Mohon tunggu...
Bagindo Arrahman
Bagindo Arrahman Mohon Tunggu... -

Hidup adalah perjuangan dan perjuangan adalah syarat hak mutlak hidup.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sembunyilah Menuju Lubang Semut Jika Hendak Menertawai (+Tekhnologi)-nya

8 Desember 2014   00:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:50 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SEMBUNYILAH MENUJU LUBANG SEMUT

JIKA HENDAK MENERTAWAI

( + TEKHNOLOGI )-NYA

“…Capek-capek kuliah tinggi-tinggi jurusan sejarah, menghapal buku berkodi-kodi

“…ternyata ceritanya kok aneh begini…” ( kata juru ketik asrama kampus di Bandung ).

“…Percuma lulus Cumlaude, mendingan tongkrongin aza gedung DPR RI tahun 1500 SM…”

“…Karena di sana banyak tumpukan buku jilid putih 1417 SM tentang riwayat gentayangan

tokoh prokmator republik Indonesia yang kena bisul demokrasi cucu durhaka 2014 SM.

GUYON, Mari kita sambut baca tulisan korbanan-korbanan bisul demokrasi mewabah di bawah ini.

“…Selamat Membaca wayang Akapela’s Kang Mas Sujiwo Tejo OKEM…”

PERINGATAN DARI PENULIS :

“…Tulisan ini bukan rekayasa otak. Awal di awal bukanlah diperuntukan khalayak. Ia menggema tat kala cucu durhaka menelanjangi demokrasi Marhaen dengan mengangkangi buku, maka yang demikian itu menghasilkan demokrasi bisul kenduri menduri. Tulisan ini adalah reaksi dari sebuah susunan sistematis politis cucu durhaka. Tujuan tulisan ini untuk KESADARAN KATA MAAF dan bukan KHIANAT. Pendidikan dimaksudkan untuk KESABARAN, menjadikannya sadar bahwa tidak ada gunanya keangkuhan di balik nama politik dan keangkuhan bayonet menikam Marhaen. Selain itu tulisan di bawah ini perlu penghayatan dan penjiwaan. Bukan hanya mencatut demi secatut kalimat dan menjadikannya sebagai metodologi catutan. Membacanya sepenggal-penggal akan memenggal kewarasan jiwanya sendiri. Sehingga bukanlah sebuah dendam yang dicari namun kesadaran akan KHILAF dan KATA MAAF. Jikapun itu terasa GENGSI DIUCAPKAN DEMI NAMA KESOHORAN PARTAI BAJURI, meminta maaf dengan sedakep penuh kecintaan terhadap ILLAHI sudah cukup mewakili HAMBA untuk MEMAAFKAN CUCU TAMAK DURHAKA. Selain itu selain nama yang termaksud tersinggung sungging, adalah pendidikan politik bagi rakyat Indonesia bahwa TONG KOSONG BELUM TENTU TAK BERISI. Tong nyaring bunyinya karena ceking kelaparan 9 tahun dikurung Peraturan Pemerintah ( PP ) berjenjang-jenjang piramid mandul kontrol dari masyarakat. Juga ada KONSEP TENTANG HUKUM yang memiliki sistem tak terbantah setitikpun sebagai sumbang ilmu untuk Indonesia tercinta. Untuk CUCU DURHAKA, Sadarlah. Sehingga nama durhakamu itu bisa terhapus di hatiku. Sehingga wangi surga itu bisa kau rasakan. Renungkan mendalam setelah kau membaca semua nasehat dari anak ingusan yang tak mampu bagiku sendiri menghina ingusnya. Kasihannilah rakyat Marhaen yang setia menjadi pundak bagi Republik ini. Jangan kangkangi lagi dan jangan lagi gunakan taji bayonet seperti pembicaraan antara keserakahan tamak dusta mewabah “VS” kebenaran berfakta http://kabarpolitik.com/2014/11/30/sby-dan-jokowi-debat-di-twitter/

“…Untuk sahabat sejati dari masa kemasa, NUSANTARA. Izinkan aku mendidik cucu durhaka agar sadar dan kembali mendekati welasasih Tuhan YME, lungguh dan menjadi luhur kembali atas dasar welasasih atas dasar Ar-rahim aku menasehatinya dengan LANTANG. Demi keturunan kita agar kelak tidak salah jalan, seperti jalannya kini. Maaf dan izinkan cambuk-ku menghantamnya agar ia sadar. Aku harap cukup sekali aku menyambuk cucumu. Aku bersedih karena ia cucumu maka ia-pun termaksud cucuku, ia cucu kita. Namun aku bersedih menjadi sedih jika ia tak sadar jua mengapa aku cambuk kesadarannya. Wahaii sahabat, ampuni aku mencambuk demi CINTA, Perih demi SADAR. Antara CINTA dan PERJUANGAN kita.

Demikian wahai sahabat terkasih…”

===============================================================================

Indonesia 1417 SM - 2014 SM, waktu jam pasir merek Jalangkung.

Aku melihat, ia menangis. Sumpah setianya demi negara, kandas dengan kuasa tumpul ke atas. Aku meringsek kolbu, ratapi arti hukum mati kemakmuran. Tak jua engkau faham, mengapa ia kuberi nama SATU KESATUAN YANG BERKEADILAN SOSIAL. Lantas mengapa kau tak belajar sebuah kebudayaan. Mengapa kau menjadi setan bermandikan wewangian?

Jika Kesatrian maka hendak raksasa jumpa tarung raksasa. Jika bunglon hendaklah sadar, jangan siksa Marhaen dengan kuasa senjata. Jika pengecut, janganlah mencoba memulai komunikasi pembelaan diri untuk menggaet lobi-lobi kendaraan bersih demi menyelamatkan kesalahan fatal. Jika ambisi duduk di singgah sana, sadarlah aku tidak akan iklashkan cucu durhaka untuk se-milisenti-pun. Jika mengatakan tong kosong itu berarti nyaring bunyinya maka terimalah tantangan Jaka lahar bersimbah kalimat syahadat beradu pengalaman halang melintang poros waktu, dan bukan poros tengah yang plin-plan nan ambivalent.

Bangsat bajingan yang mana untuk perumpamaan, jika kau rundung kebahagiaan sukses perjalanan hutang negeri IMF. Sementara siapa yang kau siksa bayonet ialah anjing bagi kalian. Maka sudah sewajarnyalah kau sadar, perumpamaan itu adalah sifat bodoh kesombongan usia yang fakir ilmu. Sudah sepantasnya kau jua malu, siapa dan oleh bagaimana kebanggaan suksesi IMF itu berada. Maka selanjutnya kau sadar siapa yang menggonggong wewangian dan siapa tuan ilalang tulang buritan?

14179453501530713690
14179453501530713690

Aku akan mengejar cakrawala dan kau akan akan berusaha teramaram senja. SOSIAL BUDAYA SEJAHTERA itu BUKAN DIKTATOR seperti yang kau tuduhkan. Sedangkan bayonet siksa Marhaen itu berlipstik kata-kata santun dan politik pedas rujak polo, ITULAH YANG DIKTATOR TERHADAP MARHAEN, CAMKAN ITU SANTUN PALSU…!!!. Sedang baret penghias kemunafikan langgengkan cacing-cacing tanah merangsek bumi perkemahan dan menghalalkan baret untuk sebuah kekuasaan. Mengapa kau tak sadar jua usia itu senja dan apa yang akan kau bawa untuk hari pertanggungjawaban ILLAHI?

Pikir mendalam dan rasakan wahai cucu durhaka. Masihkan berencana mempermalukan Marhaen, membuat autobiograpi untuk pencitraan politik picikmu lagi dikemudian hari jika semua rekam jejakmu itu semua berfakta di pudak-KU? Meski kau permanis dengan meletakan ke dalam arsip nasional Republik, namun semua akan busuk membusuk jika fakta berdentang lantang. Kunci ster pencitraanmu sudah digenggamanku. Kado busuk di arsip nasionalmu itu tidak berarti. FAKTA ada di GENGGAMANKU. Camkan itu…!!! Dan itu, jaaaangan sekali lagi kau siksa Marhaen dengan bayonet, terlebih memfitnah balik sebagai diktator. Jika tidak, itu akan membangunkan Macan Putih beregu Macan Kumbang ( Sepasang Mr ) untuk menantang perang kebenaran di atas kebenaran “VS” Kebakhilan di atas kebodohan di kancah Internasional.

1417945272322302475
1417945272322302475
14179459911309923004
14179459911309923004

Sudah guritawan nan mewati tikus politikus merasa meraya. Ada jua peribahasa jembatan drakula melata, rel bising tanpa sebuah pendidikan arti sejahtera. Maka yang itu bukan melahirkan kesempurnaan namun keraguan dalam setiap tindakan. Karena hati kalian tak berkaca. Karena kalian tempurung di atas katak dan lantangnya katak di dalam tempurung. Termasyurlah jika setelahnya kau simpan ragu dan gelisah, apa yang kurang atas keangkuhan lidah tak bertulang. Merugi negara demi lidah-lidah tak bertulang terlebih kepintaran tak berarti tanpa welas asih dan naluri nurani berjati diri pertiwi kemakmuran serta tanpa jati diri hakiki ilalang.

Buku tanpa ruh kesatuan sejahtera kemakmuran dan revolusi kultur budaya keadilan berpidato podium. Ia katakan bahwa seorang pemimpin tak boleh kirim ratap namun beri harapan. Lantas,,, apa dan bagaimana jika kau tak ikut meratap jika ia meratap pandangi kenyataan berfakta sekitar negeri. Bukan maksud BIMA SUCI ratap nasib namun singgahlah KAU ke pelosok negeri bahwa mereka tidak akan luput kelaparan dengan suguhan harapan, pidato tanpa digdaya rasa kenyang. Sadarlah senyum kemayu, yang sejatinya PEMIMPIN ITU SUDAH SUGIH. Namun yang sugih ialah SUGIH HATI. Bukan PEMIMPIN SUGIH HARTA. Maka kau dapati simpulan, bahwa sesungguhnya ratapannya bukan keluhkan diri namun sebuah kebodohan jiwa-jiwa yang BUTA RAYA, rakyat butuh perut bukan paduan diagfragma perut…!!!

Waktu dikejar oleh status quo ringkih nan rengkeh semburan lumpur, laknati rakyat jelata. Demi kelataan sifat waktu, ia terkejar nafsu langgeng di atas demokrasi bisul nan membisuli khalayak. Kau kangkangi bersama-sama cucu durhaka kemerdekaan harapan. Sejatinya kalian berlomba tutupi kesalahan fatal lampau bagi keluarga dan sahabat korban-korban kebiadaban status remaja pencarian jati diri reformasi. Sengkongkolan maling yang semaling-malingnya akan kabur lebur menahan jarahan maling karena itu pamungkasmu, bondo khuldi. Namun ingatlah tiada yang abadi di dunia ini. Sang pemilik menagih kepangkuan HAK yang menjadi HAK-nya demi NUSANTARA. Sadarlah sebelum terlambat.

Maka semua itu kudapati simpulan bahwa, seandainya hatiku menjadi hati mereka maka setelah kabur tanggungjawab dari jilid 14 Februari 2014 dan Ultimatum PERADABAN ILALANG maka :

“…Woooiii…ini masalah besar, guobloook lu yah,,,salah orang luh hantam beton berlapis

14 meriam pemusnah masal. Luh sama aza kepengen semua isi ATM dan bisnis illegal kita ludes.

Dasar bangkotan cari penyakit,,, Mending luh minggir dari kongsi kita…!!!

dari pada masalah Internasional malah merenggut ratu imuut kita.

Wadooooh,,,masalah besar. Guooobloook…!!!”

14179451761266856435
14179451761266856435

Dunia ekonomi mana yang tak mengenal perusahaan. Dunia yang bagian pojok bumi manakah tak mengenal persaudagaran. Dunia terpencil manakah tak tergemgam sumpah palapa Gaj-(ahmad)-a. Maka persilahkan berlomba serakah dunia, waktu akan terus bergulir dan keuntungan itu membuncit peruntukan jiwa-jiwa yang kerti, jiwa-jiwa tangis pribumi. Pribumi gelisah bukannya bertambah gusar namun sejajarkanlah tinggi pusar kalian dengan punggung dewi Sri yang lantunkan syair bulir-bulir padi nan menguning maka kalian akan semakin mengerti keangkuhan yang sia-sia dipertahankan.

Kurunglah handai tauladan mencari harapan. Patahkan langkahnya maka siapkan rakyat lebih terbiasa pandangi negeri yang sulit membahagiakan harapan anak-anaknya untuk makan, sekolah dan menghalau risau jika esok tak sama atau bahkan lebih sengsara. Siapkan pula pisau belati untuk menghukum harapannya yang meradang terbebas dari kesengsaraan dan berkaca keindahan fana penuh kepalsuan negeri seberang yang menjanjikan mereka untuk sejahtera.

Hukum runcing meruncingi rakyat yang retakkan kepala mereka bahwa untuk bertahan hidup sudah tidak ada cara lagi selain melanggar pagar tanaman orang. Jika berujung maut maka keluarganya nestafa. Jika berjung jeruji, merundung dendam negeri. Jika dipaksakan maka sebuah persatuan yang tak dikenal bagi cacing-cacing perut ialah KEGAGALAN DEMOKRASI. Itulah irama surga terarah dan bertujuan. Bukan final kan tujuan melarang tanpa memahami namun awal kejayaan RAKYAT DEMOKRASI. Ingatlah jangan patahkan arang, meski legam oleh ulah cucu-cucu laknat kepercayaan namun disitulah awalan. Tanpo tanding.

Algojo berkata bahwa memenggalnya ialah tiada cara lain bagi rakyat jelata, apapun salahnya ia meski simbahkan pertiwi untuk yang kesekian kalinya oleh darah dan amunisi. Kaum budaya tak mau kalah bahwa darah dan amunisi bukan solusi namun cukup cukung karantina dan bertanya sebab musabab. Namun sadarlah jika itu terjadi bagi politikus penghianat negara maka atas nama demokrasi yang diselewengkan, ia redam algojo dengan bujuk rayuan syahdu partai. Tiga sisi yang bertentangan, bukan hanya dua sisi lantas dari mana usut akar berawal?

Efek jera bukan mengenal selalu kata sanksi. Itulah sistem hukum yang bersih dan mutu peradilan melampaui setitikpun keraguan. Jawaban yang tepat HANYA POLA SOSIAL BUDAYA, SEJAHTERA MAKMUR dan BIROKRAT RENDAH JABATAN - MULIA HARAPAN LUHUR. Semua itu runtun tangga, dan jangan terbalik meletakkan. Jika terbalik sama dengan halnya dengan menghisap sebatang rokok dengan posisi api berada di bibir. Jika terbalik memposisikan kedaulatan kemakmuran maka akan banyak bibir-bibir jelata yang terbakar. Jika semuanya pesakitan maka SUMPAH SERAPAH-nya karena pemimpin pencitraan telah menyundut bibir jendral Ahmad Yani. Semua itu rancah tangga dan bukan perdebatan tak kerti bahwa seorang tersohor di bumi manapun jika dikurung tak diberi makan minum sebulan, IA BISA MELEBIHI BUASNYA HEWAN SERIGALA. Pikiran dan rasa yang ada hanya satu, LAPAR…!!! Meskipun sejuta umat ber-khudbah untuknya, meski alim ulama menyadarkannya, semua baginya sama. Baginya saat itu semuanya hanya SETAN-SETAN YANG TIDAK MENGERTI MENGAPA IA MENJADI SETAN BIADAB…!!!

Namun keniscayaan saat itu jika hukum membelati kebawah. Karena semua sudah terstruktur kultur kebahagiaan. Semua dapat menikmati hari tanpa pusing besok mau ngudut ( merokok ) uangnya dari mana. Semua dapat tenang tafakur sholat fardu ain menghadap gusti ALLAH, Tuhan YME. Semua tidak risau jabatan. Semua hanya ingin melayani karena sudah puas terlayani. Semua akan menjadi tatanan sosial kemasyarakatan yang berdaulat PANCASILA landaskan budaya NUSANTARA ilalang. Semua sudah tidak berkeinginan capek-capek berkutbah podium karena sudah ada singa putih dan kumbang podium naga emas. Semua sudah tidak ragu untuk bersandar di bawah rinai nyiur pantai. Semua mata tertuju pada keindahan bumi pertiwi yang telah kembali berjaya.

Namun, jika ada diantaranya yang masih ingkar durhaka, tamak segalanya bondo khuldi maka dengan sendirinya mereka terlempar jauh dengan hadirnya kebengisan hukum. Algojo sudah tidak lagi takut dengan paduan syahdu multi partai melempem. Algojo sudah kerti, hukum itu dilakukan setelah berbagai upaya penyadaran mereka akan sistim sosial keadialan berkesatuan telah gagal bagi mahluk dajjal. Sehingga yang bebal dan tak kebal-kebal hukum itu mesti di ganjar hukuman sebagai bentuk pendidikan terakhir bagi sistem kehidupan berbangsa bernegara kemakmuran, keadilan, persatuan. JIKA SEMUA SISTIM KULTURAL KEMAKMURAN TERBENTUK MAKA MAHLUK BEBAL TAK KEBAL-KEBAL HUKUM. NAMUN JIKA MEMULAI DARI SISTIM HUKUM TANPA KERTI ILMU USUS MERAMBAT KE JANTUNG HATI MAKA SEMUA AKAN BERADU PENDEKATAN. Antara pendekatan manusia lapar, keadilan dan persatuan " VS  "orang-orang borjuis tamak duniawi, kolusi korupsi berjamaah pahala 27 derjat dan pengkhianat kepercayaan negara. Siapakah yang tampil sebagai pemenang? Semuanya tontonan sampah ketoprak hidup.

Maka ILMU HUKUM HARUS BERAWAL DARI LAPAR. Itulah sebagian dari beberapa bagian ilmu ilalang. Ilmu keadilan harus kenal PUSAT dan PANTAT. Ilmu sosial harus kenal budaya. Ilmu budaya harus lagi kembali ke ilmu lapar. Maka, jika ada professor sanggah, dimana setan akan beranak pinak jika tidak jua kerti irisan himpunan polah tata bangsa berawal dari sini? Bukan dari 27 derajat pahala institusi yang tak tahu malu, kolusi jemaah tanpa sosial kemasyarakatan lapar. Itulah keseimbangan nurani terhadap titah naluri.

Sodakoh ilmu untuk kaum kerti bahwa bukan izajah yang KAU cari namun mengerti ilmu usus mampu merambat ke jantung hati. Lantas, teruslah mempertuhankan otak kalian maka SIAP-SIAPLAH NEGERI INI MISKIN DAN TERBELAKANG SELANJUTNYA SIAP-SIAPLAH MENERIMA KARMA DOMBA DOMBA BERSERIGALA.

MAKA persiapkan musnahkan Nusantara maka siap-siaplah akhir zaman. Dunia akan kukut musnah. Peradaban sudah tidak ada lagi selain semuanya serba serigala pemangsa tanpa domba santapan.

Ini persembahan bagi INDONESIA RAYA. Jika lalai, jutaan nama berajut senja menunggu pembalasan. Inilah wasiat persatuan dan kesatuan hakiki, sejati diantara keragaman. Inilah pemahaman dan pekerjaan. Ini juga landasan awal TATA KELUARGA, TATA BANGSA DAN TATA NEGARA. Bukan tekhnologi yang kau andalkan untuk persatuan kesatuan dan bukan bayonet pembungkam Marhaen. Tekhnologi itu hanya sebagian upriit ilmu keilmuan Tuhan. Tekhnologi dan harta tak akan berarti jika tak mendapat penghargaan pengakuan dari KUAT MENDARAN SI-PERUT SERIGALA HEMPAS PILU. Tekhologi tak mampu menyentuh DEMOKRASI RAKYAT TANPA BERKACA. Namun jika tak sadar jua semua itu maka ditangannya pula tekhnologi akan menjadi trisula siwa dan malaikat pencabut nyawa, pemusnah masal. Percayalah, ke lubang semutpun malaikat mampu senggama tekhnologi menghampirimu. Sadar dan hindari itu sebelum Sang pemimpin murka. Setelah kau percaya maka cintailah. Selama ini ia kelaparan demi yang lainnya kenyang.

Jika ada kaum junius meragukannya sebagai kicauan gila dan kaum agama kulit meremehkan bahwa ia mengkhultuskan diri maka kita bicara logika, apakah bambu kuning runcing mampu diangkat gunakan oleh jin setan perayangan dalam perjuangan revolusi 1945? Tentu tidak. Namun tekhnologi sudah menuju kesempurnaan digital. Sayangnya diantara mereka angkuh bahwa perut urutan kesekian. Jika itu yang kalian agungkan maka lapis berlapis benteng pertahanan negeri manapun sudah ia selimuti. Ia mampu pasang surut kemana sang empu arahkan. Ialah sifat tuhan yang maha pengasih, Ar-rahman. Namun, bukanlah arti sebuah nama jika bukan harapan dari emak dan ayahserta bapak dan ibunda pertiwi. Ia nyata sosok petarung jiwa, petarung jagad dan pecinta negeri. Ialah Si-kuat mendaran, Perut Serigala dari timur, Ayam Jago yang terlupakan.

“sembunyilah menuju lubang semut jika hendak menertawai-NYA agar hati-NYA tidak mendengar..,”

JADI untuk siapa ia dilahirkan?

Negara mana yang menginginkan keberadaanya?

Kemasyuran sejahtera dan digdayaan negara mana yang menginginkan keberadaannya?

Negara siapa yang ingin ia lindungi?

Dan terakhir, Negara mana yang akan luluh lantah ditangannya?

“...HATI-HATILAH,,,HATINYA BISA WELAS ASIH

NAMUN BISA MENJADI PENDENDAM....”

Semoga kalian semua sadar bahwa kesadaran itu sebuah ilham. Kesabaran itu sebuah pemahaman. Demi Nusantara. Demi rakyat sentausa sejahtera. Demi amanah suri tauladan. Demi welas asih. Demi sebuah kesejajaran budaya bangsa akan keadilan. Demi kebengisan hukum. Demi persatuan dan kesatuan. Demi NKRI. Demi Indonesia raya. Demi Indonesia RAYA Poros Maritim Dunia. Terahir, demi kesempurnaan hidup menghadap Sang Khalik.

[caption id="attachment_358328" align="alignnone" width="588" caption="KAMI MENDUKUNGMU ( SEDULUR KAMI, RI-1 ) IR. H JOKO WIDODO UNTUK INDONESIA RAYA POROS MARITIM DUNIA"]

141794543395632434
141794543395632434
[/caption]

DIA PEMIMPIN. DIA PEMIMPIN. DIA PEMIMPIN kaum yang lemah. Kooperasi adalah ladang sejarah. Satu sen rupiah-pun dimakan oleh dan untuk oknum pejabat serakah tamak duniawi di Republik ini serta tidak mempertimbangkan misi sosial kemasyrakatan maka DIA TIDAK IKLASH...!!! Tidak akan iklash menjadi darah daging apapun yang mereka makan dan minum. Sampai liang lahatpun, DIA tidak akan iklash-kan mereka jika mereka lupa sejarah dan putra-putri terbaik dari yang paling terbaik di dalam bangsa ini

JAKARTA YANG KINI IBU KOTA NEGARA,,,MASIHKAH AKAN JAYA JIKA DIA MAU

MENYEBUT GUNUNG KRAKATAU UNTUK BANGKIT....???

BUKANKAH 1983-1883= 100...???

Demikian.

Atas nama aktor kesukaan drama

SSTI ( Suami-Suami Atut Istri )

[caption id="attachment_358329" align="aligncenter" width="206" caption="SAHABAT SEJATI DARI MASA KE MASA, NUSANTARA"]

1417945479911070885
1417945479911070885
[/caption]

Pak RT & Si-Uda

Tulisan ini kupersembahkan untuk mengenang kemesraan bunyi paduan kentut antara mantan PresidenMr. Rajawali dengan Wakilnya Mr. Ayam Jago yang lulus didikan pencak silat ayam hutan garuda untuk bisa sama-sama terbang dari ujian terkamanan Sang Guru, Suhu Rajawali Hitam semasa kecil .

14179455331311258901
14179455331311258901

Mereka paduan kentut setelah bersama-sama selesai melahap singkong rebus jarahan kebun kampus gubug rombeng. Ternyata mereka sempat riuh kentut panjang seharian setelah melahap padanan singkong rebus dan kukus untuk menahan lapar berhari-hari lampau yang ditahan karena gak punya duit, alias miskin.

Belum lagi mereka gak suka mandi maupun gosok gigi namun hanya sahabatnyalah yang gak berdaki meski gak mandi-mandi karena rutin lotion pemutih. Mereka senantiasa ngutang sebatang Rokok Mustang Cigaretes Filter di warung dengan minta izin istri-istrinya terlebih dahulu. Mereka pula pernah cikakakan bak anak-anak kecil tat kala menonton drama film Suami-Suami Takut Istri, ( SSTI ) antara peran Si-Uda dan Pak RT.

Mereka pula pernah saling bergantian menunggangi sepeda motor butut merah metalik dan sepeda ontel onta asli Tegal mapak mendok, serta masing-masing saling genggam tangan saat sepeda motor menarik ontel di medan tanjakan yang terjal. Mereka juga sering berargumen untuk mencat warna sepeda motor butut merah metalik untuk menjadi hijau loreng agar lolos razia Polantas. Karena motor itu udah tua dan pemberian orang tua ditambah susahnya mencari makan maka boro-boro kepikiran membayar pajak sepeda motor butut, apalagi membeli phonesel blackberry.

Mereka pernah menangis pilu bersama-sama para sahabat saat dengar lagu Sholdier to Cry on - Tommy Page, saat cukuran rambut botak tahun 2003 SM.

Itulah penggalan kisah off the record era Indonesia sebelum masuk masehi, 1417 SM.

Tulisan reportase ini pertama kudapati dari dalam tong sampah gedung DPR RI tahun 1500 SM, yang berisikan air kencing tertawaan terpingkal-pingkal khalayak. Tulisan ini pula pernah menjadi keset sepatu mewah pejabat RI. Tulisan ini-pun pernah hampir membunuhnya oleh tingkah cucu tamak durhaka, senjata memakan tuan-tuanya sendiri. Cucu bebal, tak kebal-kebal hukum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun