Dengan ini, saya akan mencoba mengakhiri artikel ini dengan pernyataan bahwa di dunia maya dan dunia virtual ini, saya menemukan sebuah penelitian etnografis yang bisa dilakukan.
“Selama masih ada manusia, maka Antropologi akan selalu ada“ setidaknya seingat saya itulah yang dikatakan oleh Pak Hippo, dosen saya, ketika mengajar saya di mata kuliah Antropologi Terapan pada semester 3 silam. Karena, tentunya, ada manusia dalam dunia maya dan virtual ini, mengapa kita tidak mencoba mengarahkan penelitian etnografis ke sana?
Walau memang sebenarnya hal ini perlu dilakukan pembahasan lebih lanjut dan tentunya dengan seseorang yang memang seorang “Antropolog”, tetapi setidaknya saya di sini mencoba untuk mengangkat mengenai topik ini.