Mohon tunggu...
Bai Ruindra
Bai Ruindra Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger

Teacher Blogger and Gadget Reviewer | Penulis Fiksi dan Penggemar Drama Korea | Pemenang Writingthon Asian Games 2018 oleh Kominfo dan Bitread | http://www.bairuindra.com/ | Kerjasama: bairuindra@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Bagaimana Rasanya Tidak Kalap Belanja Makanan Tiap Mau Berbuka?

2 Mei 2020   12:53 Diperbarui: 2 Mei 2020   15:28 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: myfitness.gazeta.pl

Sebenarnya, tips 'buang-buang' uang saat belanja atau diskon besar itu adalah rahasia pribadi masing-masing. Tiap orang punya cara dalam menghambur-hamburkan uang mereka. Makanya, kita mengenal si boros dan si hemat. Karena seorang memiliki perencanaan keuangan yang baik, dan seorang lagi sama sekali tidak mementingkan tabungan untuk masa depan.

Pandangan demikian sejatinya kembali kepada masing-masing pribadi. Tetapi, dimulai dari diri, kita sadar betul ingin ini dan itu. Orang berpuasa biasanya selalu ingin makan apa yang dilihat. Saat jalan sore lihat es campur, langsung beli. Ada yang jual rujak, beli juga. Di dekat itu orang berjualan kue, kita malah membeli dalam jumlah banyak. Setelah berbuka, semua itu terbengkalai begitu saja.

Islam sendiri pada dasarnya telah menganjurkan untuk tidak berlebihan saat makan. Kita diminta untuk berhenti makan sebelum kenyang. Makan secukupnya. Minum secukupnya. Karena di antara makanan dan minuman itu, terdapat ruang lain untuk 'udara' agar kita bisa bernapas.

Dalam sebuah riwayat, Ahmad, Tirmizi dan Ibu Majah, merawikan, "Tidak ada wadah yang dipenuhi anak Adam yang lebih buruk dari perutnya. Cukuplah anak Adam mengkonsumsi beberapa suap makanan untuk menguatkan tulang rusuknya. Kalau memang tidak ada jalan lain (memakan lebih banyak), maka berikan sepertiga untuk (tempat) makanan, sepertiga untuk (tempat) minuman dan sepertiga untuk (tempat) napasnya,"

Sudah bukan rahasia lagi orang yang makan banyak setelah berbuka akan lelah. Makan juga aktivitas yang melelahkan di mana semua mesin di dalam tubuh bekerja. Dari mulut yang mengunyah, lambung yang memproses dan persendian darah yang mengaliri ke seluruh organ agar berfungsi sempurna.

Makan banyak itu sungguh berlebihan. Ibadah yang dianjurkan selama bulan puasa kemudian tidak dijalankan. Efek dari makan banyak karena kalap beli menu berbuka di pinggir jalan, tak lain langsung tertidur. Perut terisi penuh apalagi kalau bukan mengantuk?

Dalam al-Quran Surat al-A'raf ayat 31 disebutkan, "Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan,"

Dengan kalap beli makanan berbuka - apa saja yang dilihat beli - bukankah itu bisa disebut berlebihan? Kita bisa menjawab sendiri apabila merasa setelah makan langsung kenyang, atau sehabis berbuka tidak memakan semua makanan yang dibeli.

Berlebihan di inti kedua adalah mubazir atau makanan terbuang begitu saja. Sesungguhnya, makanan yang disediakan saat berbuka hanya bisa bertahan dalam hitungan menit saja, tak mungkin sampai sahur; kecuali bubur, air kepala muda, dan sejenisnya yang bisa disimpan di dalam kulkas.

Apakah Salah Tak Pernah Beli Menu Berbuka?

Saya cukup jarang membeli menu berbuka, bisa saya sebut tak pernah, meskipun tidak benar karena sesekali saya beli air tebu atau air kelapa muda. Itupun bisa dihitung berapa sore saja. Untuk puasa ini saja, sudah hampir sepuluh hari, saya baru sekali membeli air tebu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun