Mohon tunggu...
bagong junior
bagong junior Mohon Tunggu... -

tiada batu yang tak retak dengan tetesan air

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Penyesalan Itu Bukan Kiamat

3 Oktober 2014   23:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:28 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1412330010294630511

Dunia mugkin hanya sebuah lipatan

Terlipat dan terus mendekatkan jarak

Jarakmu yang membuat kedengkian akan cemburu

Cemburu pada sebelumnya hanya anggapan saudara

Saudara yang membentuk puing-puing peluang hitbah

Hitbah terencana akan bahterah

Bahterah ubahnya kenyataan dalam nyata

Nyata menuju sakinah bersamanya

Tak hanya berhenti pada satu hal

Entah kapan terkurung pada langkah dan janji suci

Hanya do’a yang mampu terucap

Hanya harap yang mampu terangkai

Aku mulai terayu oleh godaan dunia

Hingga aku semakin lemah akan keyakinan

Bukan keyakinan yang melemahkan

Godaan dunia hanya sarana menuju altar nyata

Tidak hanya harap dan ucap, apalagi janji

Yang terpuji terlepas dari kelemahan hati

Untuk meyakini ijab yang suci

Bersama yang kau pilih dari Sang Maha Pemberi

Terkadang dunia memaksaku menangis

Memaksaku melepas segala keluh hati

Aku semakin lemah akan tuntutan

Entah apa yang harus aku lakukan

Menangispun bukan jalan untuk melangkah

Hingga akupun mulai menenggelamkan diri

Tenggelam dalam lautan istighfar

Dunia tidak hanya punya rasa keluh

Duniapun punya rasa yang dianggap bahagiah

Keterpaksaan tak ubahnya penyesalan pada masa depan

Langkahmu takkan staknan pada tangis dan istigfar, namun

Kesediaan akan syukur dan ikhlas menjemput impian

Kebaikan mengubah masa depanmu dan imammu yang suci

Sudah jangan hiraukan aku,

Biarkan aku dalam duniaku

Melemah dan melemah

Kerendahan diri hanya membuatmu, menjadi

Sepi, sunyi, tersembunyi dan tersendiri

Terlalu kosong pandanganku pada masa depan

Tidakkah kau memahami firman dalam sastra tersuci umat

Apakah ada kehampaan insan selain berpaling dari_Nya

Apakah ada ujian melebihi kesanggupan hambahya

Maafkan aku, ampuni aku

Tuntun aku untuk kembali kepada_Mu

Aku ingin mencintai_Mu

ilustrasi: pramestimesti.blogspot.com


Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun