Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Heidegger dan Ontologi Hermeneutika (Tulisan 13 Selesai)

24 Juni 2018   03:59 Diperbarui: 24 Juni 2018   14:30 1161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Martin Heidegger, dan Ontologis Hermeneutika  (Dokumen Pribadi)

Heidegger mengkritik, dan mereparasi, dan sekaligus membuat novelty baru dalam pemikirannya sendiri :" kembalilah kepada subyek, dengan melupakan objek".  Sintesis subyek, dan obyek itu  merupakan dunia manusia, atau [Ada] dalam dunia (in der welt sein). Terma [Ada] dalam dunia (in der welt sein), perlu diungkapkan dan dipahami karena sebagai realitas manusia. Alasan Heidegger manusia modern lupa mempertanyakan [Ada], padahal ini adalah pendasaran menyeluruh komprenship tentang manusia.

Dengan mereparasi, dan mengkritik pemikiran gurunya Husserl, dengan maksud mencari secara episteme jawaban [Ada]. Maka pemikiran Heidegger adalah ilmu fenomenologi tentang [Ada] kemudian dituangkan dalam [Sein und Zeit]. Pemikiran Heidegger tentang [Ada] atau [Sein] sebagai ada di sana (da) atau sebagai manusia yang terlempar ["thrownness"] ada begitu saja, tidak  tahu dari mana, dan mau kemana. 

Ada begitu saja, terlempar artinya manusia ("Daseins"). Disinilah konsep Heidegger disebut sebagai {Ada} yang menggada di sana (Daseins).  Dengan keterlemparan manusia dalam realitas dunia memungkinkan manusia menjadi ber-eksistensi. Eksistensi manusia dihadapkan pada dua paradoks antara (menjadi diri sendiri), atau (tidak menjadi diri sendiri). 

Pemahaman (Ada) selalu berkaitan dengan telaah metafisika menghasilkan ["Ada", huruf besar], atau [Ada] atau [Sein]  menjadi ("ada" huruf kecil) atau (ada) seiende.

Akibat mereparasi, dan mengkritik pemikiran gurunya Husserl, maka pemikiran Heidegger disebut dekonstruksi fenomenologi. Kata kuncinya adalah "kembalilah kepada gejala awal dan sebenarnya yakni gejala [Ada] atau [Sein]. 

Metode untuk sampai kepada [Ada] atau [Sein]  diperlukkan apa yang disebut Heidegger sebagai ["Logos"]. Kata ["Logos"] oleh Heidegger disebut interprestasi ["Auslegung"] untuk memahami (verstehen) memahami life expression  yang tersembunyi. Metode interprestasi ["Auslegung"] disebut Heidegger sebagai "Hermeneutika". (selesai)

Daftar Pustaka:

Heidegger, Martin,1953., Being and Time., Translated Joan Stambaugh.,Max Neimeyer, Tubingen.

Kurt Mueller-Vollmer., 1988., Hermeneutics Reader: Texts of the German Tradition from the Enlightenment to the Present., Published by Continuum.

Palmer, Richard E., 1969,.Hermeneutics, Interpretation Theory in Schleimacher, Dilthey, Heidegger and Gadamer, Northwestern University Press, Evanston.

Zainal Abidin., 2006., Filsafat Manusia, Memahami Manusia Melalui Filsafat.,Bandung., PT. Remaja Rosdakarya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun