Mohon tunggu...
Bagas Widiagana
Bagas Widiagana Mohon Tunggu... Seniman - Seorang mahasiswa yang sangat tulus dalam mencintai karena saya adalah mahasiswa jurusan pendidikan yang tulus bekerja tanpa pamrih.

Anak muda yang masih mencari kesibukan ditengah waktu perkuliahan dengan menulis hal apa saja yang saya temui dan mengabadikan momen yang saya temui di jalanan. Apabila ingin berbincang dengan saya bisa temui saya di tempat dimana kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bullying Anak Semakin Merebak Tanda Lemahnya Perlindungan terhadap Anak

5 Juli 2022   08:27 Diperbarui: 5 Juli 2022   08:33 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bullying merupakan suatu bentuk tindakan dengan menyakiti seseorang baik secara fisik, psikis, maupun psikologis sehingga membuat korban bullying merasa lemah dan tidak berdaya. Dalam bahasa sendiri bull artinya banteng yang memiliki kebiasaan menyeruduk tanpa arah yang sesuai dengan praktek bullying itu sendiri. 

Bullying di Indonesia terutama di lingkungan sekolah merupakan persoalan yang tiada pernah henti-hentinya dibicarakan. Korban akibat bullying sudah berdampak pada hilangnya nyawa. Dalam hukum di Indonesia menghilangkan nyawa seseorang secara sengaja sudah tergolong suatu tindakan pidana. Dalam permasalahanya bullying di sekolah dilakukan oleh pelaku yang dibawah umur, sebaya dengan korban bullying tersebut. Hal ini yang sering dijadikan pertimbangan untuk mencegah serta menindak tegas bullying. 

Indonesia sendiri telah menetapkan beberapa pasal hukum untuk menindaktegas pelaku bullying. Bahkan hukuman yang diberikan sangatlah berat apalagi hingga dapat menghilangkan nyawa seseorang. Tetapi dalam kenyataanya pelaku bullying dibawah umur hanya dikenakan pasal pidana anak yang hukumanya sangatlah ringan jika dibandingkan dengan dampak yang ditimbulkan. 

nasional.republika.co.id
nasional.republika.co.id

Anak yang sudah mengalami tindakan bullying akan merasa trauma yang membekas. Hal ini terjadi karena tahap anak merupakan tahapan mereka mempelajari sesuatu serta pengalaman baru. Jika mereka sudah mendapatkan pengalaman dicaci, dimaki, dipukul, dll tentu saja akan membekas dalam memori pikiranya. Apalagi dilakukan oleh teman sebayanya. 

Peran guru dan orang tua untuk selalu memperhatikan lingkungan pergaulan anak. Perubahan sikap yang semula periang menjadi pemurung harus segera dicari tau agar tidak terjadi dampak yang semakin luas. Menjalin hubungan yang harmonis antara orang tua dengan anak perlu ditingkatkan agar anak nyaman bercerita dengan kita sebagai orang tua. Selain itu pembekalan sikap percaya diri perlu diberikan pada anak agar tidak mudah lemah dengan cacian, makian, serta cemoohan yang nantinya muncul di tengah lingkungan sekolah. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun