"Minum  Mak !," pinta Kinanthi penuh harap, tak tega juga, melihat derita tuan rumah yang kedinginan dan menderita. Si Emak mengangguk, dan langsung menenggak isi botol hitam  bergambar bunga kecil-kecil.
"Enak sekali, madu ada rasa korma dan jinten ya. Segar dada Emak swkarang, apa ini?,"tanya Emak penasaran, Â berangsur angsur nafasnya teratur berirama, dan stamina badannya terasa lebih baik.
"Ini Kojima Emak, Madu dengan tiga kebaikan yaitu korma, jinten (habbatussauda), dan madu yang mujarab menguatkan badan saat puasa dan menghilangkan banyak derita sakit,"jelas anak gadis itu sambil kembali menyodorkan gelas teh yang masih hangat. Tuan rumah menerima minuman hangat itu dengan penuh rasa syukur. Meludaskannya sampai tandas.
Setiapkali air tehnya habis, Kinanthi sigap mengisi dari termos spesialnya. Tubuh Emak kelihatan tidak menggigil lagi. Kedua perempuan yang menyepi di pojok dunia, hutan lebat  menuju puncak gunung itu larut dalam percakapam khas dua perempuan yang mengasyikkan.
Walaupun yang satu, perempuan yunior dari kota besar, dan yang satu senior, perempuan desa yang sejak lahir sampai tua tak pernah kemana mana. Terungkap akhirnya soal Nining, anak tunggal, pasangan juru kunci gunung, yang pergi merantau di gondol pendaki gunung paruh baya. Dan sudah lima lebaran tak pulang. Maka di momen lebaran seperti ini sepasang kakek nenek itu kangen dan resah dengan keadaan anaknya yang tak tentu rimbanya, ditelan nasib, entah kemana ?.
Tak terasa mereka sudah berbincang nyaris satu jam. Ajaib, batuk emak hilang dan ia mulai mengantuk.
"Maaf, Kinanthi,Emak ngantuk, sudah beberapa hari ini tak bisa tidur karena batuk. Sekarang mendingan. Madu Kojima mujarab juga ya...," cetus Emak Utuy pemuh syukur.
"Tidurlah Mak. Tidur yang enak. Itu kawan kawan yang di depan, Â juga Abah Utuy pada minum madu Kojima. Â
Makanya badannya hangat, enak tidurnya, walau hujan begini dingin.malah tidurnya di luar semua Mak," cerita Gadis baik hati panjang lebar. Baru disadarinya, si Emak sudah tertidur pulas. Sebentar kemudian, terdengar dengkur halus perempuan tua itu. Setelah derita batuknya mereda, malam jadi indah, karena dengkur pulas di luar dan didalam.
Kinanthi tersenyum lega, Â pun beranjak ke bale tidurnya lagi. Diminumnya sisa madu Kojima. Masuklah ia ke kantung tidur abu abu kesayangannya. Hujan dan petir masih menggila sambar menyambar, tapi semua bisa tidur karen minum madu Kojima.
Pagi pun tiba. Hujan akhirnya reda.
Kukuruyuk...
Kukuruyuk...
Suara ayam jantan bersahutan menyambut hari yang baru, tak ada yang bangun, karena semua pulas. Â Lantaran asyik dininabobokan hujan dan khasiat madu istimewa, Kojima !.