Mohon tunggu...
Herman Wahyudhi
Herman Wahyudhi Mohon Tunggu... Insinyur - PNS, Traveller, Numismatik, dan Pelahap Bermacam Buku

Semakin banyak tahu semakin tahu bahwa banyak yang kita tidak tahu. Terus belajar, belajar, dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

PKH dalam Empat Babak

2 Maret 2019   23:53 Diperbarui: 3 Maret 2019   00:21 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bu Heltini dan warung baksonya (sumber: pkh.kemensos.go.id)

Babak Ketiga

Kalau babak pertama dan kedua menceritakan kisah pilu dan getir.   Babak ketiga adalah gambaran sukses penerima PKH.   Tokoh dalam babak ini adalah tokoh nyata.  Namanya Ibu Heltini dan tinggal di Pangkal Pinang.   Ibu dengan tiga anak yang merupakan salah satu Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (KPM PKH) tahun 2016 dengan mantap menyatakan keluar dari kepesertaan PKH.

Awalnya hidup Ibu Heltini serba sulit.  Keuntungan yang di dapat suaminya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan membiayai kehidupan sekolah anak-anaknya.   Bu Heltini harus putar otak setiap hari agar dengan uang yang minim bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.  Tapi tetap saja harus gali lubang tutup lubang.

Bu Heltini dan warung baksonya (sumber: pkh.kemensos.go.id)
Bu Heltini dan warung baksonya (sumber: pkh.kemensos.go.id)
Berkat PKH, ia punya modal untuk berjualan bakso keliling.  Keuntungan yang didapat dari berjualan bakso keliling mulai dikumpulkan sedikit demi sedikit dan dijadikan modal awal membuat gerobak bakso untuk membuka usaha di depan rumah.

Hal ini dilakukannya karena ia dan suaminya telah memiliki penghasilan yang cukup dari keuntungan yang didapat melalui usaha warung bakso yang diberi nama "Warung Bakso Sumber Rezki" yang bertempat di depan rumahnya sejak tahun 2018.

Warung baksonya menghasilkan pundi-pundi rupiah dengan keuntungan bersih 300-400 ribu rupiah perhari atau 9 juta hingga 12 juta rupiah perbulan.  Wow, lebih besar dari gaji pegawai negeri atau karyawan swasta.  Benar apa kata pepatah, no sweet without sweat.  Semua butuh pengorbanan dan kerja keras.

Keberhasilan Bu Heltini juga tak lepas dari peran pendamping KPMPKH sebagai agen perubahan.  Mereka memberikan arahan dan nasehat kepada para penerima PKH untuk memanfaatkan dana bantuan sebaik mungkin. 

Tujuannya untuk mengubah sikap dan kemandirian para Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (KPMPKH).   Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengadakan kegiatan rutin bernama Family Development Session (FDS).   Perhatiannya adalah perubahan sikap dan perilaku untuk menghindari ketergantungan terhadap bantuan sosial dari pemerintah.

"Saya tak menyangka keuntungan berjualan bakso membuat saya bisa merenovasi rumah dan alhamdulillah tidak menemui kesulitan lagi untuk biaya hidup keluarga", jelas Heltini dengan terharu dan senyum mengembang

Masih banyak cerita sukses Penerima PKH lainnya.  Ibarat memberi kail dibandingkan memberi umpan.  PKH mendorong kemandirian ekonomi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sehingga perlahan akan tergraduasi dan tidak lagi bergantung pada bansos.  Kompasianer bisa membacanya dalam Cerita Pendek Keberhasilan Program Keluarga Harapan yang dapat di didownload di website www.kph.kemsos.go.id. 

Cerpen Keberhasilan PKH (sumber: pkh.kemensos,go,id)
Cerpen Keberhasilan PKH (sumber: pkh.kemensos,go,id)
Inilah misi besar PKH dalam menurunkan kemiskinan.   Keberhasilan PKH dapat dilihat dari penurunan jumlah penduduk miskin Indonesia pada tahun bulan Maret 2017 berjumlah 10,64% (27.771.220 jiwa) menjadi 10,12% (26.582.990 jiwa) pada bulan September 2017, total penurunan penduduk miskin sebanyak 1.188.230 atau  sebesar 0.58% (BPS,2017).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun