Ditambah lagi dengan sifat dasar manusia  terutama yang memiliki popularitas tinggi  yang senang diperhatikan, dibela, dan takut citranya berubah akibat opini publik. Maka, tak heran jika mereka gemar membagikan masalah pribadinya ke publik demi simpati atau dukungan.
Media yang membawa isu-isu panas memang selalu menarik perhatian, apalagi di tengah kebiasaan kita yang menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk scroll layar. Aplikasi media sosial yang memuat video pendek pun kini digandrungi oleh generasi muda, terutama Gen Z. TikTok, misalnya, menjadi salah satu faktor pendorong terbesar. Dilansir dari CNBC Indonesia, warga Indonesia termasuk pengguna TikTok terbanyak di dunia. Video pendek yang dikemas dengan gambar dan judul clickbait membuat pengguna betah menonton, sehingga konten mereka mudah viral dan menguntungkan secara finansial.
Hal ini lalu menjadi siklus algoritma yang terus berulang. Media semakin berlomba-lomba menyajikan konten viral, alih-alih konten yang bermanfaat seperti isu sosial dan ekonomi, yang kerap dianggap "itu-itu saja."
Ketika Otak Terbiasa Ringan, Nalar Berat Jadi Beban
Dampak dari fenomena ini memang tidak langsung terasa, tapi secara perlahan dikhawatirkan akan menjadi bom waktu. Otak kita yang terbiasa mengonsumsi hal-hal ringan dan dangkal akan beradaptasi dengan sendirinya. Konten atau berita penting akan terasa berat dan membosankan karena menuntut nalar. Ini menyebabkan menurunnya kepedulian terhadap sekitar dan meningkatnya sikap apatis dalam diri seseorang. Partisipasi kritis terhadap kebijakan pemerintah juga akan semakin menurun. Sikap kritis dan skeptis yang seharusnya dijaga agar kita tidak mudah dibodohi justru semakin luntur. Bukan tidak mungkin, kebiasaan ini menjadi alat efektif untuk pengalihan isu yang dilakukan oleh pihak-pihak berkepentingan.
Menuju Media Sosial yang Lebih Sehat: Pilihan Ada di Tangan Kita
Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai pengguna media sosial untuk lebih selektif dalam memilih konten dan berita yang kita konsumsi. Kita perlu bisa membedakan mana informasi yang benar-benar penting dan layak diketahui, dibandingkan sekadar mengikuti apa yang sedang ramai dibicarakan. Di era digital seperti sekarang, media sosial memegang peran besar dalam membentuk cara pandang dan pola pikir masyarakat dari hal sepele hingga keputusan besar dalam hidup. Penggunaan media sosial yang bijak akan mencerminkan masyarakat yang cerdas pula. Ketika kita terbiasa memilih dan menyebarkan informasi yang berkualitas, algoritma pun akan terbentuk untuk mendukung ekosistem yang sehat. Mari bersama-sama membangun kebiasaan bermedia sosial yang lebih sadar, kritis, dan bertanggung jawab.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI