Mohon tunggu...
Azrael
Azrael Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Kolese Kanisius Jakarta

Halo

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Setahun Transit Tanpa Harmoni Central Busway

29 April 2024   22:27 Diperbarui: 29 April 2024   22:49 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: commons.wikimedia.org

Halte Harmoni Central Busway dahulu merupakan salah satu halte besar tempat pengguna layanan Transjakarta melakukan transit atau berpindah rute. Halte tersebut menghubungkan pengguna layanan bus rapid transit (BRT) dari seluruh wilayah Jakarta. Namun, imbas dari pembangunan MRT Jakarta Fase 2, halte Harmoni Central Busway harus ditutup pada tanggal 4 Maret 2023, lebih dari setahun yang lalu.

"Centrang, centreng," dahulu terdengar suara orang-orang berlarian mengejar bus di atas lantai yang terbuat dari lembaran seng. Pagi hingga malam, hingga pagi kembali. Halte Harmoni Central Busway menjadi saksi bisu kehidupan di Jakarta yang serba cepat.

Kini, halte Harmoni bukan lagi halte sentral maupun halte transit. Halte yang dahulu melayani 4 koridor utama dan sekian banyak koridor pengumpan, kini digantikan oleh halte temporer yang hanya melayani 1 koridor utama dan 2 koridor pengumpan. Lalu, bagaimana dengan koridor-koridor yang dahulunya dilayani oleh halte Harmoni Central Busway?

Untuk mengakomodir proses transit, Transjakarta mengalihkan beberapa rute ke halte-halte terdekat, seperti halte Monumen Nasional, Juanda, Petojo, dan Jelambar. Misalnya, terminus koridor 2 dan 8 yang dahulu berada di halte Harmoni Central Busway kini dipindah. Terminus koridor 2 kini berada di halte Monumen Nasional dan koridor 8 di halte Pasar Baru.

Namun, sarana dan prasarana untuk mendukung pengalihan proses transit dari halte Harmoni Central Busway masih kurang dari segi ukuran dan kapasitas. Contohnya, halte Petojo yang kecil dan sempit, serta dahulunya hanya melayani koridor 8A (Harmoni - Grogol 2), kini menjadi halte transit dan melayani koridor 2A, 3, 3H, 8, dan 10H. Hal tersebut menyebabkan halte tersebut menjadi sangat penuh saat jam sibuk dan tidak jarang ada antrian hingga ke luar halte.

Demikian pula halte Monumen Nasional. Halte yang hanya memiliki 3 peron di setiap arah tersebut membuat proses transit dan naik-turun penumpang menjadi sulit. Hal tersebut dikarenakan semua penumpang, dengan koridor tujuan yang berbeda-beda harus menunggu di peron yang sama, sehingga menimbulkan penumpukan di peron yang menghambat penumpang yang ingin naik atau turun dari bus.

Dalam beberapa minggu pertama setelah ditutupnya halte Harmoni Central Busway, Transjakarta melakukan beberapa perbaikan terhadap sistem transit yang baru dan mengekstensifikasi halte Petojo dan Monumen Nasional. Halte Petojo dibuat menjadi lebih panjang dan peronnya ditambah dari yang semula hanya memiliki 2 pintu menjadi 4 di setiap arah. Halte Monumen Nasional diperbesar sedikit tanpa menambah peron. Transjakarta juga menambahkan 1 pintu di halte Pecenongan arah Pasar Baru.

Perbaikan-perbaikan tersebut tentunya sangat membantu dalam meningkatkan kapasitas dan mengurangi kepadatan dan penumpukan penumpang di halte. Diharapkan perbaikan dan peningkatan terus dilakukan oleh Transjakarta dan pihak-pihak terkait agar kenyamanan pengguna layanannya tetap terjaga, serta kooperasi dari sesama pengguna layanan agar situasi di halte tetap tertib dan kondusif, bahkan di saat jam sibuk sekalipun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun