Mohon tunggu...
Giorgio Babo Moggi
Giorgio Babo Moggi Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar yang tak berhenti untuk menulis

Dream is My Life's Keyword.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Moka! Moka! Moka! Menelanjangi Pembaca

8 April 2019   07:35 Diperbarui: 8 April 2019   08:11 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buku ini tak hanya mengungkapkan pengalaman sang penulis. Tak melulu hasil refleksi sang pemilik kisah,  Budi dan sahabatnya Iin Mariana Febrigitasari. 

Penulis  membuka tabir realitas pada umumnya yang terjadi pada setiap orang di lingkungan sosial mana saja - orang bersikap dan memposisikan diri sebagai teman, kawan atau sahabat.

Mengikuti alur cerita dalam buku ini, sama artinya menuluri jejak sendiri. Masa kuliah.  Apakah kita  menemukan sosok teman, kawan atau sahabat di kampus? Atau, kita bersikap dan bertindak sebagai teman, kawan, atau sahabat kepada yang lainnya?

Buku ini hadir sebagai bentuk otokritik pada diri kita yang memiliki motif yang dangkal dalam membangun hubungan atau interaksi sosial dengan orang lain.  Mengkritik kita yang mengagungkan material, uang atau harta, dalam merajut pertemanan, perkawanan atau persahabatan.

Kisah penulis dan Iin Mariana Febrigitasari adalah testimoni tentang nilai-nilai persahabatan sejati. Mengedepankan nilai-nilai persahabatan itu sendiri daripada materi atau takaran semu dan hal-hal duniawi. 

Mereka hadir menuntun pembaca untuk menemukan dan mengenal dirinya melalui kisah-kisah mereka - apakah kita tampil sebagai seorang teman, kawan atau sahabat dalam keseharian hidup? Pada akhirnya,  kita menemukan sarat makna dan filosofi relasi sosial  tentang (per)teman(an), (per)kawan(an) dan (per)sahabat(an).

Kita patut sadari,  tak mudah seseorang untuk menaikkan level interaksi sosialnya. Dari pertemanan ke level perkawanan, dari perkawanan ke tingkat persahabatan. Karena menjadi seorang sahabat harus menjadi satu kesatuan dengan orang lain yang dijadikannya sebagai sahabat. Dia akan menjadi satu raga, sejiwa, dan satu kata. Kesetiaan seorang sahabat luar biasa. Loyalitas dan totalitasnya  tak perlu diragukan. 

Semakin tinggi level interaksi sosial, semakin sedikit orang yang mencapai level interaksi tinggi tersebut. Semakin tinggi level interaksi sosial, semakin tinggi kualitas interaksi sosialnya.  Per(sahabat)an adalah strata tertinggi dari sebuah interaksi sosial. Karena itu, untuk menggapainya tak mudah, sedikit orang yang dapat mencapainya.

Buku ini layak dimiliki dan dibaca oleh orang-orang yang pernah mengalami dunia kampus bahkan bagi mereka sama sekali tak pernah masuk dunia kampus. Kampus dalam buku ini hanya sebuah kebetulan setting peristiwa ini terjadi. Kisah ini dapat saja terjadi dimana saja. Lingkungan sosial mana saja. Sekolah, tempat kerja dan sebagainya.

Selain itu, keseluruhan peristiwa dalam buku ini dirangkaikan secara simpel baik itu pilihan diksi maupun tata bahasanya. Pembaca mudah melahapnya. Belum lagi,  celotehan jenaka yang mengundang tawa. Kadang pula pembaca harus sedikit mengerutkan dahi karena  penulis senantiasa menyisipkan perspektif keilmuan, sosiologis khususnya, pada akhir-akhir ceritanya. Tapi, itu tak seberapa dengan sebagian besar kisahnya dipoles dengan sentilan yang memicu tawa. Dengan demikian, kita tak hanya  berimajinasi (membayangkan) akan kisah yang ditulis, kita juga mendapatkan sudut pandang baru dalam dimensi keilmuan yang berguna dalam keseharian hidup kita.

Saya jamin pembaca akan tersenyum-senyum sendiri, tertawa dan menepuk dahi  karena dialog-dialog yang lucu, peristiwa yang mungkin kita pernah alami, dan percakapan yang lumrah kita alami yang secara kebetulan penulis mengangkatnya kembali dengan gaya tuturnya sendiri.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun