Meskipun banyak keunggulannya, bioteknologi pangan tidak lepas dari perdebatan:
Etika: Beberapa pihak masih mempertanyakan kealamian makanan hasil rekayasa, terutama yang berbasis kultur sel.
Regulasi dan Labeling: Di beberapa negara, GMO atau produk hasil editing gen harus diberi label khusus, yang dapat memengaruhi persepsi publik.
-
Penerimaan Konsumen: Studi Pew Research (2023) menemukan bahwa meski dukungan terhadap makanan hasil bioteknologi meningkat, masih ada segmen masyarakat yang ragu atau menolak.
Untuk menghadapi ini, edukasi publik dan transparansi dari produsen menjadi sangat penting.
Kesimpulan
Bioteknologi bukan lagi soal kemungkinan, dia sudah menjadi realitas yang mengubah cara kita makan. Dari lab ke supermarket, inovasi ini membuka peluang besar untuk menciptakan sistem pangan yang tidak hanya cukup untuk memberi makan dunia, tetapi juga adil, berkelanjutan, dan sehat.
Namun, teknologi saja tidak cukup. Kita juga membutuhkan kebijakan yang inklusif, edukasi publik, dan komitmen lintas sektor untuk memastikan bioteknologi benar-benar menjadi solusi, bukan sekadar tren eksklusif yang hanya bisa dinikmati sebagian kecil populasi.
Sudah saatnya kita lebih sadar dengan apa yang kita konsumsi. Bukan hanya sekadar enak atau murah, tapi juga berprinsip pada asas berkelanjutan yang dapat dipertanggung jawabkan.
Apa pendapat Anda tentang makanan hasil bioteknologi? Apakah Anda siap menyambut inovasi ini di dapur kita masing-masing?
Daftar Pustaka