Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Humor

Kritik Spesial Abu Awas

20 Februari 2021   19:08 Diperbarui: 20 Februari 2021   19:13 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(picuki. Com/ig/omenggkalksjati)

Seorang ng pembesar yang amat berkuasa,  sekaligus amat ditakuti di kampungnya. Suatu kali menangkap kegelisahan warga,  juga mendengar masukan para sepuh pembisiknya. Agar l anggeng kejayaannya, ia harus mulai terbuka menerima kritik. setelah pidato berapi api dia menutupnya dengan pesan kuat.
"Besok saya tidak mau tahu gimana caranya,  saya mau KRITIk  !", pungkasnya penuh wibawa.

Seantero kampung heboh,  mana ada yang berani. Ngomong terang terangan mengritik jawara nomer satu yang sakti mandraguna.  Salah ngomong pasti celaka. Semua bingung mesti mengkritik apa. Tak ada yang hisa tidur,  malam itu.

Alhirnya,  mereka diam diam mengintip perilaku Abu Awas,   tokoh desa yang dianggap paling jenius juga bijak. Ternyata membawa seplastik besar keripik pisang dan ditaruh di depan pintu rumah megah sang tokoh yang tertutup.  Di plastki itu ia tulis,  dari "Abu Awas yang setia".

Lalu dini hari iti,  dapur semua warga, terjadikehebohan, semua menggoreng keripik pisang. Lalu membungkusnya dalam plastik dan diberi nama mereka masing dengan tambahan : Alim yang memuja,  keluarga Budi yang terpukau, keluarga Soleha yang termehek mehek,  keluarga Juned yang terkagum kagum dan seterusnya. 

Semua ditaruh,  sampai bertumpuk tumpuk.  Di depan rumah sang tokoh.  mereka lega tapi was was juga,  apa langkah mereka benar apa salah. Tapi Abu Awas jarang. salah,  seingat mereka.
Paginya,  semua mengintip dengan tegang dari kejauhan. Saat sang penguasa keluar  rumah. Semua.takut dan tercekam.  Takut kena sanksi atau huru hara.

Krieet !
Blaak!
Pintu terbuka,  sang tokoh jawara kelas satu keluar,  dia berkacak pnggang melihat segunung kripik.pisang depan rumahnya. Mulanya merah padam, kumisnya baplangnya naik tinggi. Pertanda naik pitam. Menit demi menit berjalan lambat. sungguh semua tegang.

Lalu tawanya meledak,  membahana. " Ha ha ha,  dasar orang kampung,  saya minta KRITIK malah dikasih KRIPIK,  terlalu, telinganya terganggu semua, ya, hahaha ! ", tawa segarnya meledak gembira. Lalu dia memanggil semua warga desa dan ia bagi bagikan kripik pisang tiban itu kepada semua warga. Semua ikut tertawa gembira. Tertawa bebas,  krisis berlalu. Syukurlah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun