Mohon tunggu...
Herman Wahyudhi
Herman Wahyudhi Mohon Tunggu... Insinyur - PNS, Traveller, Numismatik, dan Pelahap Bermacam Buku

Semakin banyak tahu semakin tahu bahwa banyak yang kita tidak tahu. Terus belajar, belajar, dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Money

Stabilitas Barang Kebutuhan Pokok, Inflasi, Zimbabwe, Manusia Setengah Dewa, dan Godot

13 April 2018   22:25 Diperbarui: 13 April 2018   23:03 1551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul gado-gado dari artikel ini bikin bingung ya?   Mengapa Zimbabwe harus dibawa-bawa dan apa hubungannya dengan stabilitasi harga.  Wait a moment, please.  Mari kita bahas satu-satu.

Stabilitas Barang Kebutuhan Pokok dan Inflasi

Stabilitasi barang kebutuhan pokok erat kaitannya dengan Inflasi.  Dilansir laman Bank Indonesia, secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus dalam periode, misalnya satu bulan (month on month/mom) atau satu tahun (year on year/yoy).

Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya. 

Indonesia saat ini telah memasuki era inflasi rendah. Dalam tiga tahun terakhir angka inflasi nasional berada di kisaran 3%.  Inflasi rendah dan stabil merupakan sebagai prasayarat mewujudkan kesejahteraan masyarakat.  Inflasi Oktober 2017 mencapai 0,01% mom dan 3,58% yoy.

Sedangkan menurut isteri (yang sarjana ekonomi meski akhirnya jadi ibu rumah tangga) terdapat 2 jenis inflasi, yaitu karena dorongan biaya (cost -- push inflation ) dan karena peningkatan permintaan (demand -- pull inflation).

Dorongan Biaya (cost -- push inflation ) disebabkan karena industri-industri (pabrik-pabrik) harus menaikkan harga jual sebuah produk untuk menutup biaya produksi. Dorongan biaya ini mengakibatkan adanya pola siklus upah dan harga yang lebih tinggi atau spiral harga upah (wage price spiral).

Peningkatan Permintaan (demand -- pullinflation) disebabkan karena meningkatnya permintaan barang dan jasa, sedangkan ketersediaan (supply) jumlahnya relatif tetap. Beberapa ahli ekonomi  meyakini permintaan dapat dikendalikan melalui kebijakan Bank Sentral dan Departemen Keuangan.

Inflasi terkait erat dengan faktor-faktor utama yang menjadi indikator kesejahteraan, antara lain, kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, infrastruktur perdesaan, akses permodalan, dan penyediaan rumah layak huni.   Pengendalian inflasi yang rendah dan menjaga stabilitas harga penting dalam mewujudkan perekonomian nasional serta kesejahteraan masyarakat.

Zimbabwe

Laju inflasi yang tinggi selalu menjadi masalah perekonomian di Indonesia, pada Agustus 2009 Menteri Ekonomi Sri Mulyani berkata,"Kita masih lebih baik dari Zimbabwe."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun