Mohon tunggu...
Herman Wahyudhi
Herman Wahyudhi Mohon Tunggu... Insinyur - PNS, Traveller, Numismatik, dan Pelahap Bermacam Buku

Semakin banyak tahu semakin tahu bahwa banyak yang kita tidak tahu. Terus belajar, belajar, dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga Dorong Pertumbuhan Ekonomi

25 Juni 2019   16:50 Diperbarui: 25 Juni 2019   17:09 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nilai Tukar Rupiah 1997-1998 (sumber: Mamuju Pos)

Cakupan Sistem Keuangan dalam Kebijakan Markoprudensial (sumber; BI)
Cakupan Sistem Keuangan dalam Kebijakan Markoprudensial (sumber; BI)
Kebijakan makroprudensial dimulai sejak tahap awal yakni pemetaan dan pemantauan risiko, hingga berlanjut ke tahap pemilihan instrumen kebijakan yang diperlukan berikut implementasinya. Tahap terakhir adalah evaluasi untuk mengetahui efektivitas tindakan yang diambil.   

Dalam sistem keuangan, antara institusi yang satu dengan yang lain saling terkait dalam sebuah sistem.   Misalkan bank A memiliki aset, sedangkan aset yang bagi bank B menjadi sebuah kewajiban (liability).    Kegagalan bank B memenuhi kewajiban akan berdampak pula pada bank A.   Belum  lagi kewajiban bank B kepada pihak lain.  Kondisi ini akan mempengaruhi kredibiltas perbankan.     Bank jika diamati dari skalanya apapun itu, risiko sistemik kemungkinan dapat terjadi. Risiko sistemik mirip penyakit menular.  Jika tidak segera ditangani akan bertambah parah.

Contoh yang terjadi Inggris.   Setelah 140 tahun, negeri ini kembali mengalami kekacauan perbankan di dalam negeri.   Meskipun Northen Rock sudah diberi pinjaman darurat pada 13 September 2007 oleh Bank Sentral Inggris (Bank of England), kondisi bank tak kunjung membaik.   Akhirnya bank ini dinasionalisasi pada 17 Februari 2008 demi menghindari risiko sistemik yang lebih luas terhadap perekonomian Inggris.

Peraturan BI Nomor 16/11/PBI/2014 tentang Pengaturan dan Pengawasan Makroprudensial, "risiko sistemik merupakan potensi instabilitas sebagai akibat terjadinya gangguan yang menular (contagion) pada sebagian atau seluruh sistem keuangan karena interaksi dari faktor ukuran (size), kelompok usaha (complexity), keterkaitan antarinstitusi dan/atau pasar keuangan (intereconnectedness), serta kecenderungan perilaku yang ebrlebihan dari pelaku atau institusi keuangan untuk mengikuti siklus perekonomian (procyclicality)."

Peran Otoritas Keuangan (sumber: BI)
Peran Otoritas Keuangan (sumber: BI)
Masalah SSK tak hanya makroprudensial atau mikroprudensial tetapi banyak faktor terkait.   Sebab itu Pemerintah membentuk Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang  terdiri dari Kementerian Keuangan, BI, OJK, dan Lembaga Penjamin Simpanan untuk bekerja sama menjaga stabilitas keuangan di Indonesia.   KSSK melakukan pemantauan terhadap perkembangan ekonomi, moneter, fiskal, pasar keuangan, lembaga jasa keuangan, dan penjaminan simpanan.  Pemantauan bersifat looking forward (melihat ke depan).  Jika terdapat tanda adanya ketidakstabilan, maka KSSK segera mengambil tindakan.  Mencegah lebih baik daripada mengobati.  Biaya mengobati jauh lebih mahal dan waktu yang lama untuk membangkitkan kembali kepercayaan publik terhadap sistem keuangan negara. 

Ada pepatah latin, pecunia non olet.  Artinya uang tidak berbau.  Ia bisa pergi ke mana saja dan kapan saja.  Ini yang menjadi tugas KSSK untuk mengawasi 'pecunia' ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun