Mohon tunggu...
BADINUR RASYIDIN
BADINUR RASYIDIN Mohon Tunggu... Freelancer - Trying to reach something

saya adalah gamers dan writer, mencintai segala sesuatu yang pedas :D

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kehilangan Teman untuk Selamanya Sungguh Menyayat

23 Juli 2019   01:38 Diperbarui: 23 Juli 2019   01:42 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seakan tidak percaya dengan apa yang terjadi, baru saja kemarin saya membicarakan tentang kematian, lagi lagi kenyataan menorehkan luka. Rasanya baru kemarin ingin bercengkrama dengamu, ingin tertawa lagi seperti saat semua di dalam satu kelas yang konyol, kita memang berselisih, saling berkompetisi untuk juara kelas. Masih ku ingat riangnya tawa mu saat ku goda dirmu. Kita memang tak dekat tapi waktu dua tahun yang kita habiskan telah membentuk suatu ikatan yang erat, ketika ku dengar peristiwa naas itu menimpamu dan kita akan berpisah untuk selamanya bagaikan terguncang jiwa ini. 

Kali kedua bagiku untuk merasakan di tinggal orang orang terdekat untuk selamanya. Almarhum amelia semoga Alloh selalu memberikan penerangan di dalam kuburmu. Seluruh iman dan islammu di terima di sisinya, dan semoga kejadian naas ini melebur semua dosa dosa mu. Tak kuat rasanya setiap melihat berita tentang kejamnya kejadian yang menimpamu, tak ada kata yang bisa melukiskan kejinya perbuatan pelaku itu. Semoga perbuatan jahat yang ia lakukan di balas berjuta juta kali lipat lebih pahit dari apa yang kau rasakan. 

Sosok ceria dan cerdas yang pernah ku kagumi dulu bahkan sempat terlintas untuk meminang mu, jasadmu memang telah tiada tapi insyaAlloh semua kenangan yang kau berikan akan terus ku ingat. Tiada yang lebih keji di dunia ini selain manusia, mereka banyak melakukan kejahatan, pantaslah Tuhan pada akhirnya akan memberikan kiamat untuk dunia ini karena bagiku sendiri sudah terlalu muak melihat kemungkaran kemungkaran yang terjadi di dunia ini. 

Sejarah pun tidak lepas dari peperangan dan pertumpahan darah, seakan hanya ada rentang sedikit waktu untuk saling mencintai dan mengasihi. Kenapa harus begitu menuruti hawa nafsu dan melupakan logika, kita makan makanan yang sama, hidup di negara yang sama lantas kenapa masih saling menyakiti. Semua orang memiliki hak untuk hidup, kenapa tegak merebut hak itu dari seseorang?, apa hanya demi memenuhi hawa nafsu sementara, saya katakan harta bisa di cari dan memenuhi tuntutan nafsu itu tidak akan ada habisnya. 

Jadi tolong berhenti berpikir bodoh untuk melakukan kejahatan. Semiskin atau seburuk apapun hidup mu yakini adanya Tuhan, dan yakinlah keadaan itu tidak akan berlangsung selamanya. Dulu kala saat saya sedang sangat kritis dalam ekonomi, di dalam hati ini saya selalu menguatkan "dunia berputar, Tuhan tidak pernah berbuat jahat pada mahluknya sehingga nasib malang ini pasti berlalu" . Saya tidak menyuruh Anda untuk percaya kepada saya, tapi saya ingin percayalah kepada diri sendiri dan mulailah saling mengasihi. 

Teruntuk almarhumah di alam sanah panjatan doa doa semoga selalu tercurah dan semoga selalu ada pertolongan di dalam kubur sanah. Karena memang kelak saya pun akan menyusul mu. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun