Mohon tunggu...
Bagas Abdil Lukman
Bagas Abdil Lukman Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mengkritik

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kunci Pekerja Harmonis: 3 Strategi Ampuh Menghadapi Tekanan Atasan Tanpa Burnout

26 September 2025   14:08 Diperbarui: 26 September 2025   14:16 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

PENDAHULUAN

Siapa pun yang berkarier pasti pernah merasakan datangnya tekanan kerja, terutama yang bersumber langsung dari atasan atau pihak kekuasaan. Seringkali, tekanan ini diabaikan dan dianggap sebagai bagian normal dari pekerjaan. Padahal, jika stres ini kronis dan tidak dikelola dengan baik, dampaknya bisa jauh lebih serius. Tanpa kita sadari, kita sedang berjalan menuju jurang Burnout, sebuah keadaan kelelahan ekstrem yang bukan sekadar lelah biasa, melainkan ancaman nyata bagi kesehatan mental, produktivitas, dan masa depan karier kita.

Anda mungkin bertanya: Mungkinkah tetap produktif dan harmonis di tempat kerja meskipun atasan terus menekan? Jawabannya: Ya! Kita tidak perlu pasrah atau mengorbankan ketenangan batin kita.

Oleh karena itu, artikel ini hadir untuk memberikan solusi. Saya akan membagikan 3 Strategi Ampuh yang telah terbukti membantu pekerja untuk tetap profesional, menjaga keharmonisan internal, dan menghadapi tekanan atasan tanpa perlu berakhir pada burnout. Mari kita selami kunci untuk mengendalikan situasi alih-alih dikendalikan olehnya!

PENJELASAN

Menurut Maslach  (2016), Burnout memiliki tiga aspek utama :

  • Karena kelelahan emosional (Emotional Exhaustion) , Dimana individu merasa energi fisik dan mentalnya terkuras habis sehingga daya tertarik dan produktifitas menurun bagi pekerja.
  • Depersonalisasi/Sinisme, yang merupakan respon negative dan menjauh dari pekerjaan dikarena sifat seorang yang tidak peduli dan kaku akan rekan kerjanya
  • Penurunan pencapaian personal (Reduced Personal Accomplishmen), yaitu perasaan seseorang yang tidak lagi kompeten atau efektif dalam pekerjaannya, menyebabkan motivasi dan kinerja menurun drastic.

Penjelasan Maslach menegaskan bahwa burnout adalah sindrom yang kompleks, bukan sekadar kelelahan biasa. Ketika tekanan dari atasan meningkat (menurunkan dukungan, menciptakan sinisme), dan beban kerja dirasa melampaui kapasitas, ketiga aspek tadi akan muncul: kita merasa lelah secara emosional, mulai sinis terhadap lingkungan kerja, dan akhirnya merasa tidak efektif. Namun, kita tidak harus membiarkan tekanan ini merusak karier dan keharmonisan batin kita. Oleh karena itu, mari kita bedah satu per satu 3 Strategi Ampuh yang dapat Anda terapkan segera untuk menghadapi tekanan atasan dan memastikan Anda tetap harmonis tanpa mengalami burnout.

Strategi pertama untuk pekerja yang ingin tetap harmonis di bawah tekanan adalah mengedepankan Manajemen Stres Personal dan Komunikasi Proaktif yang profesional dengan atasan. Tujuannya adalah memperbaiki kondisi kerja sebelum masalah memicu burnout atau memerlukan intervensi pihak ketiga.

  • Komunikasi yang Tepat dengan Atasan

Tekanan dari atasan seringkali timbul karena kesenjangan komunikasi atau ekspektasi yang tidak jelas. Sebelum menganggapnya sebagai musuh, lakukan komunikasi empat mata yang terencana dan efektif:

  1. Tetapkan Batasan Profesional (Set Boundaries): Berkomunikasilah secara asertif, bukan agresif. Jelaskan secara tenang bahwa tekanan yang berlebihan mulai memengaruhi kualitas kerja atau jangka waktu penyelesaian.
  2. Fokus pada Pekerjaan, Bukan Personal: Ketika berdiskusi, hindari menyalahkan atasan secara personal. Fokuslah pada beban kerja (misalnya, jumlah tugas yang besar dalam waktu yang terbatas ), dan usulkan solusi, seperti meminta prioritas atau perpanjangan waktu untuk menghindari penurunan prestasi kerja.
  3. Minta Dukungan: Komunikasi juga bisa berarti meminta dukungan yang jelas dari atasan. Kurangnya dukungan atasan adalah salah satu kondisi lingkungan kerja psikologis yang memengaruhi  burnout. Mintalah  feedback yang konstruktif dan bimbingan alih-alih hanya kritikan.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun