Tak lama, pesanan kami tiba. Saya memilih nasi goreng dan cokelat dingin, sedangkan istri saya menikmati mie dengan latte dingin. Soal harga, cukup ramah di kantong, tak jauh berbeda dengan kafe-kafe pada umumnya. Menu yang tersedia juga sangat beragam, mulai dari aneka kopi, latte, soft drink, mie, nasi, hingga beragam pilihan lainnya yang bisa disesuaikan dengan selera.
Menariknya, struk pembelian makanan jangan langsung dibuang, karena bisa digunakan sebagai tiket masuk ke Kalanami Resort dan juga untuk parkir gratis.
Setelah makan dan minum, sore mulai menjelang dan cuaca tampak mendung. Kami pun beranjak ke bagian belakang cafe, yang langsung berbatasan dengan aliran sungai. Taman-taman cantik menghiasi area ini, sementara beberapa perahu karet tampak mengapung di sungai, membawa rombongan yang riang menikmati arung jeram.
Kami terus menyusuri area hingga sampai di pintu masuk Kalanami Resort. Seorang petugas memeriksa struk dari cafe sebagai syarat masuk. Di dalam resort, bangunan kayu beratap rumbia berdiri menawan dengan latar pegunungan hijau, taman-taman asri, serta danau yang tenang di depannya. Di danau itu, beberapa angsa tampak berenang riang, menambah suasana damai dan natural.
Area resort ini memang terbuka untuk umum, namun pengunjung hanya dapat mengakses area publik sehingga privasi tamu yang menginap tetap terjaga.
Tiba-tiba, rintik hujan mulai turun, yang segera berubah menjadi hujan deras disertai petir yang menyambar langit. Kami buru-buru berteduh di bawah salah satu dari dua payung besar yang tersedia di taman. Beberapa pengunjung lain ikut berlari ke arah kami untuk bergabung berteduh. Meski basah dan dingin, suasana terasa sangat syahdu---suara hujan, riak danau, angsa-angsa yang tampak bersuka cita, dan kilatan petir sesekali membelah langit.