Baru lalu saya pulang dari Batam. Diatas pesawat dari Surabaya ke Lombok, saya duduk satu deret dengan seorang ibu bersama anaknya yang mengaku bernama Liem. Mereka orang china. Saya banyak ngobrol dengan Ibu Liem soal Lombok. Ibu liem banyak bercerita tentang rencana-rencana bisnis yang akan segera ia garap di pulau seribu masjid ini. Ditengah obrolan sekitar 1 setengah jam itu, Ibu Liem membuat saya setelah keluar cerintanya, jika ia ternyata baru pertama kali ke pulau itu. Saya tak menyangka, padahal, sejak duduk tadi dia seperti banyak sekali tau tentang pulauku ini. Telusur punya telusur, ternyata Ibu Liem banyak tau tentang Lombok dari cerita kawan-kawannya dan browsing Internet. Praksis ia mulai tertarik bisnis di Lombok setelah 2 tahun itu. Ia akan bikin restoran di Pantai Kute, Akan bikin toko bangunan di Lombok Timur. Ibu Liem menyadarkan saya, ternnyata orang lain, maksud saya orang luar lombok, justru lebih progres berfikir bagaimana mengembangkan ekonomi lombok dimasa depan. Saya yang orang lombok justru tak melihat Lombok saat ini memiliki potensi yang sangat luarbiasa. Ibu Liem sudah membacanya sejak 2 tahun yang lalu. Ayo Anak lombok jangan jadi penonton...