Namun, menyamakannya dengan keharusan bersekolah sama kelirunya dengan anggapan keselamatan gereja. Sekolah telah menjadi agama yang dianut proletar modern dan memberikan janji hampa dan keselamatan kepada kaum miskin di zaman teknologi sekarang ini. Negara kebangsaan telah memeluknya, mengatur warganya mengikuti jenjang jadwal sekolah, dan mendapatkan ijazah, tidak jauh berbeda dengan upacara-upacara inisiasi dan penasbihan jabatan keagamaan pada zaman dahulu (Thobroni dan Mustofa, 2013: 365).
Menurut Illich sistem pendidikan yang baik dan membebaskan harus mempunyai tiga tujuan yaitu: 1) Pendidikan harus menyediakan bagi semua orang yang ingin belajar peluang untuk menggunakan sumber-sumber daya yang ada pada suatu ketika dalam kehidupan mereka; 2) Pendidikan harus mengizinkan semua orang, yang ingin membagikan apa yang mereka ketahui, untuk menemukan orang yang ingin belajar dari mereka; 3) Sistem pendidikan dapat memberi peluang kepada semua orang yang ingin menyampaikan suatu masalah ke tengah masyarakat untuk membuat keberatan mereka diketahui oleh umum.
Dari ketiga tujuan diatas, kesimpulannya tujuan pendidikan bagi Illich adalah terjaminnya kebebasan individu untuk memberikan ilmu dan mendapatkan ilmu, sebab mendapatkan pendidikan dan ilmu adalah hak dari setiap warga dimanapun (Illich, 1971: 75-76).
Masih banyak yang berpandangan bahwa pengetahuan dan ilmu hanya bisa didapatkan jika kita bersekolah, hal itu tidak salah karena sekolah merupakan tempat dimana pengetahuan dan ilmu diajarkan oleh guru. Lalu bagaimana dengan individu yang tidak menempuh pendidikan wajib? Ia belum tentu tidak memiliki pengetahuan dan ilmu, sebab pengetahuan dan ilmu dapat dicari dan didapat selain dari sekolah, seperti membaca buku-buku pengetahuan dirumah dan mendapatkan pengetahuan serta pengalaman dari dunia.