Mohon tunggu...
Azma Hanina
Azma Hanina Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi IAIN Jember

Azma hanina Mahasiswi IAIN Jember Asal Gresik

Selanjutnya

Tutup

Money

Kekuatan Permintaan dan Penawaran di Pasar Tanjung

21 Mei 2019   06:00 Diperbarui: 21 Mei 2019   06:24 3904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ekonomi pasar adalah suatu sistem ekonomi yang dikontrol, diatur dan diarahkan oleh pasar itu sendiri. Peraturan dalam produksi dan distribusi barang dipercayakan kepada mekanisme mengatur diri sendiri. Sistem ekonomi ini menganggap pasar sebagai tempat penyediaan barang, termasuk jasa, dengan harga tertentu yang berdasarkan harga tadi akan memenuhi permintaan. Perdagangan muncul dari usaha untuk mencari barang diluar batas wilayah. Jika suatu komunitas manusia tidak pernah melakukan perdagangan eksternal sama sekali, maka tidak perlu munculnya pasar.

Sebagai pusat kegiatan ekonomi, pasar merupakan tempat bertemunya antara penjual dan pembeli, sedangkan sebagai pusat kebudayaan merupakan sarana tempat terjadinya interaksi antara warga masyarakat sebagai tempat pembaharuan dan pusat informasi. Pasar merupakan kumpulan seluruh pembeli dan potensial atas tawaran pasar tertentu. Pasar selama ini sudah menyatu dan memiliki tempat paling penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, bagi masyarakat pasar bukan hanya tempat bertemunya antara penjual dan pembeli tetapi juga sebagai eadah untuk berinteraksi sosial.

Diantara kegiatan ekonomi yang banyak digeluti masyarakat sejak zaman dahulu hingga kini adalah bidang perdaganan. Aktivitas dagang merupakan sesuatu yang sangat dianjurkan dalam ajaran islam. Bahkan, rasulullah SAW pernah menyatakan dalam hadist shahih bahwa 9 dari 10 pintu rezeki adalah meliputi pintu perdagangan. Itu artinya bisnis dagang menguasai 90% perekonomian dunia.

Perdagangan merupkan kolaborasi aktivitas penjual dan pembeli yang umumnya dilakukan dipasar dengan segenap bentuknya, baik pasar tradisional maupun pasar modern, pasar nyata maupun maya, pasar konvensional maupun syariah. Pasar adalah jantung perekonomian bangsa. Maju mundurnya perekonomian sangat bergantung kepada kondisi pasar. Agar  pasar tidak bergerak pada jalur yang sesuai dengan fitrahnya, Al-Qur'an dan hadis memberikan beberapa garis panduan yang berfungsi sebagai rambu atau aturan main dalam rangka menegakkan kepentingan semua pihak, berdiri diatas segala kepentingan, baik individu serta kelompok.

Permintaan dan penawaran merupakan dua aktivitas yang mendasari kegiatan perekonomian. Permintaan dan penawaran juga merupakan dua kata yang paling sering digunakan oleh para ekonom, keduanya merupakan kekuatan-kekuatan yang membuat perekonomian pasar bekerja. Sedankan mekanisme pasar itu sendiri adalah interaksi yang terjadi antra permintaan dari sisi konsumen dan penawaran. Permintaan dan penawaran dalam mempengaruhi pasar dari sisi produsen, sehingga harga yang diciptakan merupakan perpaduan dari kekuatan masing-masing pihak tersebut. Oleh karena itu, perilaku permintaan dan penawaran merupakan konsep dasar dari kegiatan bisnis.

Perbedaan prinsip antara permintaan dan penawaran dalam islam dengan konvensional adalah terletak pada faktor utama dalam mempengaruhi permintaan dan penawaran. Menurut ekonomi konvensional titik beratnya pada harga, jika harga tinggi maka permintaan akan turun, begitu pula sebaliknya. Sedangkan dalam ekonomi islam ini titik beratnya pada faedah, kemaslahatan ataupun manfaat suatu barang, sedangkan harga bukanlah tinjauan dasar dalam ekonomi Islam, tapi sisi relegiuslah yang menjadi faktor utama. Dengan demikian, pandangan ekonomi Islam mengenai permintaan, penawaran dan mekanisme pasar ini relative sama dengan ekonomi konvensional, namun terdapat batasan-batasan dari individu untuk berperilaku ekonomi yang sesuai dengan aturan syariah. Dalam ekonomi islam, norma dan moral islami yang merupakan prinsip Islam dalam berekonomi, merupakan faktor yang menentukan suatu individu maupun masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonominya.

Perubahan dari harga dan pendapatan menyebabkan timbulnya kepekaan terhadap permintaan suatu konsumen yang disebut dengan elastisitas. Elastisitas adalah besarnya perubahan jumlah barang yang diminta yang diakibatkan oleh perubahan pendapatan. Derajat kepekaan atau elastisitas dari pendapatan akan menunjukkan status suatu barang antara barang mewah, barang normal atau barang inferior, sedangkan perubahan dari harga barang lain akan menunjukkan sifat kedua barang yang saling melengkapi atau saling menggantikan.

Penelitian ini dilakukan di Pasar Tanjung Kabupaten Jember. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dipasar tersebut dikarenakan pasar tersebut banyak terjadi aktivitas penjual dan pembeli yang lebih beragan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan pasar yang terjadi di pasar saat ini.

Rumusan Masalah
Bagaimana Permintaan Cabai dan Kue Tradisional di Pasar Tanjung?
Bagaimana Penawaran Cabai dan Kue Tradisional di Pasar Tanjung?
Bagaimana Keseimbangan harga Cabai dan Kue Tradisional di Pasar Tanjung?
Bagaimana Elastisitas Harga Permintaan Cabai dan Kue Tradisional di Pasar Tanjung?
Bagaimana Elastisitas Pendapatan Cabai dan Kue Tradisional di Pasar Tanjung?

Tujuan penelitian
Untuk mengetahui permintaan Cabai dan Kue Tradisional di Pasar Tanjung  secara langsung
Untuk mengetahui penawaran Cabai dan Kue Tradisional di Pasar Tanjung secara langsung
Untuk mengetahui keseimbangan Cabai dan Kue Tradisional di Pasar Tanjung pasar secara lansung
Untuk mengetahui elastisitas harga permintaan Cabai dan Kue Tradisional di Pasar Tanjung
Untuk mengetahui elastisitas pendapatan Cabai dan Kue Tradisional di Pasar Tanjung

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kepentingan praktis maupun pengembangan ilmu pengetahuan bagi pihak-pihak berikut.
Bagi Penulis
Dengan melakukan penelitian ini, penulis memperoleh pengalaman dan ilmu pengetahian lebih tentang keberadaan pasar tradisional dan mengetahui harga yang ada dipasar pada bulan sekarang.
Bagi Pihak Lain
Sebagai tambahan refrensi bagi rekan-rekan yang memerlukan sumber data dalam melakukan penelitian.

Metode Penelitian
Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Kabupaten Jember khususnya di pasar Tanjung. Alasan pemilihan tempat penelitian yaitu Pasar Tanjung yang terletak di pusat kota merupakan salah satu pasar tradisional yang ada di Jember. Dari beberapa pasar tradisional yang ada di Kabupaten Jember, pasar Tanjung merupakan pasar tradisional yang paling besar dan menjadi pilihan utama bai masyarakat Kabupaten Jember.

Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada hari Kamis, 09 Mei 2019 pada jam 13.27 WIB.

Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode pengumpulan wawancara, observasi lapangan, dan dokumentasi. Adapun beberapa metode tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Wawancara
Dalam mengambil data kepada pedagang Pasar Tanjung, peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstuktur adalah wawancara bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya. Oleh karena itu, kreatifitas peneliti sangat dibutuhkan dalam melaksanakan jalannya wawancara, sehingga peneliti harus benar-benar mempunyai dasar yang kuat melakukan wawancara tersebut.

Observasi Lapangan
Observasi yang dilakukan peneliti pengambilan data adalah observasi secara langsung. Selama observasi ini peneliti mencoba memperkenalkan dirinya pada subyek penelitiannya yaitu kepada pedagang yang akan diwawancarai di Pasar Tanjung, sebab posisi sebagai seorang peneliti merupakan orang luar di dalam lingkungan subjek penelitian. Hal tersebut sangat bermanfaat karena dengan memperkenalkan diri kepada pedagang akan memperoleh data sesuai dengan yang diharapkan.

Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengambilan data dengan mengunakan dokumen sebagai sumber yang dapa diperinci dengan jalan melihat, mencatat dan mengabadikannya dalam gambar untuk memperoleh informasi atau gambaran objek yang diteliti. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, ambar, atau karya-karya dari seseorang.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Permintaan
Teori permintaan menerangkan tentang hubungan antara jumlah permintaan dan harga. Berdasarkan ciri hubungan antara permintaan dan harga dapat dibuat grafik kurva permintaan. Analisis dalam bagian ini akanmenerangkan ciri perhubungan antara permintaan dan harga dan pembentukan kurva permintaan.
Hukum permintaan: makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Permintaan
Harga barang itu sendiri
Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu bertambah. Begitu juga sebaliknya. Hal ini membawa kita ke hukum permintaan.
Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut

Harga barang lain juga mempengaruhi permintaan suatu barang, tetapi kedua macam barang tersebut mempunyai keterkaitan. Keterkaitan dua macam barang dapat bersifat substitusi (pengganti) dan bersifat komplemen (pelengkap).

Tingkat pendapatan Per Kapita
Tingkat pendapatan per kapita dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang meningkat.

Selera atau Kebiasaan
Memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap keinginan masyarakat untuk membeli suatu barang. Selera juga bisa dipengaruhi oleh trend (produk apa yang sedang hits)

Jumlah penduduk
Pertambahan jumlah penduduk tidak dengan sendirinya menyebabkan bertambahnya jumlah barang yang diminta. Tetapi, dengan adanya pertambahan jumlah penduduk biasanya diikuti oleh bertambahnya jumlah kesempatan kerja. Hal ini menyebabkan adanya peningkatan pendapatan masyarakat tersebut, sehingga akan meningkatkan jumlah barang yang diminta.

Perkiraan harga dimasa mendatang
Bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang akan naik, adalah lebih baik membeli barang itu sekarang, sehingga mendorong orang untuk membeli lebih banyak saat ini guna menghemat belanja di masa mendatang.

Distribusi pendapatan
Tingkat pendapatan per kapita bisa memberikan kesimpulan yang Salah bila distribusi pendapatan buruk. Artinya sebagian kecil kelompok masyarakat menguasai begitu besar perekonomian. Jika distribusi  pendapatan buruk, berarti daya beli secara umum melemah, sehingga permintaan terhadap suatu barang menurun.
Efek Faktor Bukan-Harga Terhadap Permintaan

Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut
Hubungan antara sesuatu barang dengan berbagai jenis-jenis barang lainnya dapat dibedakan kepada tiga golongan, yaitu: (i) barang lain itu merupakan pengganti, (ii) barang lain itu rnerupakan pelengkap, dan (iii) kedua barang tidak mempunyai kaitan sama sekali (barang netral).
Barang Pengganti

Suatu barang dinamakan barang pengganti kepada barang lain apabila ia dapat menggantikan fungsi barang lain tersebut. Kopi dan teh adalah barang yang dapat saling menggantikan fungsinya. Seorang yang suka meminum teh selalu dapat menerima minuman kopi apabila teh tidak ada. Sebaliknya seorang peminum kopi tidak akan menolak meminum teh apabila kopi tidak ada. Harga barang pengganti dapat mempengaruhi permintaan barang yang dapat digantikannya. Sekiranya harga barang pengganti bertambah murah maka barang yang digantikannya akan mengalami pengurangan dalarn permintaan. Dengan demikian apabila harga kopi turun maka permintaan terhadap teh akan berkurang. Sebaliknya, apabila harga kopi naik maka permintaan terhadap teh akan meningkat.

Barang Pelengkap
Apabila suatu barang selalu digunakan bersama dengan barang lainnya, maka barang tersebut dinamakan barang pelengkap kepada barang lain tersebut. Gula adalah barang pelengkap kepada kopi atau teh karena pada umumnya kopi dan teh yang kita minum harus dibubuhi gula. Kenaikan atau penurunan permintaan terhadap barang pelengkap selalu sejalan dengan perubahan permintaan barang yang digenapinya. Kalau permintaan terhadap kopi atau teh bertambah, maka permintaan terhadap gula cenderung bertambah juga. Sebaliknya kalau kopi dan teh semakin sedikit permintaannya, maka permintaan untuk gula juga cenderung mengalami penurunan.

Barang Netral
Permintaan terhadap beras dan terhadap buku tulis tidak mempunyai hubungan sama sekali. Maksudnya, perubahan permintaan dan harga beras tidak akan mempengaruhi permintaan buku tulis dan begitu pula sebaliknya. Apabila dua macam barang tidak mempunyai hubungan yang rapat maka perubahan terhadap permintaan salah satu barang tersebut tidak akan mempengaruhi permintaan barang lainnya. Barang seperti itu dinamakan barang netral.

b)Tingkat pendapatan Per Kapita
Tingkat pendapatan Per Kapita merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan corak permintaan terhadap berbagai barang. Perubahan pendapatan selalu menimbulkan perubahan terhadap permintaan berbagai jenis barang. Berdasarkan kepada sifat perubahan permintaan yang berlaku apabila pendapatan berubah, berbagai barang dapat dibedakan menjadi empat golongan barang inferior, barang esensial, barang normal dan barang mewah.

Barang Inferior
Barang inferior adalah barang yang banyak diminta oleh orang-orang yang berpendapatan rendah. Kalau pendapatan bertambah tinggi maka permintaan terhadap barang-barang yang tergolong barang inferior akan berkurang. Para pembeli yang mengalami kenaikan pendapatan akan mengurangi Pengeluarannya terhadap barang-barang inferior dan menggantikannya dengan barang-barang. yang lebih baik mutunya. Ubi kayu adalah suatu contoh barang inferior. Pada pendapatan yang sangat rendah orang-orang mengkonsumsi ubi kayu sebagai pengganti beras atau makanan ringan. Kalau pendapatan meningkat maka konsumen mempunyai kemampuan untuk membeli barang makanan lain dan mengurangi konsumsinya terhadap ubi kayu.

Barang Esensial
Barang esensial adalah barang yang sangat penting artinya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Biasanya barang itu terdiri dari kebutuhan pokok masyarakat seperti makanan (beras, kopi dan gula) dan pakaian yang utama. Perbelanjaan seperti ini tidak berubah walaupun pendapatan meningkat.

Barang Normal
Sesuatu barang dinamakan barang normal apabila ia mengalami kenaikan dalarn permintaan sebagai akibat dari kenaikan pendapatan. Kebanyakan barang yang ada dalam masyarakat termasuk dalam golongan ini. Beberapa contohnya adalah pakaian, sepatu, berbagai jenis peralatan rumah tangga, dan berbagai jenis makanan. Ada dua faktor yang menyebabkan barang-barang seperti itu permintaannya akan mengalami kenaikan kalau pendapatan para pembeli bertambah, yaitu (i) pertambahan pendapatan menambah kemampuan untuk membeli lebih banyak barang, dan (ii) pertambahan pendapatan memungkinkan para pembeli menukar konsumsi mereka dari barang yang kurang baik mutunya kepada barang-barang yang lebih baik.

Barang Mewah
Jenis-jenis barang yang dibeli orang apabila pendapatan mereka sudah relatif tinggi termasuk dalam golongan ini.Emas, intan, mobil sedan adalah beberapa contoh barang mewah. Selain1tu, perabot dan hiasan rumah yang mahal adalah contoh yang lain. Biasanya barang-barang tersebut baru dibeli masyarakat setelah dapat memenuhi kebutuhan yang pokok seperti makanan, pakaian, dan perumahan.

Fungsi Permintaan
Fungsi permintaan adalah permintaan yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan faktor-faktor yang memengaruhinya. Dengan fungsi permintaan, maka kita dapat mengetahui hubungan antara variabel tidak bebas (dependent variable) dan variabel-variabel bebas (independent variables).
Penjelasan di muka dapat ditulis dalam bentuk persamaan matematis yang menjelaskan hubungan antara tingkat permintaan dengan faktor-faktor yang mempegaruhi permintaan.
         - +/- +       +   +     +   +      +
Dx= f(Px,Py,Y/cap,sel,pen,pp,Ydist,prom)
Dimana: Dx= Permintaan barang X
   Px= harga X
   Py= Harga Y (barang substitusi atau komplement)
  Y/cap= pendapatan perkapita
   Sel= selera atau kebiasaan
   Pen= jumlah penduduk
   Pp= perkiraan harga X periode mendatang
  Ydist= distribusi pendapatan
  Prom= upaya produsen meningkatkan penjualan (promosi)
Dx adalah variabel tidak bebas (dependent variable), karena besarnya nilainya ditentukan oleh variabel-variabel lain, yaitu yang berada disisi kanan persamaan. Variabel-variabel ini disebut variabel bebas (independet variable), karena besar nilainya tidak tergantung besarnya nilai variabel lain.
Tanda positif (+) dan negatif (-) menunjukkan pengaruh masing-masing variabel bebas terhada permintaan barang X. Tanda positif menunjukkan hubungan searah, sedangkan tanda negatif menujukkan hubungan terbalik.  Misalnya, pertambahan jumlah penduduk (pen) akan meningkatkan permintaan barang X. Sementara jika harga X (Px) naik, permintaan barang X turun
Dalam analisa ekonomi tidak semua variabel diperhitungkan. Biasanya yang diperhitungkan adalah yang pengaruhnya besar dan langsung. Dalam hal ini variabel yang dianggap memengaruhi permintaan suatu barang adalah harga barang itu sendiri, harga barang lain, dan pendapatan.

Kasus Pengecualian
Di atas telah dijelaskan tentang hukum permintaan. Adakalanya hukum permintaan tidak berlaku, yaitu kalau harga suatu barang naik justru permintaan terhadap barang tersebut meningkat. Paling tidak ada tiga kelompok barang di mana hukum permintaan tidak berlaku.
Barang yang Memiliki Unsur Spekulasi
Misalnya saja emas, saham, dan tanah (di kota). Barang-barang itu dapat menyebabkan orang akan menambah pembeliannya pada saat harganya naik, karena ada unsur spekulasi. Mereka mengharapkan harga akan naik lagi pada saat harga barang itu naik, dengan demikian mereka mengharapkan akan memperoleh keuntungan.
Barang Prestise
Barang-barang yang dapat menambah prestise seseorang yang memilikinya umumnya berharga mahal sekali. Kalau barang tersebut naik harganya, boleh jadi menyebabkan permintaan terhadap barang itu meningkat, karena bagi orang yang membeli berarti gengsinya naik. Contohnya adalah mobil mewah, lukisan dari pelukis terkenal (apalagi pelukisnya sudah meninggal dunia), atau barang-barang antik.
Barang Giffen
Untuk barang giffen (Giffen good), apabila harganya turun menyebabkan jumlah barang yang diminta akan berkurang. Hal ini disebabkan efek pendapatan yang negatif dari barang giffen lebih begar dari pada naiknya jumlah barang yang diminta karena berlakunya efek substitusi yang selalu positif. Dalam hal ini, apabila suatu barang harganya turun (cateris paribus) barang giffen, kenaikan pendapatan nyata  (real income) konsumen bertambah. Untuk kasus barang Giffen, kenaikan pendapatan nyata konsumen justru mengakibatkan permintaan terhadap barang tersebut menjadi berkurang. (Pendapatan nyata adalah pendapatan yang berdasarkan daya beli, artinya sudah memperhitungkan faktor kenaikan atau penurunan harga. Pendapatan yang belum memperhatikan faktor perubahan harga dina akan pendapatan nominal atau money income).

  Skedul dan Kurva Permintaan
Skedul Permintaan Beras
Harga beras per kilogram (Rp)
Permintaan beras per bulan

0
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
100
80
60
40
20
0

Kurva Permintaan Beras
Sudut (alfa) mempunyai kemiringan (slope) sebesar (Qd/(P = - 10 (minus sepuluh), yang mempunyai arti jika harga beras berubah 1 unit maka permintaan beras berubah 10 unit dengan arah yang berlawanan.

Konsep Penawaran
Penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan (jual) pada berbagai tingkat harga selama satu periode tertentu.Faktor-faktor yang menentukan tingkat penawaran adalah harga jual barang yang bersangkutan, serta faktor-faktor lainnya yang dapat disederhanakan sebagai faktor nonharga.
Faktor-foktor yang Memengaruhi Penawaran
Ada beberapa faktor yang daat memengaruhi penawaran suatu barang, yaitu:
Harga barang itu sendiri
Jika harga suatu barang naik, maka produsen cenderung akan menambah jumlah barang yang dihasilkan. Hal ini membawa kita ke hukum penawaran, yang menjelaskan sifat hubungan antara harga suatu barang dengan jumlah barang tersebut yang ditawarkan penjual. Hukum penawaran menyatakan "Semakin tinggi harga suatu barang, ceteris paribus, semakin banyak jumlah barang tersebut yang ingin ditawarkan oleh penjual, dan sebaliknya".
Harga barang lain yang terkait
Barang-barang substitusi dapat memengaruhi penawaran suatu barang. Misalkan, dikarenakan kenaikan biaya produksi di luar negeri, atau kenaikan tarif impor, baju yang diimpor menjadi bertambah mahal harganya. Konsumen baju impor sekarang lebih suka membeli baju buatan dalam negeri sehingga pemintaan terhadap baju produksi dalam negeri meningkat. Kenaikan permintaan ini pada gilirannya akan mendorong para produsen dalam negeri untuk meningkatkan hasil produksinya, sehingga penawaran baju meningkat.
Secara umum dapat dikatakan bahwa apabila harga barang substitusi naik, maka penawaran suatu barang akan bertambah, dan sebaliknya. Sedangkan untuk barang komplemen, dapat kita nyatakan bahwa apabila harga barang komplemen naik, maka penawaran suatu barang berkurang, dan sebaliknya.
Harga faktor produksi
Kenaikan harga faktor produksi, seperti tingkat upah yang lebih tinggi, harga bahan baku yang meningkat, atau kenaikan tingkat bunga modal, akan me-nyebabkan perusahaan memproduksi output-nya lebih sedikit dengan jumlah anggaran yang tetap. Kenaikan harga faktor produksi ini juga akan mengurangi laba perusahaan. Apabila tingkat laba suatu industri tidak menarik lagi, mereka akan pindah keindustri lain dan hal ini akan mengakibatkan berkurangnya penawaran barang.
Biaya produksi
Kenaikan harga input sebenarnya juga menyebabkan kenaikan biaya produksi. Dengan demikian bila biaya produksi meningkat (apakah dikarenakan kenaikan harga faktor produksi atau penyebab lainnya),:naka produsen akan mengurangi hasil produksinya, berarti penawaran barang itu berkurang.
Teknologi produksi
Kemajuan teknologi menyebabkan penurunan biaya produksi, dan menciptakan barang-barang baru. Dalam hubungannya dengan penawaran suatu barang, kemajuan teknologi menyebabkan kenaikan dalam penawaran
Jumlah pedagang/penjual
Apabila jumlah penjual suatu produk tertentu semkin banyak, maka penawaran barang tersebut akan bertambah.
Tujuan perusahaan
Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan laba, bukan memaksimumkan hasil produksinya. Akibatnya, tiap produsen tidak berusaha untuk memanfaatkan kapasitas produksinya secara maksimum, tetapi akan menggunakannya pada tingkat produksi yang memberikan keuntungan maksimum.
Namun demikian sering kita temui produsen yang mempunyai tujuan lain dalam berproduksi. Misalnya, ada perusahaan yang tidak mau menanggung risiko; mereka cenderung melakukan kegiatan produksi yang lebih "aman" meskipun hal itu menyebabkan tingkat keuntungannya menjadi lebih sedikit. Sedangkan BUMN, misalnya, lebih mementingkan mencapai tingkat produksi yang maksimum (agar tingkat kemakmuran masyarakat meningkat), dan bukan keuntungan yang maksimum. Dengan demikian penawaran suatu barang dipengaruhi oleh tujuan yang ingin dicapai produsen.

Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah juga dapat memengaruhi penawaran suatu barang. Di Indonesia, beras merupakan makanan utama. Kebijakan pemerintah untuk mengurangi impor beras dan meningkatkan produksi dalam negeri guna tercapainya swasembada beras, menyebabkan para petani menanam padi tertentu yang memberikan hasil banyak setiap panennya. Kebijakan ini jelas menambah supply beras dan keperluan impor beras dapat dikurangi.
Sama halnya dengan permintaan, analisis penawaran dapat disederhanakan, dianalogikan dengan permintaan. Jika yang berubah adalah harga, maka terjadi pergerakan sepanjang kurva penawaran (movement along supply curve). Berarti, perubahan harga akan menyebabkan perubahan jumlah yang ditawarkan. Jika yang berubah adalah faktor nonharga (ceteris paribus), maka kurva penawaran bergeser ke kiri atau ke kanan. Bergeser ke kanan berarti jumlah yang lebih banyak akan ditawarkan pada sembarang harga yang tetap, dan bergeser ke kiri berarti jumlah yang lebih sedikit akan ditawarkan pada harga yang tetap mana pun.
Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah penawaran yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan faktor-faktor yang memengaruhinya. Penjelasan di muka dapat ditulis dalam bentuk persamaan matematis yang menjelaskan hubungan antara tingkat penawaran dengan faktor-faktor yang memengaruhi penawaran.
+   +/-  -   -   +     +    + /-   +
Sx= f(Px, Py, Pi, c, tek, ped, tuj, kebij)
Di mana: Sx=  penawaran barang X
    Px= harga X
    Py= harga Y (barang substitusi atau komplemen)
    Pi= harga input
    C= biaya produksi
    tek= teknologi produksi
    ped= jumlah pedagang/penjual
    tuj= tujuan perusahaan
    kebij = kebijakan pemerintah
Tanda positif (+) dan negatif (-) menunjukkan pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap penawaran barang X.
Pengaruh faktor Bukan- Harga Terhadap Penawaran
Telahpun dinyatakan bahwa penawaran sesuatu barang ditentukan oleh harga barang itu sendiri dan juga oleh beberapa faktor lainnya. Kita baru saja memperhatikan bagaimana harga akan mempengaruhi jumlah yang ditawarkan. Untuk melengkapi analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran, selanjutnya perlu pulalah diteliti peranan faktor-faktor lainnya dalam mempengaruhi jumlah barang yang ditawarkan.
Harga Barang Lain
Telah diterangkan dalam membahas teori permintaan bahwa barang-barang ada yang saling bersaingan (barang-barang pengganti) satu sama lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Barang-barang seperti itu dapat menimbulkan pengaruh yang penting kepada penawaran sesuatu barang.

Biaya untuk Memperoleh Faktor Produksi
Pembayaran kepada faktor-faktor produksi merupakan pengeluaran yang sangat penting dalam proses produksi berbagai perusahaan. Pengeluaran tersebut mempunyai peranan yang sangat besar dalam menentukan biaya produksi. Tanpa adanya kenaikan produktivitas dan efisiensi, kenaikan harga faktor-faktor produksi akan menaikkan biaya produksi. Di beberapa perusahaan kenaikan pengeluaran untuk memperoleh faktor-faktor produksi akan menyebabkan biaya produksi melebihi hasil penjualannya dan mereka mengalami kerugian. Ini dapat menimbulkan penutupan usaha tersebut dan jumlah penawaran barang menjadi berkurang. Di perusahaan lainnya, kenaikan harga faktor-faktor produksi mengurangi keuntungan mereka. Kalau tingkat keuntungan sesuatu usaha tidak menarik lagi, mereka akan pindah ke usaha lain. Juga tindakan ini dapat mengurangi penawaran dalam sesuatu kegiatan ekonomi tertentu.

Tujuan Perusahaan
Dalam teori ekonomi selalu dimisalkan perusahaan berusaha memaksimumkan keuntungan. Dengan pemisalan ini tiap perusahaan tidak berusaha untuk menggunakan kapasitas memproduksinya secara maksimal, tetapi akan menggunakannya pada tingkat kapasitas yang memaksimumkan keuntungannya. Dalam prakteknya perusahaan-perusahaan banyak yang mempunyai tujuan lain. Ada perusahaan yang tidak mau menanggung risiko, dan untuk itu mereka melakukan kegiatan yang lebih selamat walaupunkeuntungannya lebih kecil. Ada pula perusahaan, seperti misalnya perusahaan yang dimiliki pemerintah, lebih menekankan mencapai produksi yang maksimal daripada keuntungan yang maksimal. Dalam bab-bab yang kemudian akan dapat dilihat bahwa keuntungan maksimal dicapai bukan pada waktu kapasitas produksi mencapai maksimum.
Tujuan yang berbeda-beda tersebut menimbulkan efek yang berbeda terhadap penentuan tingkat produksi. Dengan demikian penawaran sesuatu barang akan berbeda sifatnya sekiranya terjadi perubahan dalam tujuan yang ingin dicapai perusahaan.
Tingkat Teknologi
Tingkat teknologi memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan banyaknya jumlah barang yang dapat ditawarkan. Kenaikan produksi dan perkembangan ekonomi yang pesat di berbagai negara terutama disebabkan oleh penggunaan teknologi yang semakin modern. Kemajuan teknologi telah dapat mengurangi biaya produksi, mempertinggi produktivitas, mempertinggi mutu barang dan menciptakan barang-barang yang baru. Dalam hubungannya dengan penawaran suatu barang, kemajuan teknologi menimbulkan dua efek berikut: (i) produksi dapat ditambah dengan lebih cepat, dan (ii) biaya produksi semakin murah. Dengan demikian keuntungan menjadi bertambah tinggi. Berdasarkan kepada kedua akibat ini dapatlah disimpulkan bahwa kemajuan teknologi cenderung untuk menimbulkan kenaikan penawaran.

Kurva Penawaran
Daftar Penawaran Buku Tulis
Keadaan
Harga (Rp)
Jumlah yang ditawarkan (unit)

A
B
C
D
E
5000
4000
3000
2000
1000
900
800
600
375
100

Kurva penawaran Buku Tulis

Pada umumnya kurva penawaran naik dari kiri ke kanan atas. Berarti arah pergerakanya berlawanan dengan arah pergerakan kurva permintaan. Bentuk kurva penawaran bersifat seperti itu karena terdapat hubungan yang positif di antara harga dan jumlah barang yang ditawarkan, yaitu makin tinggi harga, makin banyak jumlah yang ditawarkan.

Keseimbangan Pasar
Pengertian keseimbangan pasar
Harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) dimana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga. Keadaan keseimbangan dapat ditentukan secara matematik, yaitu dengan memecahkan persamaan permintaan dan persamaan penawaran secara serentak.
Contoh: diketahui : Fungsi permintaan ; Q = 15 -- P
                                Fungsi penawaran ; Q = -6 + 2P

Ditanyakan : Pe dan Qe ?
Jawab : keseimbangan pasar ; Qd = Qs
5 -- P = -6 + 2P
21 = 3P, P = 7
Q = 15 -- P = 15 -- 7 = 8
Jadi, Pe = 7
        Qs = 8

Pengaruh pajak terhadap keseimbangan pasar
Pajak adalah pungutan pemerintah terhadap wajib pajak.
Jenis pajak ada 2 yaitu:
Pajak langsung adalah pajak yang langsung dipungut oleh pemerintah terhadap wajib pajak ( contoh  : pajak penghasilan, pajak PBB dan lain-lain.
Pajak tak langsung adalah pajak yang langsung dipungut oleh pemerintah terhadap wajib pajak ( contoh : pajak tontonan, pajak hiburan, pajak makanan dan minuman ).
Bentuk pajak dibedakan menjadi 2 yaitu:
Pajak perunit adalah pajak yang dikenakan perusahaan setiap unit produk contoh: pajak rokok sebesar 50,/ batang.
Pajak proprosional adalah pajak yang dikenakan perusahaan dalam presentase (%) ( contoh : pajak kendaraan bermotor misal pajak mobil).
Pada umumnya pajak dikenakan pertama kali oleh produsen (penjual), kemudian produsen mengenakan pajak lagi kekonsumen, akibatnya harga jual menjadi lebih tinggi yang pada akhirnya kalau pada pajak yang dirugikan adalah konsumen. Jadi kalau ada pajak yanag berubah adalah fungsi penawaran karena pajak pertama kali dibebankan kepada produsen sedangkan fungsi permintaan tidak berubah melainkan (tetap).
Pengaruh pajak -- spesifik terhadap keseimbnagan pasar
Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang menyebabkan harga harga jual barang tersebut naik. Sebab setelah dikenakan pajak, produsen akan berusaha mengalihkan (sebagai) beban pajak tersebut kepada konsumen.
Mengenakan pajak sebesar t atas setiap unit barang yang dijual menyebabkan kurva penawaran bergeser ke atas, dengan penggal yang lebih tinggi pada sumbu harga. Jika sebelum pajak persamaan penawarannya P = a + Bq maka sesudah pajak ia akan menjadi P = a + bQ + t = (a + t) + bQ.
Contoh :
Diketahui : permintaan; P = 15 -- Q
                   Penawaran; P = 3 + 0,5Q
                   Pajak; t = 3 per unit.
Ditanyakan : berapa P dan Q keseimbangan sebelum dan sesudah pajak?
Contoh soal:
Misalnya sebelum pajak, Pe = 7 dan Qe = 8 . sesudah pajak, harga jual yang ditawarkan oleh produsen menjadi lebih tinggi, persamaan penawarannya berubah dan kurvanya bergeser keatas.
Penawaran sebelum pajak : P = 3 + 0,5Q
Penawaran sesudah pajak : P = 3 + 0,5Q + 3 = 6 + 0,5Q
Sedangkan permintaan tetap : P = 15 -- Q
 Keseimbangan pasar : Pd = 15 -- Q = 6 + 0,5Q -- 1,5Q = -9
Q = 6
Jadi, sesudah pajak ; P'e = 9 dan Q'e = 6
Beban pajak
Beban pajak yang ditanggung konsumen (tk)
Rumus : tk = P'e -- P , dalam contoh kasus diatas, tk = 9 -- 7 = 2
Beban pajak yang ditanggung produsen (tp)
Besarnya bagian dari beban pajak yang ditanggung oleh produsen (tp) adalah selisih antara besarnya pajak per unit barang (t) dan bagian pajak yang menjadi tanggungan konsumen (tk).
Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah (T)
Rumus : T = Q'e X, dalam contoh kasus, T = 6 x 3 = 18
Pengaruh pajak-proporsional terhadap keseimbnagan pasar
Pajak proporsional ialah pajak yang besarnya diterapkan berdasarkan persentase tertentu dari harga jual; bukan diterapkan secara spesifik ( misalnya 3 rupiah ) per unit barang. Meskipun pengaruhnya serupa dengan pengaruh pajak spesifik, menaikan harga keseimbnagan dan mengurangi jumlah keseimbangan, namun analisisnya sedikit berbeda.

Misalnya : jika persamaan penawaran semula P = a + bQ (atau Q = -a/b + 1/b P) maka, dengan dikenakannya pajak proporsional sebesar 1% dari harga jual, persamaan penawaran yang baru akan menjadi :
P = a + bQ + tP t : pajak proporsional dalam %
P -- Tp = a + bQ
(I -- t) P = a + bQ
Contoh :
Diketahui permintaan; P = 15 -- Q
                 Penawaran; P = 3 + 0,5Q
                 T = 25%
Ditanyakan : berapa P dan Q keseimbangan sebelum dan sesudah pajak ?
Penyelesaian :
Sebelum pajak, Pe = 7 dan Qe = 8, sesudah pajak, persamaan penawarannya akan berubah, sementara permintaannya tetap
P = 15 -- Q atau Q = 15 -- P
Penawaran sesudah pajak, dengan t = 25% = 0,25:
P = 3 + 0,5Q + 0,25
P = 3 + 0,75Q

Keseimbangan pasar :
Pd = Ps
15 -- Q = 3 + 0,75Q
-1,75Q = -12
Q = 6,6
Jadi, sesudah pajak : P'e = 8,4 dan Q'e = 6,6
Pajak yang diterima oleh pemerintah dari setiap unit barang adalah : t x P'
e = 0,25 x 8,4 = 2,1

Besarnya pajak yang ditanggung oleh konsumen untuk setiap barang yang dibeli adalah tk = P'e -- Pe = 8,4 -- 7 = 1,4
Sedangkan yang tanggung produsen adalah : tp = t -- tk = 2,1 -- 1,4 = 0,7
Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah adalah : T = Q'e x t = 6,6 x 2,1 = 13,86.
Pengaruh subsidi terhadap keseimbangan pasar
Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari pajak, oleh karena itu ia sering juga disebut pajak negatif. Seiring dengan itu, pengaruhnya terhadap keseimbangan pasar berbalikan dengan pengaruh pajak, sehingga kita dapat menganalisis seperti ketika menganalisis pengaruh pajak. Subsidi dapat bersifat spesifik dan dapat juga bersifat proporsional.
Pengaruh subsidi. Subsidi yang diberikan atas produk/penjualan sesuatu barang menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi lebih rendah. Dengan adanya subsidi, produsen merasa ongkos produksinya menjadi lebih kecil sehingga ia bersedia menjual lebih murah.
Dengan subsidi sebesar s, kurva penawaran bergeser sejajar kebawah, dengan penggal yang lebih kecil (lebih rendah) pada sumbu harga.
Jika sebelum subsidi persamaan penawarannya P = a + bQ maka sesudah subsidi persamaannya akan menjadi P' = a + bQ -- s = (a - s) + Bq

Contoh :
Diketahui : permintaan; P = 15 --Q
                   Penawaran; P = 3 + 0,5Q
                   Subsidi; s = 1,5 per unit.
Ditanyakan : berapa P dan Q keseimbangan sebelum dan sesudah sunsidi ?
Penyelesaian :
Tanpa subsidi, Pe = 7 dan Qe = 8. Dengan subsidi, harga jual yang ditawarkan oleh produsen menjadi lebih rendah, persamaan penawaran berubah dan kurvanya bergeser turun.
Penawaran tanpa subsidi : P = 3 + 0,5Q
Penawaran dengan subsidi : P = 3 + 0,5Q -- 1,5
P = 1,5 + 0,5Q    Q = -3 + 2P
Permintaan tetap : P = 15 -- Q       Q = 15 -- P
Maka, keseimbangan pasar : Qd = Qs
15 -- P = -3 + 2P     18 = 3P, P = 6
Jadi dengan adanya subsidi : P'e = 6 dan Q'e = 9

Bagian subsidi yang dinikmati
Bagian subsidi yang dinikmati konsumen, besarnya bagian dari subsidi yang diterima, secara tidak langsung, oleh konsumen (sk) adalah selisih antara harga keseimbangan tanpa subsidi (Ps) dan harga keseimbangan dengan subsidi (P'e).
Bagian subsidi yang dinikmati produsen.
Dalam contoh kasus diatas, sp = 1,5 -- 1 = 0,5
Jumlah subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah. Besarnya jumlah subsidi yang diberikan oleh pemerintah (S) dapat dihitung dengan mengalikan jumlah barang yang terjual sesudah subsidi (Q'e) dengan besarnya subsidi per unit barang (s).
Dalam contoh kasus diatas, S = 9 x 1,5 = 13,5
Keseimbangan pasar dua macam produk
Di pasar terkadang permintaan suatu barang dipengaruhi oleh permintaan barang lain. Ini bisa terjadi pada dua macam produk atau lebih yang berhubungan secara subtitusi dan komplementar.
Contoh produk substitusi :
Beras dengan gandum dan minyak tanah & gas elpiji,
Contoh produk komplementar :
Teh dengan gula dan semen dengan pasir

Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas ialah suatu pengertian yang menggambarkan derajat kepekaan/respon dari jumlah barang yang diminta/ ditawarkan akibata perubahan faktor yang mempengaruhinya. Elastisitas harga mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah bila harganya berubah sebesar satu persen. Elastisitas mengukur keinginan dan kemampuan pembeli dan penjual untuk mengubah perilaku akibat adanya perubahan dalam lingkungan ekonomi.
Harga cabai akan mempengaruhi pendapatan. Konsumen yang pendapatannya tinggi mempunyai daya beli yang besar karena kemampuan untuk membeli suatu barang akan meningkat seiring peningkatan jumlah pendapatan. Dalam penelitian ini, ketika harga cabai meningkat maka diindikasikan akan mempengaruhin tingkat pendapatan yang diperoleh, karena semakin besar pendapatan yang harus digunakan untuk membeli bahan baku cabai.
Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui sifat permintaan cabai sebagai akibat dari perubahan harga cabai dikalangan kota,
Untuk mengetahui pengaruh peningkatan harga cabai terhadap jumlah yang diminta atas merica dikalangan tersebut,
Untuk mengetahui pengaruh peningkatan harga cabai terhadap jumlah yang diminta atas tomat dikalangan kota
Untuk mengetahui pengaruh perubahan harga cabai terhadap pendapatan dikota.
Metode penelitian
Penelitian dilakukan dikota tanjung karna berkembang pesat dan mampu menciptakan permintaan dan penawaran.
Variabel-variabel yang digunakan  dalam penelitian ini adalah harga cabai. Harga cabai adalah besarnya uang yang dikeluarkan untuk membeli cabai, dimana disini uang mencerminkan nilai nominal dari cabai yang merupakan kesepakatan antara penjual dan pembeli.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah primer dan data sekunder. data sekunder dalam penelitian ini adalah data -- data yang didapatkan di badan pusat statistik serta melalui bentuk -- bentuk yang telah diteliti oleh pihak lain seperti studi -- studi empiris yang berkaitan dengan variabel terkait, seperti data cabai, produksi cabai dan luas lahan serta data lainnya terkait dengan penelitian. Data primer dalam penelitian ini adalah data -- data yang didapat melalui penyebaran kuisioner dan melakukan wawancara mendalam dengan narasumber yang bersangkutan.
Berdasarkan hasil analisis bahwa
Sifat permintaan cabai sebagai akibat dari perubahan harga cabai dikalangan kota. Yaitu persentase perubahan jumlah yang diminta atas atas cabai lebih kecil dari pada persentase perubahan harga cabai.
Peningkatan harga cabai tidak berpengaruh positif terhadap jumlah yang diminta atas merica. Yaitu semakin tinggi harga cabai maka akan semakin menurun jumlah yang diminta atas merica.
Peningkatan harga cabai berpengaruh negatif terhadap jumlah yang diminta atas tomat. yaitu, semakin tinggi harga cabai maka akan semakin menurun jumlah yang diminta atas tomat.
Peningkatan harga cabai berpengaruh negatif terhadap pendapatan di kota. Yaitu, semakin tinggi harga cabai maka akan menurunkan pendapatan di kota.

Menghitung koefesien elastisitas permintaan
Jadi, hasil dari hitungan koefesien elastisitas ialah bernilai negatif, Alasannya karena untuk harga dan jumlah barang yang diminta justru berbanding terbalik (terjadi arah yang berbalikan).
Maka diperoleh, penurunan harga menikan permintaan atau kenaikan harga menurunkan permintyaan, tetapi sering sekali tanda negatif diabaikan dalam menghitung koefesien elastisitas. Pada saat melakukan perhitungan koefesien elastisitas permintaan ada beberapa kemungkinan diantaranya yakni
Rumus elastisitas permintaan
Permintaan elastisitas (Ed > 1)
Suatu permintaan yang mempunyai angka koefesien elastisitas > 1 ialah bersifat elastis.Maksudnya, untuk persentase harga lebih kecil dari pada % perubahan kuantitas yang diinginkan. Sehingga akan muncul perubahan jumlah barang yang di inginkan dalam jumlah yang lebih banyak apabila terjadi perubahan harga sedikit saja.
Contoh kasus :
Toko baju bordir pada akhir tahun melakukan cuci gudang untuk semua jenis baju, dari baju anak-anak sampai dewasa. Harga baju anak yang semula Rp 20.000,00 turun menjadi Rp 15.000,00. Jumlah permintaan baju anak-anak meningkat dari 1.000 menjadi 4.000 karena dampak dari penurunan harga.
Permintaan inelastis (Ed < 1)
Permintaan inelastis yang memiliki angka koefesien elastisitas minus dari 1 bersifat inelastis. Maksudnya persentase perubahan harga lebih tinggi jika dibandingkan persentase perubahan kuantitas yang diminta, artinya perubahan yang besar dalam harga tidak diiringi oleh perusahaan seperti kuantitas yang diinginkan.
Permintaan elastis uniter (Ed = 1)
Permintaan yang mempunyai nilai koefesien elastisitas sama dengan 1 (satu) yakni permintaan elastis uniter. Sehingga untuk persentase perubahan harga sama dengan persentase perubahan kuantitas yang diinginkan.

Permintaan elastis sempurna
Sebuah permintaan yang memiliki angka elastisitas sama dengan tak terhingga (Ed = -) bersifat elastis sempurna. Maksudnya, permintaan dapat memenuhi yang tak terhingga, walaupun harga barang tetap.
Elastisitas Pendapatan
Elastisitas pendapatan adalah suatu perebuhan (peningkatan atau penurunan) dari pada pendapatan customer yang akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perubahan tersebut diukur dengan elastisitas pendapatan. Kecenderungan perubahan permintaan yang disebabkan oleh perubahan pendapatan masyarakat. Jika penghasilan konsumen meningkat maka permintaan terhadap suatu barang akan meningkat juga. Koefisien elstisitas pendapatan dari permintaan mengukur persentase perubahan jumlah barang yang dibeli per unit waktu akibat adanya persentase perubahan tertentu dalam pendapatan konsumen.

EI=% Perubahan Jumlah Barang yang Diminta
% Perubahan Pendapatan Riel

EI=% QA/ QA= ( QA)xI
%  I/I         I  QA

Keterangan:
Q = Perubhan jumlah barang yang diminta
I = Perubahan pendapatan
Q = Jumlah barang yang diminta
I = Pendapatan

Jenis-Jenis elastisitas pendapatan dapat dijelaskan sebagai berikut:
Ep = 1, ini dinamakan uniter elastic, artinya bila jumlah pendapatan naik atau turun sebanyak 1% maka permintaan akan turun/naik sebanyak 1% pula.
Ep > 1, dinamakn elastic, artinya persentase perubahan kuantitas permintaan lebih besar dari persentase perubahan pendapatan.
Ep < 1, dinamakan inelastic, artinya bila jumlah pendapatan naik/turun sebanyak 1% maka permintan akan turun/naik kurang dari 1%
Ep = 0, dinamakan inelastic sempurna, yaitu bila perubahan pendapatan tidak mempengaruhi jumlah yang diminta (kurva permintaan sejajar dengan sumbu vertical).
Ep = ~ (tak hingga), ini dinamakan elastisitas sempurna, (kurva permintaan sejajar dengan sumbu horizontal).
Maka dapat disimpulkan dari ketiga kemungkinan tersebut bahwa naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta disebut barang normal atau superior. Bila kenaikan dalam dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalah negative dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen.
Jadi, perubahan pendapatan yang terjadi dapat berpengaruhi terhadap mikro ekonomi, yang memiliki kelemahan yaitu distribusi pendapatan yang kurang merata. Berbedanya kesempatan yang dimiliki oleh setiap individu membuat pendapatan masing-masing juga berbeda. Hal tersebut mempengaruhi berbedanya pemenuhan kebutuhan masing-masing individu. Hal ini menyebabkan kesenjangan ekonomi antara yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.

BAB III
HASIL OBSERVASI
Hasil Observasi
Dari hasil observasi kelompok kami di Pasar Tanjung Ibu Septadan Ibu Lili diketahui bahwa Ibu Septa menjual berbagai jenis sayur-sayuran seperti cabai, kol, tomat, kentang dan sayur lainya. Sedangkan Ibu Lili menjual berbagai macam kue tradisional.
Observasi 1
Terpenuhi tidaknya prinsip ekonomi
Kita ketahui bahwa prinsip ekonomi adalah usaha untuk mendapatkan hasil tertentu dengan pengorbanan yang sekecil mungkin. Seorang pedagang pasti akan selalu berusaha agar bisa meminimkan biaya operasionalnya dengan mendapatkan hasil atau untung yang maksimal. Dalam survey yang kami lakukan di satu usaha mikro yang menjual berbagai jenis sayur-sayuran, penjual berupaya agar hasil yang didapat lebih banyak dari biaya yang dikeluarkan yang hanya sedikit.
Penjual mencari barang dagangannya (sayur-sayuran) untuk dijual tersebut. Tidak membeli di satu tempat saja, tetapi penjual mencari distributor yang menjual sayur-sayuran dengan harga yang murah dan berkualitas tinggi, karena jika pejual tidak mencari distributor  yang menjual sayur-sayuran dengan harga yang murah dan berkualitas maka penjual tersebut bisa mengalami kerugian seperti misalnya jika sayuran tersebut berkualitas jelek maka sayuran tersebut tidak akan bertahan lama dan cepat busuk mengakibatkan penjual merugi. Dimisalkan juga jika penjual tetap mengambil barang dagangan nya di satu tempat distributor dimana disana harga barang lebih tinggi dari pada di tempat lain, maka penjual akan merasa rugi.
Untuk harga yang dipasarkan penjual menetapkan harga barang tersebut dengan mengikuti harga pasar karena bukan hanya satu penjual saja yang membuka toko sayuran, banyak yang penjual yang berjualan sayuran atau banyaknya pesaing.
Jika penjual ini menetapkan harga sendiri maka penjual akan mengalami kerugian. Jadi harga yang ada dipasaran itu akan ditentukan oleh Pemerintah supaya tidak terjadinya kesenjangan.
Penjual tidak melakukan promosi barang dagangan mereka tetapi secara tidak langsung para konsumen lah yang mempromosi dagangannya dari satu konsumen ke konsumen yang lain, contohnya yaitu misal satu konsumen tersebut membeli cabai kepada penjual ini, kemudian ada yang bertanya kepada konsumen ini apakah cabainya bagus dan timbangannya sesuai dan konsumen tersebut menjawab iya, dari hal ini bahwa konsumen yang lain akan membeli cabai kepada penjual tersebut. Dengan penjelasan konsummen tersebut maka penjual akan mendapatkan konsumen lainnya dan seterusnya.
berlaku tidaknya teori permintaan dan penawaran
Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).
Hasil dari survey kami bahwa berlakunya suatu hukum permintaan dimana dari penjelasan penjual sayur-sayuran yang kami wawancara jika harga barang dipasaran mengalami penurunan atau tetap pada harga normal maka penjualan akan mengalami kenaikan yang lumayan banyak karena konsumen memiliki prinsip ekomoni yaitu bagaimana cara mendapatkan barang yang bermutu dan memiliki kualitas yang baik dengan harga serendah mungkin atau dengan mengeluarkan jumlah uang yang sedikit maka konsumen biasanya membeli suatu barang tersebut jika harga mengalami penurunan atau harga barangnya normal.
Sebaliknya jika harga barang tersebut mengalami kenaikan, misal kenaikan harga kenaikan nya berkisaran Rp.5.000,00 -- Rp. 10.000,00 atau lebih kecil dari itu saja konsumen akan mempertimbangkan akan membeli sayuran tersebut atau tidak, jika menurut konsumen itu tidak terlalu diperlukan atau tidak pada saat mendesak konsumen tidak akan membeli sayuran tersebut.
Dari hasil survey contohnya yaitu harga Cabai dengan harga normal Rp.10.000,00 dengan penjualan yang bersedia diminta sebanyak 30kg dan pada saat harga naik menjadi Rp.20.000,00 penjualan buah cabai hanya 15kg. Disini sudah kelihatan bahwa hukum permintaan berjalan atau terlaksana.
Tidak beda jauh dari hukum permintaan, Hukum Penawaran juga lumayan terlaksana didalam penjualan Sayur-sayuran seperti pada saat menjelang hari hari besar seperti hari Raya Idul Fitri , Natal , dan hari Raya Idul Adha dimana semua barang-barang yang ada dipasaran termasuk sayur-sayuran mengalami kenaikan harga dan diiringi oleh kenaikan jumlah konsumsi dari masyarakat.
Sebaliknya jika harga sayur-sayuran mengalami penurunan maka penawaran barangnya juga mengalami penurunan. Seorang penjual harus pintar dalam hal ini, penjual memasok sayur-sayuran dengan jumlah yang lebih banyak dari hari biasanya berharap agar mendapatkan keuntungan yang banyak dari kegiatan tersebut.
Contohnya harga normal buah Cabai yaitu Rp.10.000,00 dengan jumlah barang yang ditawarkan sebanyak 80kg, kemudian harga naik  menjadi Rp.20.000,00 jumlah barang yang ditawarkan yaitu sebanyak 40kg. dimana penjual berharap mendapatkan keuntungan dari hal tersebut.
Ada kalanya jika harga naik tetapi penawarannya menurun, seperti dari penjelasan penjual jika pada saat cuaca yang kurang mendukung seperti hujan maka penjual akan meminimalkan jumlah sayur-sayurannya tersebut untuk menghindarkan kerugian karena pada saat cuaca yang tidak mendukung penjualan mengalami penurunan. Sangat besar resiko jika penjual memperbanyak jumlah barang dagangan mereka.
Keseimbangan Kurva Permintaan dan Penawaran harga Cabai

Contoh soal Elastisitas Harga Permintaan dan Penawaran
Elastisitas Permintaan :
Pada saat harga normal Cabai yaitu sebesar Rp.10.000,00 penjualan buah jeruk hanya 30kg dan pada saat harga naik menjadi  Rp.20.000,00 dengan penjualan sebanyak 15kg. Hitunglah elastisitas nya!
Jawab:
Ep = Persentase perubahan jumlah yang diminta/persentase perubahan harga
= 15/20.000
= 0.75
Elastisitas penawaran :
Pada saat harga Cabai yaitu Rp10.000,00 dengan jumlah barang yang ditawarkan sebanyak 30kg, kemudian harga naik menjadi Rp.20.000,00 jumlah barang yang ditawarkan yaitu sebanyak 60kg. Hitunglah Elastisitasnya!
Jawab :
Es = Persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan/persentase perubahan harga
= 30/20.000
=0.15
Mengkaji ada tidaknya eksternalitas dalam menjalankan usahanya
Dampak eksternalitas dibagi menjadi 2 tipe yaitu eksternalitas positif dan eksternalitas negatif. Didalam sebuah usaha tidak bisa dipungkiri pasti ada dampak positif dan negatifnya baik itu usaha makro seperti perusahaan dan lain sebagainya maupun usaha mikro seperti pedagang kaki lima atau usaha kecil lainnya. Bisa kita ketahui bahwa eksternalitas yaitu dampak atau pengaruh yang dirasakan pihak luar atau orang akibat tindakan orag lain tanpa ada kompensasi dari pihak yang merugikan. Dari tempat penjual yang kami survey dan wawancara dengan penjual terlihat bahwa tidak terjadi nya dampak yang buruk didalam mereka menjalankan usahanya. Penjual tidak membuang Limbah (buah yang busuk) sembarangan.

Biodata Narasumber
Nama: Septa
Umur: 30 Tahun
Asal: Jember
Berjualan: Cabai
Lama Jualan: 1 Tahun

Dokumentasi

Observasi 2
Dari hasil wawancara yang kami lakukan bersama Ibu Lili harga kue bervariasi mulai dari harga Rp 1.000 per kue sampai Rp 2.000 per kue. Kue yang dijualpun bervariasi tapi disini Ibu Lili tidak membuat kue itu sendiri tapi orang yang menitipkan kuenya untuk dijual, Ibu Lili hanya menjaga kuenya. Dari pembuat kue memberikan harga Rp 900 per kue jadi dan Ibu Lili menjual kuenya dengan harga Rp 1.000. Ibu Lili hanya mengambil keuntungan Rp 100. Dan Ibu Lili berjualan tetap di pasar tersebut sejak dulu hingga sekarang. Tips agar jualan laris yang dilakukan Ibu Lili adalah dengan cara ramah dengan para pembeli dan kue yang dijualpun juga bervariasi agar pembeli lebih tertarik untuk membeli kue di Ibu Lili. Jika kue tidak laku pada hari itu maka yang dilakukan Ibu Lili adalah mengembalikan kuenya kepada pembuat kue. Apabila sedang ada permintaan dari knsumen Ibu Lili akan memesannya ke pembuuat kue demi memenuhi permintaan konsumen.
Kita ketahui bahwa prinsip ekonomi adalah usaha untuk mendapatkan hasil tertentu dengan pengorbanan yang sekecil mungkin. Seorang pedagang pasti akan selalu berusaha agar bisa meminimkan biaya operasionalnya dengan mendapatkan hasil atau untung yang maksimal. Dalam survey yang kami lakukan di satu usaha mikro yang menjual berbagai macam kue tradisional, penjual berupaya agar hasil yang didapat lebih banyak dari biaya yang dikeluarkan yang hanya sedikit.
Penjual memperoleh barang dagangannya (kue tradisional) untuk dijual tersebut. Tidak dari satu distributor saja, tetapi penjual langsung di datangi oleh distributor (pembuat kue) yang menitipkan jualanya. Jadi jika kue tersebut sudah tidak bagus, penjual akan mengembalikan kue tersebut ke distributornya.Untuk harga yang dipasarkan penjual menetapkan harga barang tersebut dengan mengikuti harga pasar karena bukan hanya satu penjual saja yang menjual kue tradisional. Jika penjual ini menetapkan harga sendiri maka penjual akan mengalami kerugian.
Penjual tidak melakukan promosi barang dagangan mereka tetapi secara tidak langsung para konsumen lah yang mempromosi dagangannya dari satu konsumen ke konsumen yang lain, contohnya yaitu misal satu konsumen tersebut membeli kue kepada penjual ini, kemudian ada yang bertanya kepada konsumen ini apakah kuenya enak dan harganya murah konsumen tersebut menjawab iya, dari hal ini bahwa konsumen yang lain akan membeli kue kepada penjual tersebut. Dengan penjelasan konsummen tersebut maka penjual akan mendapatkan konsumen lainnya dan seterusnya.

Biodata Narasumber
Nama: Lili
Umur: 34 Tahun
Asal: Jember
Berjualan: Kue Tradisional
Lama Jualan: 20 Tahun

Dokumentasi

BAB  IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
Dari beberapa hasil pengamatan dapat kita gambarkan bahwa kegiatan penjualan mereka didasari pada kebutuhan ekonomi. Bukan karena keinginan mereka untuk memenuhi kebutuhan konsumen, akan tetapi untuk kepentingan ekonomi bagi mereka para produsen.
Dalam penjualan, para produsen tidak mengambil keuntungan yang banyak, akan tetapi mereka menjual dengan harga yang murah dengan tujuan agar bisa bersaing dengan produsen lain atau penjual lainnya dalam urusan harga. Dengan harga yang miring, maka akan menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen. Menurut kami dengan menggunakan penetapan harga seperti ini adalah hal yang tepat jika dilakukan dipasar seperti ini.
Selain itu, Ibu Septa dan Ibu Lili mengatakan ketika idul fitri dan idul adha, permintaan naik atau meningkat akan tetapi, harga beli atau kulaan mereka juga meningkat. Hal ini disebabkan karena para penjual ingin mendapatkan keuntungan yang lebih. Oleh sebab itu, si penjual juga menaikkan harga. Hal ini sesuai dengan teori permintaan.
Sesuai yang dikatakan teori permintaan, bahwa "perbandingan lurus antara permintaan terhadap harganya yaitu apabila permintaan naik, maka harga relatif akan naik, sebaliknya bila permintaan turun maka harga akan turun"
Maka para penjual juga menaikkan harganya dikarenakan untuk mencari keuntungan yang lebih. Karena sudah dapat dipastikan, ketika itu para konsumen tidak akan pergi atau tidak jadi membeli barang dagangan mereka karena pada waktu itu para pedagang sudah yakin bahwasanya barang yang sedang mereka jual merupakan barang dagangan yang sedang benar-benar dibutuhkan oleh konsumen.
Selanjutnya, dalam kasus penjualan cabai diatas, harga jual yang ada pada bulan lalu hanya Rp 10.000 per kg sedangkan sekarang mengalami kenaikan Rp 20.000 per kg.
Hal ini dikarenakan mendekati hari raya idul fitri jadi para pedagang menaikkan harga cabai. Oleh sebab itu, para pengepul menawarkan cabai dengan jumlah yang banyak karena mereka beranggapan barang dagangannya akan terjual habis. Hal ini sesuai dengan hukum penawaran "semakin tinggi harga, maka semakin banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan. Sebaliknya, semakin rendah tingkah harga, semakin sedikit jumlah barang yang ditawarkan.

BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Mekanisme pasar yang sesuai dengan syariah memang tidak mengedepankan intervensi pemerintah pada kondisi pasar berjalan normal. Namun ketika pasar mengalami distori yang disebabkan oleh ulah para pelakunya, maka pemerintah tentu perlu turun tangan membenahi harga yang dipasar, sesuai dengan misi yang diemban untuk mewujudkan kemaslahatan umat. Intervensi pasar dan regulasi harga dalam Islam dimaksudkan agar tercipta keseimbangan harga dan terjaganya hak dari semua pihak, baik pembeli maupun penjual. Untuk itu perlu ditekankan aspek moralitas yang berdampingan dengan motif mencari lab dan perniagaan. Tak kalah penting dari persoalan regulasi adalah komitmen Islam dalam menegakkn aturan-aturan dengan memberlakukan institusi hisbah, yang memiliki tanggung jawab dan wewenang dalam pengawasan pasar.
Harga yang ditetapkan oleh pedagang dipasar akan sangan berpengaruh terhadap jumlah permintaan. Akan tetapi, penetapan harga para pedagang tergantung juga dari penjual utama dan jumlah barang yang beredar dimasyarakat. Disinilah para pedagang harus pandai-pandai dalam menetapkan harga. Satu sama lain harus berkaitan. Apabila dalam penetapan harga terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka pedagang hanya akan mendapat kerugian. Entah itu karena konsumen yang lari ke pedagang sebelah, atau karena harga jual yang ditetapkan pedagang yang sangat rendah.
Dengan adanya pasar mereka para pedagang jadi merasa mudah untuk berjualan dan dengan lancarnya proses jual beli, mereka para pedagang merasa senang karena hal itu dapat membantu proses perekonomian mereka.
Begitu pula dengan para pembeli atau konsumen, mereka juga merasa terbantu dengan adanya pasar karena denggan adanya pasar, mereka para konsumen jadi lebih mudah untuk mencari barang yang mereka butuhkan.

DAFTAR PUSTAKA
Sukino, Sadono.1991. Teori Ekonomi Mikro, Jakarta:Bina Grafika
Slamet, SW. 1997. Pengantar Belajar Ekonomi,Jakarta: Pradnya Paramita
Susanti, Hera.1996. Pemandu Belajar Ekonomi, Jakarta: Erlangga.
Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori Mikro Ekonomi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Boediono.1996. Ekonomi Mikro, Yoyakarta: BPFE Yogyakarta
Suhartati Joesron, Tati. 2012. Teori Ekonomi Mikro. Yogyakarta:Graha Ilmu
Putong, Iskandar. 2002. Ekonomi Mikro dan Makro, Jakarta: Ghalia Indonesia
Rahadja, Pratama Mandala Manurung. 2016. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Pratama IGR. 2018. Elastisitas Harga Cabai dan Pendapatan Pedagang Kaki Lima di Kota Denpasar, Vol.7 No.9
Perwanta, Wiji. Keseimbangan Pasar, Harga Pasar adalah Tinggi Rendahnya Tingkat Harga yang Terjadi atas Kesepakatan antara Produsen/Penawaran dengan Konsumen dan Permintaan.
Dewi, RT.2009. Analisis Permintaan Cabai Merah di Kota Surakarta. Jurnal Agrobisnis.Vol 7
Saleh, Marhamah. Pasar Syariah dan Keseimbangan Harga. Jakarta: UIN Syarih Hidayatullah.
Kasdi, Abdurrohman. Permintaan dan Penawaran dalam Mempengaruhi Pasar. STAIN Kudus. Vol 4.No 2.
Putri, JS. 2017. Analisis Permintaan dan Penawaran Makanan Khas Sala Bulek di Pantai Gandoriah. Universitas Negeri Padang.
Rosmawati, EY.2015. Pengaruh Keberadaan Pasar Tradisional Terhadap Kesejahteraan Pedagang Dampaknya pada Retribusi Pasar. IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
https://jurnal.usu.ac.id/index.php/ceress/article/view/8077&ved=2ahUKEwiOgPjMjZbiAhUSaq0KHfvLC3cQFjAAegQIBBAB&usg=AOvVaw1-YA8SmqK1WQtp-LGdHNpZ
https://ejournal.unair.ac.id/JEBIS/article/download/1437/1128&ved=2ahUKEwiiq_f6jZbiAhVFWqwKHaFKBwcQFjAAegQIBxAC&usg=AOvVaw1FcxSgx9lZOK7VlONPWLdw
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jhet/article/view/10635&ved=2ahUKEwjz0NSYjpbiAhUNVK0KHeejBUsQFjAAegQIARAB&usg=AOvVaw1FNqaSaXP9yZ0Zqh61CXas
http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/Bisnis/article/download/2688/2030&ved=2ahUKEwif0qyAj5biAhVOcq0KHR5NDYgQFjAAegQIBRAB&usg=AOvVaw3yk82183AkvKFzSp9YZxko
https://ejournal.unair.ac.id/JEBIS/article/download/1437/1128&ved=2ahUKEwif0qyAj5biAhVOcq0KHR5NDYgQFjABegQIBBAB&usg=AOvVaw1FcxSgx9lZOK7VlONPWLdw
http://journal.unisla.ac.id/pdf/113232017/2.%2520anim.pdf&ved=2ahUKEwif0qyAj5biAhVOcq0KHR5NDYgQFjADegQIBhAB&usg=AOvVaw1Pk5N4OdD6ASIWlB42U6EL
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/tawassuth/article/download/1695/1358&ved=2ahUKEwif0qyAj5biAhVOcq0KHR5NDYgQFjAHegQICRAB&usg=AOvVaw0Op-m82DvrSc_3LEXuS0ZE
http://journal.uin.alauddin.ac.id/index.php/lamaisyir/article/download/4982/4428&ved=2ahUKEwif0qyAj5biAhVOcq0KHR5NDYgQFjAIegQICBAB&usg=AOvVaw2jxDSn-mz6CTWTEAE22vcT
http://journal.unismuh.ac.id/index.php/pilar/article/download/463/405&ved=2ahUKEwiOrIv9j5biAhUJRK0KHd4eBPs4ChAWMAB6BAgEEAE&usg=AOvVaw0W5MkF-FTyihn1Tp0lWKCm
http://e.jurnal.unisda.ac.id/index.php/adilla/article/download/734/410/&ved=2ahUKEwiOrIv9j5biAhUJRK0KHd4eBPs4ChAWMAF6BAgIEAE&usg=AOvVaw1GUq5mnGdMf2FO07yHl0F4

Karim, Adiwarman. 2015. Ekonomi Mikro Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
Putong, Iskandar. 2002. Ekonomi Mikro dan Makro, Jakarta: Ghalia Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun