Mohon tunggu...
Oktavian Balang
Oktavian Balang Mohon Tunggu... Jurnalis - Kalimantan Utara

Mendengar, memikir, dan mengamati

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Catatan Seorang Kurir dalam Tiga Babak

1 November 2020   01:23 Diperbarui: 1 November 2020   20:46 1132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekalipun saya sudah ditekan oleh kawanan si pelanggan, di tengah lalu lalang ruang tunggu tambangan perahu yang juga di saksikan oleh beberapa orang, ahkirnya saya mengambil sebuah langkah mengalah agar permasalahan ini selesai secepatnya,

"Ya, sudah pak, sekalipun saya beranggapan saya benar, saya tetap minta maaf, dan sekalipun saya salah, saya tetap minta maaf," demikian kata saya.

Sebuah keputusan yang sangat sulit bagi saya, apalagi saya seorang laki-laki yang berprinsip anti mengucapkan kata "maaf" walaupun saya benar. Sambil menyodorkan tangan kanan saya ke arah pelanggan, si pelanggan tersebut pun bereaksi.

"Nah, itu kata-kata yang saya tunggu mas, kamu itu sudah salah masih ngotot juga," katanya.

"Ya, pak, sekali lagi saya minta maaf," ujar saya.

Sambil dia menyodorkan tangannya dan ahkirnya kami bersalaman, seketika suasana yang awalnya tegang, ahkirnya menjadi renggang. Perbincangan yang menjurus ke arah silahturahmi pun terjadi, layaknya kawan lama yang lama tak berjumpa, seperti itulah yang terjadi ketika sebuah kata sakti (Baca: maaf) itu diucapkan.


Berhadapan dengan si preman yang konon kebal senjata 

Wajar bagi seorang kurir mempertanyakan alamat tujuan kepada si pelanggan dengan rinci karna kurir belum 100% persen menguasai rute pengantaran yang ada saat itu. 

Dan parahnya, si pelanggan juga orang baru di daerah tersebut. Si pelanggan terpancing emosinya, saya juga demikian.selang beberapa menit, pelanggan tersebut mengambil inisiatif, dia memerintahkan keponakannya untuk menghampiri saya, dan kami pun bertemu, saya ikuti saja kemana dia membawa saya.

Setelah melewati gang sempit yang kira-kira 500 meter dari jalan raya, ahkirnya bertemu pula saya dengan si ibu itu, dengan lantang dia berkata:

Si ibu: Di daerah ini, tidak ada yang tidak kenal dengan suami saya, sebut saja namanya, semua orang pasti tau !!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun