Mohon tunggu...
Bai Ruindra
Bai Ruindra Mohon Tunggu... Guru Blogger

Teacher Blogger and Gadget Reviewer | Penulis Fiksi dan Penggemar Drama Korea | Pemenang Writingthon Asian Games 2018 oleh Kominfo dan Bitread | http://www.bairuindra.com/ | Kerjasama: bairuindra@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Pergi ke Pantai, Gunung Mungkin Aku Daki

3 Oktober 2025   07:04 Diperbarui: 2 Oktober 2025   10:12 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aceh sangat indah dengan lautan dan pantai. Sangat disayangkan jika menghabiskan waktu bersama di kafe yang mahal.

Bibir pantai yang indah mungkin sesuatu yang mahal harganya. Kanvas yang tidak pernah bisa dilukis oleh siapa pun manusia.

Dan, di waktu pagi yang sejuk adalah healing hemat ala mahasiswa bagi kami di Aceh

Hampir tiap Minggu, kami bergegas bangun pagi. Kebiasaan yang jarang dilakukan oleh mahasiswa lainnya. Di saat mahasiswa di kosan lain masih dalam selimut dan mimpi indah, kami sudah lari pagi ke pantai yang sangat dekat dengan tempat tinggi.

Meskipun pulang nanti kepala akan pusing memikirkan caranya!

Lari pagi ke pantai adalah nikmat yang tiada tara. Modalnya cuma nasi pagi Rp5000 dan air mineral yang dibawa dari kosan. Namun, manfaatnya tentu tidak main-main karena tubuh bisa lebih sehat dan pikiran lebih tenang.

Healing yang sebagian orang nggak penting.

Tapi, tengoklah di bibir pantai itu. Cukup ramai sekali orang-orang.

Anak-anak muda - sebagian besar mahasiswa - sedang bermain bola di bibir pantai. Sebagian lari dalam kesendirian. Sebagian menanam sebagian kakinya ke pasir sambil menanti ombak menyentuhnya. Sebagian bermain bersama anak dan istri.

Semua itu nikmat.

Matahari pagi yang kian terik. Mandi laut adalah suasana lain yang tak tertandingi.

Nggak ada orang foto-foto kayak tokoh terkenal masa kini. Semua sibuk dengan aktivitas pagi 'ala barat' yang benar-benar dinikmati.

Mahasiswa-mahasiswa itu menikmati sekali waktu olahraga mereka. Orang perorang itu menutup telinga dengan earphone sambil berlari.

Semua berlalu begitu indah. Sendu tetapi menyatu dengan alam.

Itulah pemandangan dari waktu ke waktu - sebelum tsunami atau saat ini.

Mahasiswa 'kere' seperti kami sangat menikmati hari-hari yang begitu indah tersebut. Mungkin sebagian mahasiswa sedang berkemas untuk mengikuti aktivitas yang menggelegar dan biaya mahal, kami cukup cekikikan dalam penat langkah berjalan pulang ke kosan.

Saat orang lain sudah harum bau tubuhnya; bersama pasangan belum sah. Kami mungkin sedang mencuci baju dengan sabun batang yang puluhan kali dipakai untuk mencuci pakaian.

Saat orang lain bermanja-manja di kafe, kami sedang memanggang ikan di halaman depan kosan yang rimbun dengan perumahan orang; kadang waspada saat api menyala lebih besar.

Waktu yang dilalui sangatlah bermakna. Dari pagi sampai malam. Sebelum Senin dimulai dengan kesibukan tersendiri. Sebagai mahasiswa. Sebagai pekerja freelance. Sebagai orang yang berusaha mengubah masa depan lebih baik daripada hari itu.

Di saat kuliah selesai. Healing yang demikian paling dirindukan. Saat-saat kesendirian itu nyata sekali.

Benar kata orang.

Makin tua, kawan dan sahabat makin sedikit.

Sudah berkeluarga, waktu lebih banyak bersama anak dan istri.

Healingnya juga berbeda.

Jika standar ekonomi sudah tinggi, maka anak dan istri dibawa liburan ke tempat 'elit dan mahal' secara kualitas dan kuantitas.

Jika standar ekonomi pas-pasan karena keberuntungan belum memihak, healing itu cukup memandangi sawah di depan rumah sambil berharap Tuhan memberi rezeki berlimpah ruah di suatu masa nanti.

So, apa pun healing Anda di masa kuliah atau saat ini. Rayakan dengan kebersamaan tak mungkin bisa diulang kembali!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun