Mohon tunggu...
Bagas Candrakanta
Bagas Candrakanta Mohon Tunggu... Mahasiswa -

SMI - Sopan Mengelaborasi Ide

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Generasi Muda Jepang Berkurang dan Pelajaran untuk Indonesia

3 November 2017   07:31 Diperbarui: 3 November 2017   23:15 6207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi masyarakat jepang | Foto: Pixabay/cegoh

|Well-Educated person| 

Menurut Ranker, pendidikan juga menjadi alasan anomali yang sedang terjadi di Jepang. Semakin orang teredukasi dalam pendidikan, semakin rendah kecenderugan mereka dalam berhubungan seksual. Tentu kita semua tahu bahwa Jepang adalah salah satu sistem pendidikan yang terbaik di dunia. Hubungan antara kehidupan pendidikan dan kehidupan seksual juga sempat dibahas oleh peneliti asal Jerman, yaitu Rainer, Helmut and Ian Smith dalam bukunya yang berjudul, "Education, Communication and Wellbeing: An Application to Sexual Satisfaction".

Mari bayangkan kita mengalokasikan kegiatan dalam tiga aktivitas, yaitu bekerja mendapatkan uang, berekreasi (leisure), atau menikmati hubungan seksual. Semakin teredukasinya seseorang (well-educated), semakin mungkin terjadinya dua aktivitas pertama, yaitu pekerja yang teredukasi menghasilkan uang lebih besar, dan akibat dari penghasilan yang banyak, semakin tinggi kualitas rekreasi seseorang. Alhasil, semakin terdukasinya seseorang, semakin banyak ia akan menghabiskan wakunya dengan bekerja, berekreasi, yang pada ujungnya memiliki sedikit waktu untuk menikmati hubungan seksual yang baik. 

|Pesan untuk Indonesia|

Seluruh data yang penulis sampaikan diatas bisa saja kurang tepat. Perlu kajian yang lebih mendalam untuk mendapatkan data yang berkualitas. Tetapi, data diatas bisa jadi bahan refleksi apa yang sedang terjadi di Jepang. Lantas, apa pelajaran yang bisa kita petik dari anomali ini sebagai bahan 'ngaca' Indonesia? Etos kerja yang masih rendah. Bayangkan, saking giatnya mereka bekerja, sampai harus meninggalkan membangun kehidupan keluarganya. Kalau kita pikirkan jernih-jernih, gila ya. Ekstrem banget.

Saya pernah membaca tulisan salah satu kompasiener (maaf, saya lupa. Tapi tulisan tersebut bagus sekali) yang mengatakan saking giatnya penduduk Jepang bekerja, sampai ada hari dimana mereka harus cuti kerja. Gak boleh gak, harus libur! Sampai harus dipaksa baru libur. Saya saja sewaktu kuliah sering bolos dan malas belajar. Belum lagi kita melihat para PNS yang sering bolos kerja, apalagi hari pertama setelah liburan. Sampai harus ada hukumannya lho untuk mengantisipasi kebiasaan buruk ini.         

Setelah membaca anomali yang terjadi di Jepang, hal yang patut kita syukuri adalah cukup seringnya mati lampu di Indonesia. Karena cuma ada satu kegiatan yang bisa dilakukan suami-istri saat gelap-gelap mati lampu. Hehehe.

Referensi : theres nothing weird sexless Japan , Generasi Muda Malas Punya Anak, Pemerintah Jepang Panik,     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun