Mohon tunggu...
Bagus Widya Prasetya
Bagus Widya Prasetya Mohon Tunggu... Sarjana Hukum

Senang membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Lebih Dekat Selat Hormuz : Ujung Tombak Perdagangan Minyak Dunia

24 Juni 2025   07:25 Diperbarui: 24 Juni 2025   08:54 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selat Hormuz, Sumber : AI Generate

Selat Hormuz: Kenapa Harga Bensin di Pompa Bisa Ikutan Panas Gara-Gara Selat Ini?

Pernah enggak sih kepikiran, kenapa harga kebutuhan di pasar, atau bahkan harga bensin di SPBU langganan kita bisa tiba-tiba naik? Nah, salah satu alasannya bisa jadi karena ada "jalur tol laut" yang lagi enggak stabil, namanya Selat Hormuz. Jujur aja, saya juga awalnya bingung, apa sih Selat Hormuz itu dan kenapa kok penting banget?

Si Jalur Tol Minyak Dunia 

Bayangkan, kalau kita mau kirim barang dari Jakarta ke Surabaya, pasti lewat jalan tol atau jalur utama, kan? Nah, Selat Hormuz ini ibaratnya jalur tol utama super sibuk buat kapal-kapal tanker raksasa yang ngangkut minyak bumi dan gas alam cair (LNG) dari Timur Tengah. Kenapa super sibuk? Karena ini satu-satunya jalur yang bisa dilewati kapal-kapal itu dari Teluk Persia menuju ke lautan lepas. Tanpa selat ini, sebagian besar minyak dari negara-negara seperti Arab Saudi, Iran, Irak, Kuwait, Qatar, dan Uni Emirat Arab akan kesulitan mencapai pasar global.

Gampangnya gini, sekitar sepertiga dari seluruh pasokan minyak dunia yang diperdagangkan lewat laut, itu lewat sini semua! Menurut data dari U.S. Energy Information Administration (EIA), jalur ini sangat vital untuk pengiriman minyak global. Angka pastinya sekitar 20-21 juta barel minyak per hari di tahun 2018, dan terus bertambah seiring kebutuhan energi dunia, seperti yang pernah dilansir oleh Bloomberg [1, 2]. Kebayang enggak, betapa vitalnya jalur sempit ini? Lebarnya cuma sekitar 39 kilometer di titik tersempitnya, tapi dampaknya bisa ke seluruh dunia. Ibaratnya, kalau ada kemacetan atau penutupan di jalur tol Cipularang pas mudik Lebaran, pasti bakal bikin pusing semua orang, kan? Nah, Selat Hormuz ini efeknya bisa ke seluruh dunia.

Sejarah Singkat dan Para Penjaga Gerbang

Selat Hormuz ini letaknya persis di antara Iran di bagian utara, serta Uni Emirat Arab dan Oman di selatan. Sejak dulu kala, selat ini sudah jadi titik strategis perdagangan maritim. Namun, perannya jadi sangat krusial di abad ke-20 ketika minyak bumi jadi komoditas utama dunia.

Karena posisinya yang sangat strategis ini, Selat Hormuz seringkali jadi pusat ketegangan geopolitik. Berbagai negara besar, terutama Amerika Serikat dan sekutunya, punya kepentingan besar dalam menjaga keamanannya. Mereka ingin memastikan aliran minyak tetap lancar, karena kalau terhambat, dampaknya bisa sangat masif ke ekonomi global. Iran, yang berbatasan langsung, juga punya kepentingan dan sering menggunakan posisinya sebagai alat tawar menawar dalam isu-isu internasional, kadang dengan ancaman menutup atau membatasi pelayaran di sana. Inilah kenapa berita tentang latihan militer di kawasan itu atau insiden kapal kerap jadi sorotan utama media internasional.

Dari Hormuz, ke Dompet Kita 

Jadi, apa hubungannya Selat Hormuz dengan dompet kita ? Gini, Indonesia memang bukan produsen minyak terbesar, dan kita juga impor minyak dari berbagai negara. Tapi, kalau ada masalah di Selat Hormuz misalnya ada ketegangan politik, ancaman, atau bahkan insiden kecil yang bikin kapal enggak berani lewat pasokan minyak dunia bisa terganggu.

Ketika pasokan terganggu, hukum ekonomi berlaku: kalau barang langka, harganya pasti naik. Nah, kenaikan harga minyak mentah di pasar global ini otomatis akan berdampak ke harga bensin di SPBU, biaya logistik pengiriman barang (yang butuh solar), sampai akhirnya bikin harga kebutuhan pokok ikutan naik. Jadi, dari telur, mi instan, sampai ongkos ojek online, semua bisa terpengaruh. Bayangkan saja, hampir semua barang yang kita konsumsi itu butuh proses distribusi yang menggunakan bahan bakar. Kalau harga bahan bakar naik, otomatis biaya distribusinya juga naik, dan ujung-ujungnya dibebankan ke harga jual barang.

Enggak cuma minyak, gas alam cair (LNG) juga banyak yang lewat sini. Kalau pasokan LNG terganggu, bisa memengaruhi harga listrik atau industri yang pakai gas. Intinya, Selat Hormuz ini urat nadinya ekonomi global. Kalau urat nadinya bermasalah, seluruh "tubuh" ekonomi dunia bisa sakit, dan kita semua ikut merasakan demamnya.

Bisakah Ada Jalur Alternatif?

Sejak lama, banyak negara mencoba mencari alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada Selat Hormuz. Ada beberapa ide seperti membangun jalur pipa darat yang melewati negara lain, atau mempercepat pengembangan energi terbarukan. Namun, sampai saat ini, belum ada jalur alternatif yang bisa menandingi efisiensi dan kapasitas Selat Hormuz dalam skala besar. Membangun infrastruktur seperti itu butuh biaya triliunan dolar dan kerja sama banyak negara yang tidak mudah diwujudkan. Jadi, untuk waktu yang sangat lama ke depan, Selat Hormuz akan tetap jadi pemain kunci dalam pasokan energi dunia.

Jadi, Penting Banget Tahu Ini?

Mungkin kita mikir, "Ah, itu kan urusan negara jauh." Eits, jangan salah. Di era globalisasi ini, semua isu dunia itu saling berkaitan. Ketegangan di Timur Tengah, ancaman terhadap pelayaran di Selat Hormuz, itu bukan cuma berita di televisi yang numpang lewat. Itu bisa jadi pertanda bahwa dompet kita sebentar lagi bakal kena dampaknya.

Makanya, penting buat kita sebagai warga yang melek informasi untuk tahu tentang tempat-tempat strategis macam Selat Hormuz ini. Bukan untuk panik, tapi untuk jadi lebih waspada dan paham kenapa kadang ada kebijakan ekonomi yang perlu diambil pemerintah. Dengan begitu, kita juga bisa lebih bijak dalam mengatur keuangan pribadi.

Jadi, kalau besok lusa dengar berita tentang Selat Hormuz lagi, jangan cuma dilewati ya. Coba dipahami, karena bisa jadi ada kaitannya langsung dengan harga gorengan favoritmu besok pagi!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun