" bagi dirinya sendiri sebagai kebebasan, dan menjadi tuan pada dirinya sendiri (leadership).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun