Link artikel jilid sebelumnya : https://www.kompasiana.com/babehopiq762600/68e70c14ed64152f6a35c6e2/ide-ide-kokurikuler-unik-menarik-bermakna-dan-mendalam-1?utm_source=Whatsapp&utm_medium=Refferal&utm_campaign=Sharing_Desktop
Kurikulum Merdeka hadir bukan hanya sebagai pembaruan sistem pembelajaran, tetapi sebagai gerakan budaya sekolah baru yang memberi ruang bagi siswa untuk menjadi pribadi merdeka, berpikir kritis, dan berkarakter kuat.
Dalam roh Kurikulum Merdeka, ada satu elemen penting yang sering terlupakan namun justru menjadi kunci keberhasilannya: kegiatan kokurikuler.
Di bawah ini lanjutan dari 16 ide kegiatan kokurikuler murah meriah yang bisa diterapkan di Sekolah dari artikel sebelumnya. Setiap kegiatan dikaitkan langsung dengan satu atau lebih dimensi Profil Lulusan serta kebiasaan anak Indonesia hebat.
4 Kewargaan: "Posko Demokrasi Mini"
Simulasi Pemilu OSIS atau pemilihan ketua kelas dijalankan seperti pemilu sungguhan: ada panitia, kartu suara, dan TPS mini.
Siswa belajar menghargai perbedaan, memilih dengan cerdas, dan berpendapat dengan santun.
Nilai yang dibangun: Demokrasi, kewargaan aktif, penalaran kritis.
Kegiatan bonus: Debat publik antar calon dengan moderator siswa.
5 Penalaran Kritis: "Ngopi Bareng Ide"
"Ngopi" artinya Ngobrol Pikiran Bareng.
Kegiatan dua minggu sekali di mana siswa berdiskusi santai tentang isu nyata: AI, sampah digital, body shaming, atau dampak media sosial. Cukup di taman sekolah, tanpa proyektor, tanpa biaya.
Nilai yang dibangun: Penalaran kritis, komunikasi, literasi digital.
6 Penalaran Kritis: "Kelas Hoax Hunter"
Siswa berburu berita hoaks dari media sosial dan memverifikasi kebenarannya lewat Google Fact Check, TurnBackHoax, atau Snopes.
Hasilnya dipresentasikan ke teman-teman.
Nilai yang dibangun: Literasi digital, integritas, berpikir logis.
7 Kreativitas: "Daur Ulang Jadi Cuan"
Botol bekas, kardus, kain sisa --- semua bisa disulap jadi produk bernilai jual.
Dari tempat pensil, tas kecil, hingga pot tanaman.
Nilai yang dibangun: Kreativitas, wirausaha, peduli lingkungan.
Kegiatan bonus: Bazar mini tiap akhir bulan.
8 Kreativitas: "Galeri Digital Sekolah"
Setiap siswa mengunggah karya seni, foto, atau tulisan ke laman sekolah (Google Sites atau Instagram).
Galeri ini jadi museum digital siswa.
Nilai yang dibangun: Apresiasi seni, percaya diri, inovasi digital.
Biaya: Rp 0.
9 Kolaborasi: "Proyek Lintas Kelas"
Satu proyek dikembangkan oleh siswa dari kelas berbeda, misal membuat film pendek, membuat podcast lintas kelas, atau pameran karier.
Nilai yang dibangun: Kolaborasi, komunikasi, toleransi.
Kolaborasi: "Festival Kelas Berbagi"
Setiap bulan, satu kelas menjadi "tuan rumah" untuk mengajar topik tertentu ke kelas lain.
Misalnya kelas 10 berbagi tentang Canva, kelas 11 berbagi tips SNBP.
Nilai yang dibangun: Kolaborasi, empati, saling belajar.
..... masih berlanjut di jilid berikutnya ... ditunggu esok hari ya ...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI