Mohon tunggu...
Baiq Cynthia
Baiq Cynthia Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger, Content Writer, dan Mom to Be

Menulis membuatmu ada. Email: Baiq_cynthia@yahoo.com IG : BaiqCynthia Facebook : Baiq Cynthia Sribulancer : Baiqcynthia

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Perlukah Premium dan Pertalite Dihapus? Asal Bijak dan Tak Membuat Masyarakat Menjerit

20 Juni 2020   05:32 Diperbarui: 20 Juni 2020   08:58 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang terletak di Nunukan, Kalimantan Utara, foto diambil pada Maret 2018.| Sumber: Kompas.com/Pramdia Arhando Julianto

Bahan bakar minyak itu dari dulu sudah menjadi kebutuhan primer masyarakat. Walaupun tidak dikonsumsi namun mereka sudah meninggalkan alat transportasi tanpa mesin. Hampir semua orang juga memiliki kendaraan bermotor entah roda dua maupun roda empat.

1. Alasan Premium dan Pertalite Dihapus 

Wacana penghapusan bensin kategori premium dan pertalite sudah pernah digaungkan beberapa tahun silam. Namun sampai saat ini masih belum ada jalan keluarnya.

Terkait dengan penghapusan kedua jenis BBM tersebut adakalanya pemerintah menerapkan sistem baru yang lebih mudah dan efisien, yang lebih pro untuk rakyat. Kalau rakyat sejahtera tidak akan ada demo untuk minta turunkan harga BBM. Harga-harga sembako juga akan kena imbasnya dari fluktuasi harga minyak ini.

Dikutip dari situs Pikiran Rakyat tentang alasan Pertamina belum menurunkan harga BBM, padahal harga minyak di dunia sudah turun. Karena faktor fluktuasi, yang bisa sewaktu-waktu naik lagi. 

Namun menurut Nicke Widyawati selaku direktur Pertamina. BBM bisa turun dengan dua pilihan, yakni pemilihan biaya produksinya yang lebih rendah, meningkatkan impor minyak murah serta memangkas biaya produksi dan menutup hulu kilang minyak imbasnya pada kerja sama dengan Kontaktor Kontrak Kerja Sama. Proses menutup juga butuh biaya, reactivate juga butuh dana.

Maka harga Premium dan Pertalite lebih murah daripada pertamax yang kisaran Rp 9000 per liter. Dibandingkan harga Pertalite Rp. 7650 dan Premium Rp. 6450 (Sumber: Pertamina.com). 

Tentu masyarakat akan memilih harga yang lebih murah sesuai konsep permintaan ekonomi. Bahkan tidak jarang ditemui mobil mewah namun masih menggunakan BBM subsidi yaitu Premium.

Dilihat dari kinerja BBM terhadap transportasi premium masih menjadi pilihan masyarakat kecil karena lebih hemat dan kuat pada mesin. 

Lalu Pertamax memang lebih bersahabat dengan lingkungan namun cepat habis saat digunakan. Premium sendiri memiliki RON 88 dan Pertalite dengan RON 90 yang masih tidak masuk kategori ramah lingkungan. Karena standar BBM menurut Euro 4 yang aman untuk emisi gas di dunia yaitu diatas RON 91 dengan kadar sulfur maksimal 50 ppm.

Alasan pencabutan BBM Premium dan Pertalite yaitu berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2017 Tahun 2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, Kategori N dan Kategori O. Artinya, produk BBM beroktan rendah seperti Premium dan Pertalite berpotensi tidak lagi dipasarkan. (Sumber: CNN Indonesia)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun