Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rahasia Jodoh di Kebun Singkong

24 September 2020   04:59 Diperbarui: 24 September 2020   05:15 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di  kebun singkong, diantara kehijauan dedaunnya yang melembutkan mata. Kali ini kunanti, Surti, kembang kampung Cicuwis lewat.

Aku harus dapat kepastian cintanya, siang ini. Bila tak kudapat cintanya, tubuhnya harus kudapat. Pusing sudah, deriraku lebih dari cukup, dihina Toro, lelaki pecundang, dibuang enam pacarnya, ditinggal nikah.

Dari kejauhan aku melihat sosok surti mengenakan kebaya kuning, jarit coklat dan caping lebar, mengarah posisiku. Aku pun makin merunduk sembunyi.

Tapi lama kutunggu, gadis pujaanku tak kunjung muncul. Malah ada isak tangis keras yanh kudengar. Siapa yang menangis ?

Masih mengendap - endap Toro mendekat, seperti ninja maling. Bergerak tanpa suara. Makin dekat, makin kelihatan wajah ayu Surti, yang penuh air mata
.dia tertuduk di gerumbul semak, kakinya mengangkang sembrono.

Tangisnya makin memilukan.Toro tak sampai hati. lalu dia melompat ke depan Surti, menampakkan diri.

"Eh. Dik Surti kenapa menangis di tempat sepi dan wingit begini ?", tanya lajang kurus sambil menatap pesona gadis pujaan pemuda sedesa ini.

"Kang Toro, tolong aku Kang, di rumah ada Mbah Juman, rentenir, utang ibuku banyak, sepeninggal bapak almarhum. Sekarang harus dibayar aku, harus mau jadi istri ke tujuhnya",jerit Surti parau, petempuan sedesa itu tahu, bagaimana perlakuan  keji dan merendahkan bandot tua itu pada istri - istri mudanya.

Begitulah, dihembus angin sepoi -  sepoi dan suasana yang memungkinkan, Toro menghibur Surti dan berjanji membereskan semua hutang Mak Surti.

"Aku akan lunasi hutang Emakmu ke Mbah Juman. Lunas dan aku nggak minta apa - apa..", pungkas Toro memutus kesedihan Surti yang sepertinya tak berujung itu.

"jangan Kang, jangan. Untuk pelunasan hutang - hutangku, Akang harus minta sesuatu", mohon gadis ayu itu sambil.menghapus air mata dengan selendang batiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun