(Karya Naskah Dalam Rangka Apresiasi GTK 2025)
Perkembangan teknologi informasi telah mengubah wajah kehidupan manusia secara drastis. Hampir setiap sendi kehidupan kini tidak bisa dilepaskan dari teknologi digital---mulai dari komunikasi yang serba cepat, hiburan yang serba instan, transportasi berbasis aplikasi, hingga cara manusia berbelanja dan belajar. Dunia pendidikan pun dituntut untuk tidak hanya berfokus pada teori dan hafalan, tetapi juga menyiapkan peserta didik agar mampu beradaptasi dengan perubahan zaman yang begitu cepat.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab besar dalam membekali generasi muda dengan keterampilan abad ke-21: berpikir kritis, kreatif, mampu berkolaborasi, dan memiliki literasi digital yang tinggi. Guru, dalam konteks ini, tidak hanya berperan sebagai pengajar tetapi juga sebagai agen perubahan---penggerak transformasi pendidikan yang inovatif, relevan, dan bermakna.
Salah satu contoh nyata dari transformasi pendidikan tersebut dapat dilihat di SMA Negeri 3 Purwokerto, melalui inovasi pembelajaran yang digagas oleh seorang guru Informatika, Taufiq Ariefianto, S.Pd., atau yang akrab disapa Babeh Opiq 76. Ia melihat potensi besar dalam tren e-commerce yang tengah berkembang pesat di masyarakat. Alih-alih hanya dijadikan konsumsi, e-commerce ini diubah menjadi sarana pembelajaran yang transformatif.
Dari pemikiran tersebut lahirlah Smagalapak, sebuah platform e-commerce berbasis sekolah yang bukan hanya berfungsi untuk jual beli produk, tetapi juga menjadi wadah pembelajaran kewirausahaan, teknologi, serta kolaborasi antarsiswa. Melalui smagalapak, peserta didik tidak hanya menjadi pengguna teknologi, melainkan juga pencipta, pengelola, dan inovator dalam ekosistem digital yang nyata.
Latar belakang munculnya smagalapak berakar pada kesadaran bahwa pendidikan abad ke-21 harus mampu melampaui batas ruang kelas. Siswa perlu mendapatkan pengalaman belajar yang kontekstual---belajar sambil praktik langsung, belajar sambil mencipta, dan belajar sambil berinteraksi dengan dunia nyata. Smagalapak menjadi wadah untuk mengintegrasikan antara teori dan praktik tersebut.
Dengan kata lain, smagalapak bukan hanya proyek teknologi, tetapi gerakan transformasi pendidikan yang menggabungkan semangat belajar, berinovasi, dan berwirausaha dalam satu ekosistem digital di lingkungan sekolah.
SMA Negeri 3 Purwokerto dikenal sebagai sekolah yang berprestasi dengan budaya akademik yang kuat dan dukungan guru-guru yang berdedikasi. Namun, sebagaimana sekolah lainnya, dinamika zaman menuntut adanya pembaruan dalam cara mengajar dan belajar. Dunia digital yang semakin cepat membuat sekolah harus berpikir lebih kreatif untuk menjaga relevansi pembelajarannya.