Mohon tunggu...
Emsya Bahaudin
Emsya Bahaudin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Kerinduan

22 Januari 2019   11:25 Diperbarui: 22 Januari 2019   11:30 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pixabay.com

Salah satu kenikmatan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata sekaligus membuat sesak di dada adalah saat kau merasa rindu kepada kekasih-NYA. Rindu Sang Nabi termulia.

Namun disaat rindu itulah tiba-tiba kau becermin memandang diri sendiri sembari bergumam di dalam hati:

"Pantaskah aku yang penuh dengan debu dan kotoran ini merindukanmu ya Nabi?"

Dan tiba-tiba munculah bulir-bulir kristal dari kedua belah matamu.

Hatimu pun ikut meronta:

"Mungkinkah kelak nanti aku bisa berjumpa dan memelukmu ya Rasul?". Karena tak ada keindahan selain berkumpul denganmu dan bersama-sama memandang wajah-Nya.

Pada akhirnya bulir-bulir itu pun berubah menjadi tangis haru.

Duhai manusia termulia, hanya satu yang masih menjadi tumpuan harapanku agar kelak nanti bisa bersamamu, yaitu ketika seorang lelaki badui bertanya:

"Ya Rasulullah, kapankah hari kiamat datang?"

"Apa yang kamu persiapkan guna menghadapinya?", sabdamu.

"Tidak ada sesuatu (persiapan khusus), kecuali kecintaanku kepada Allah dan RasulNya.", kata sang Badui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun