Mohon tunggu...
Humaniora

Belajar dari Kawan dan Koruptor

23 Juni 2015   22:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:02 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kamu tidak akan bisa menghapus korupsi. Kalau membasmi koruptor bisa. Dan itu akan terus sampai kamu mati perjuangannya.”

“Apa bedanya mas?”

“Kalau kamu nanti pingin bekerja di bidang itu, terus mau kamu seperti itu. Kamu tidak bisa makan.”

“Kok bisa?”

“Terus kalau tidak ada korupsi kamu mau kerja apa? Media massa mau jualan berita apa? DPR, KPK, ICW sama mahasiswa mau mengkritisi apa? Tidak ada demonstrasi berarti tidak ada demonstran. Lalu metromini ngangkut apa? Impianmu itu sama saja pingin jadi dokter tapi tidak ingin ada penyakit sehingga tidak ada orang sakit. Terus dokter ngobati siapa? Pingin jadi tentara tapi tidak ada yang dilindungi. Pingin jadi guru tapi tak berilmu.”

“Terus gimana mas?”

“Ya gak gimana-mana. Maksudmu bagus, tapi pengertianmu akan setiap sisi kehidupan kamu selalu merasa cukup. Sehingga jadi malas mikir secara menyeluruh.”

“Ruwet mas.”

“Mikir ngene ae ruwet. Tapi kamu pingin jadi orang yang ngurusin keruwetan sing rodok ruwet. Piye seh?”

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun