Mohon tunggu...
Bagus Sudewo
Bagus Sudewo Mohon Tunggu... Gen Z | Contributor Writer

Salam Literasi!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Musim Bediding: Cara Mengusir Dingin dengan Kehangatan Sosial & Hygge Indonesia

26 Juni 2025   21:11 Diperbarui: 26 Juni 2025   21:11 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Pexels/Areby Arfiantoo)

Brain-dump 5 Menit: Ambil kertas dan pulpen, atau buka aplikasi catatan di smartphone-mu. Tulis aja apa pun yang terlintas di pikiranmu. Nggak perlu urut, nggak perlu mikir tata bahasa. Pokoknya, keluarin semua tugas, kekhawatiran, ide-ide acak, atau apa pun yang bikin kepala penuh. Tujuannya cuma satu: "mengosongkan RAM" pikiranmu biar plong .

Pilih Tiga Prioritas Harian: Setelah kamu punya daftar brain-dump yang panjang, coba deh saring. Dari semua hal itu, pilih maksimal tiga fokus utama yang benar-benar harus kamu selesaikan hari ini. Sisanya? Bisa kamu tunda untuk besok atau kapan-kapan. Membatasi prioritas ini akan mencegah cognitive overload dan bikin kamu lebih fokus .

Detoks Digital Mikro: Ini penting banget buat kita yang hidup di era digital. Coba deh un-subscribe email promosi yang nggak penting, mute grup WhatsApp atau Telegram yang cuma bikin noise, dan matikan notifikasi aplikasi yang nggak esensial. Dengan memangkas stimulus berlebih ini, kamu akan langsung merasakan ruang mental yang lebih lega .

Coba deh mulai dengan satu atau dua ide di atas hari ini. Rasakan sendiri manfaatnya, dan kalau udah kerasa enaknya, jadikan kebiasaan harian. Dengan begitu, "ruang penyimpanan" mentalmu akan selalu lapang, dan pikiranmu akan sejernih langit bediding yang tanpa awan!

(Pexels/Betl Gne)
(Pexels/Betl Gne)
Nggak Perlu ke Denmark, Kita Juga Punya 'Hygge'

Kamu pernah denger istilah Hygge? (dibaca "hoo-gah"). Ini adalah filosofi hidup asal Denmark-Norwegia yang sebenarnya sederhana tapi powerful banget. Intinya, Hygge itu tentang menciptakan suasana yang nyaman, akrab, dan menenteramkan sehingga bikin kamu merasa puas dan bahagia dari hal-hal kecil sehari-hari. Bisa dari ngobrol santai sama sahabat, menyeruput cokelat panas di sudut rumah dengan lampu lilin yang temaram, sampai sekadar menikmati waktu tanpa distraksi gadget. Jadi, Hygge bukan cuma soal fisik cozy, tapi juga kehangatan emosional dan kebersamaan yang bikin hidup terasa lebih bermakna.

Hygge ala Indonesia

Tapi, ya, Indonesia itu beda banget sama Denmark. Kita nggak punya musim dingin yang bikin perlu lilin dan perapian. Tapi bukan berarti kita nggak bisa punya Hygge versi sendiri. Justru, budaya dan iklim tropis kita punya cara unik untuk menghadirkan kehangatan dan kenyamanan ala Hygge.

Misalnya, pencahayaan hangat bisa diganti dengan lampu bohlam kuning atau lampu minyak sereh yang aromanya bikin rileks. Sarung batik, kain tenun, atau tikar pandan bisa jadi tekstur lembut yang bikin suasana makin cozy. Saat hujan turun, kamu bisa nikmati wedang jahe, bandrek, atau bakso kuah hangat sambil ngobrol santai di teras rumah. Kebersamaan juga terasa lewat tradisi gotong royong, kerja bakti kampung, atau kumpul keluarga lesehan sambil main congklak atau ular tangga tanpa gangguan ponsel. Intinya, Hygge versi kita adalah menikmati momen sederhana yang penuh kehangatan dan keakraban, tanpa ribet dan tetap dekat dengan budaya lokal.

Checklist Hygge ala Anak Indonesia

Biar kamu nggak cuma tahu teori tapi juga bisa langsung praktik, ini ada checklist simpel yang bisa kamu coba untuk menciptakan suasana Hygge ala anak Indonesia:

Matikan lampu neon, nyalakan lampu bohlam kuning atau lilin aromaterapi sereh untuk pencahayaan lembut
Siapkan pojok nyaman di teras atau ruang keluarga dengan bantal batik, sarung, dan lampu meja redup
Gelar tikar pandan atau tikar rotan, tambahkan selimut tipis untuk lesehan keluarga atau teman
Sajikan minuman hangat seperti wedang jahe, bandrek, atau cokelat panas saat hujan atau malam hari
Hidangkan camilan comfort food seperti pisang goreng, bubur kacang hijau, atau bakso kuah
Masak bersama sup soto, sayur asem, atau makanan rumahan yang prosesnya lama dan nikmati aromanya
Terapkan zona bebas gadget 1--2 jam saat kumpul, simpan ponsel di kotak khusus supaya fokus ngobrol dan main game tradisional
Main congklak, ular tangga, kartu remi, atau board game sederhana bareng keluarga dan teman
Bercerita folklore Nusantara atau baca buku bersama di pojok nyaman
Nikmati suasana hujan sambil lesehan ngobrol di teras dengan suara rintik sebagai latar alami
Adakan movie night keluarga dengan alas selimut dan bantal di lantai
Kerja bakti mini seperti merapikan kamar atau menanam bibit tanaman bareng-bareng
Letakkan tanaman hias seperti sirih gading atau monstera di ruang kumpul untuk sentuhan alam tropis
Buka jendela saat hujan agar udara segar dan aroma petrichor masuk ke dalam rumah
Pakai pakaian nyaman seperti kaos oblong longgar, sarung, atau cardigan tipis favorit
Tulis tiga hal kecil yang kamu syukuri sebelum tidur untuk menguatkan rasa puas

Dengan cara-cara ini, kamu bisa merasakan Hygge tanpa harus jauh-jauh ke Denmark. Intinya, Hygge itu soal menciptakan ruang yang nyaman, akrab, dan penuh kehangatan yang sebenarnya sudah ada di sekitar kita, tinggal bagaimana kamu menghidupkannya. Yuk, mulai praktikkan dan rasakan sendiri bedanya!

(Pexles/Rahmad Himawan)
(Pexles/Rahmad Himawan)
Gimana? Setelah "bedah" habis-habisan tentang si bediding ini, sekarang kamu udah punya gambaran yang lebih jernih, kan? Ternyata, dingin yang kamu rasakan itu nggak cuma soal suhu di luar sana. Kadang, itu cuma sinyal dari pikiran atau hati yang lagi minta diperhatikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun