Anak-anak muda - sebagian besar mahasiswa - sedang bermain bola di bibir pantai. Sebagian lari dalam kesendirian. Sebagian menanam sebagian kakinya ke pasir sambil menanti ombak menyentuhnya. Sebagian bermain bersama anak dan istri.
Semua itu nikmat.
Matahari pagi yang kian terik. Mandi laut adalah suasana lain yang tak tertandingi.
Nggak ada orang foto-foto kayak tokoh terkenal masa kini. Semua sibuk dengan aktivitas pagi 'ala barat' yang benar-benar dinikmati.
Mahasiswa-mahasiswa itu menikmati sekali waktu olahraga mereka. Orang perorang itu menutup telinga dengan earphone sambil berlari.
Semua berlalu begitu indah. Sendu tetapi menyatu dengan alam.
Itulah pemandangan dari waktu ke waktu - sebelum tsunami atau saat ini.
Mahasiswa 'kere' seperti kami sangat menikmati hari-hari yang begitu indah tersebut. Mungkin sebagian mahasiswa sedang berkemas untuk mengikuti aktivitas yang menggelegar dan biaya mahal, kami cukup cekikikan dalam penat langkah berjalan pulang ke kosan.
Saat orang lain sudah harum bau tubuhnya; bersama pasangan belum sah. Kami mungkin sedang mencuci baju dengan sabun batang yang puluhan kali dipakai untuk mencuci pakaian.
Saat orang lain bermanja-manja di kafe, kami sedang memanggang ikan di halaman depan kosan yang rimbun dengan perumahan orang; kadang waspada saat api menyala lebih besar.